23

66.4K 3.9K 322
                                    

Seclon terkekeh kecil melihat raut wajah Itreula yang berseri begitu mereka tiba di Dufan. Adik kecilnya itu tampak takjub dengan pemandangan yang disuguhkan. Dia menepuk puncak kepala adiknya sebelum berucap, "Ayo, kita puasin mainnya. Kakak bakalan bikin kamu lupa sama semua beban yang pernah kamu pikul sendirian."

Suasana Dufan yang begitu padat membuat Seclon sama sekali tidak melepaskan genggaman tangan mereka. Mengingat tujuan dia membawa adik kecilnya ke sini untuk melupakan segala beban, dia pun menuntun Itreula ke wahana Halilintar.

Itreula bergidik ngeri mendengar jeritan orang-orang yang duduk di kereta tersebut. Kereta tersebut bergerak dengan cepat, bukan hanya itu lintasan turunan dan tanjakan kereta tersebut juga begitu tinggi.

"Kakak gila? Itre enggak berani naik itu."

Seclon tertawa. "Masa adik kakak selama ini berani hadapi papanya yang ganas kayak harimau, tapi enggak berani naik ginian? Seru, kok. Percaya, deh."

"Serem, Kak. Lihat, tuh, orang pada teriak-teriak," cicit Itreula.

"Justru itu. Kebanyakan orang ke sini buat melepas penat, nah dengan berteriak beban mereka serasa hilang gitu aja."

Itreula mengerjapkan mata masih tidak berani menaiki wahana yang cukup ekstrem itu.

Seclon mengaitkan jari-jemari mereka sebelum berucap, "Ayo, kakak jamin kamu bakalan ketagihan."

Itreula menarik napas dalam sebelum mengiyakan tawaran Seclon. Lagipula, ia sudah datang jauh ke sini. Tidak mungkin ia hanya berkeliling tanpa mencoba satu wahana pun.

Ia hanya berharap nanti ia tetap baik-baik saja setelah turun dari wahana itu.

***

David Alcander
Hilo

David Alcander
Itreula sama Seclon lagi di Dufan, kalau kamu mau, kamu bisa samperin mereka. Kamu masih ingat Seclon, 'kan?

Hilo tersenyum kecil.

Hilo Addis
Oke, Om. Hilo ke sana sekarang juga. Masih ingat, kok. Susah buat lupa sama anak om yang menjengkelkan itu, haha

Tanpa menunggu balasan dari David, Hilo menyambar jaket hitam dan kunci motornya. Hilo mengernyitkan kening ketika melihat Ezra duduk di pinggir kolam. Pria itu tidak berniat menenggelamkan diri, bukan?

Dia berjalan mendekati Ezra yang sedang menatap air kolam dengan pandangan kosong. "Papa enggak lagi mau bunuh diri, 'kan?"

Mendengar suara anaknya dari sebelah, Ezra menoleh. Dia menjitak kepala anaknya sebelum berucap, "Kalau ngomong selalu ceplas-ceplos, ya? Enggak pernah difilter dulu. Heran gue, lo anak siapa, sih?"

"Anak mama," decak Hilo.

"Tumben lo jam segini mau keluar. Mau ke mana?"

Hilo berdeham. "Mau nyusul Itreula sama Seclon ke Dufan. Kenapa? Mau ikut?"

"Ayo, deh. Gue bosen banget di rumah. Kalau sendirian bawaannya galau mikirin mama lo," ucap Ezra sebelum beranjak dari pinggir kolam.

Hilo tersenyum sebelum manggut-manggut. "Mau gue bonceng pakai motor atau gue ambil kunci mobil?"

"Motor aja. Tapi, lo sanggup bonceng gue, enggak?"

"Emang lo segede bagong apa, Pa, sampai gue enggak bisa bonceng?"

Pletak ....

Itreula [Open Preorder]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang