Itreula terkekeh mendengar Anna dan Niles yang asyik berceloteh tentang cowok ganteng sekolah mereka. Berteman dengan kedua gadis itu membuat ia mengetahui banyak informasi terbaru mengenai sekolahnya.
Ia mengeluarkan sebuah novel yang ia pinjam di perpustakaan sebelum berucap, "Aku ke perpustakaan dulu, ya, mau kembaliin buku."
"Mau gue temenin, Tre?" tanya Anna yang langsung dibalas gelengan pelan Itreula.
"Bisa sendiri, kok. Kalian lanjut gosip aja, Haha," ucap Itreula yang diakhiri kekehan kecilnya.
Itreula beranjak dari tempat duduknya setelah menarik anak rambut Anna dengan jail, membuat teman sebangkunya itu mencebikkan bibir sebal. Ia tersenyum kecil sembari melangkah keluar kelas.
Hampir semua murid di kelasnya lebih memilih menghabiskan waktu pelajaran yang kosong itu di kantin daripada di kelas. Yang tersisa di kelas hanyalah ia, Anna, dan Niles.
Sejujurnya, Itreula merasa tidak enak dengan kedua gadis yang sudah menjadi teman baiknya sejak hari pertama ia bersekolah. Ia sangat mengenal kedua gadis itu. Ia merasa bahwa kedua gadis itu selalu menemaninya di kelas karena mereka tidak ingin meninggalkannya sendiri.
Meskipun begitu, memikirkan Anna dan Niles mau melakukan itu untuknya membuatnya bahagia dan bersyukur. Berkat kehadiran mereka, Itreula bisa tertawa dan lupa sejenak dengan masalahnya.
"Kamu itu kebiasaan banget, ya, ngemut lolipop di perpustakaan. Kamu enggak lihat di depan pintu udah tertulis enggak boleh bawa makanan apa pun ke dalam perpus?!" sentak guru berambut sebahu itu galak membuat Itreula yang baru masuk perpustakaan menoleh.
Itreula meringis kecil melihat Elyna—guru berambut sebahu itu—menjewer keras telinga seorang laki-laki yang berhidung mancung. Ia merasa laki-laki itu luar biasa karena berani mencari masalah dengan Elyna yang terkenal akan kegalakannya.
Tanpa mendengar lebih lanjut pembicaraan kedua orang itu, Itreula melangkah ke rak yang biasa ia kunjungi, rak novel remaja. Ia sangat bersyukur dapat bersekolah di sini sebab memiliki fasilitas perpustakaan yang memuaskan.
Itreula mengulurkan tangan bergantian mengambil satu per satu novel berusaha mencari novel yang mampu menyita seluruh atensinya. Seulas senyuman lantas terpatri di wajahnya begitu ia menemukan yang cocok. Ia pun membawa novel tersebut ke tempat Elyna tadi.
Ia mengernyitkan kening ketika hanya ada laki-laki yang tadi dijewer Elyna di sana. Ingin bertanya perihal keberadaan Elyna, tapi lidahnya serasa kelu kala melihat laki-laki itu. Salahkan David yang membuatnya terlalu takut untuk berinteraksi dengan lawan jenisnya.
Terpaksa, Itreula berbalik ke rak novel remaja. Sepertinya, ia harus membatalkan rencananya untuk meminjam novel karena tidak ada Elyna di sana, melainkan laki-laki yang masih mengemut lolipop itu.
Dengan cepat, Itreula melangkah keluar perpustakaan membuat laki-laki yang tadi diminta Elyna untuk menjaga perpustakaan selama guru itu pergi pun spontan mengejar Itreula.
"Hei, lo! Kenapa kabur gitu aja? Lo nyolong buku, ya?"
Itreula menepis tangan laki-laki itu yang mencekal tangannya sebelum kembali melangkah. Ia tidak peduli jika nanti laki-laki itu akan melaporkannya pada Elyna.
"Aneh," decak laki-laki itu.
Itreula langsung mendudukkan diri di samping Anna tanpa berbicara sepatah kata pun membuat kedua temannya bingung.
"Kenapa, Tre?" tanya Anna yang sadar akan keanehan Itreula.
Itreula menarik napas panjang sebelum berucap,"Enggak papa. Cuma aku tadi dikejer cowok aneh."
KAMU SEDANG MEMBACA
Itreula [Open Preorder]
Novela Juvenil*BEBERAPA PART TELAH DIHAPUS* Dibenci tapi tidak membenci. Dihujat pun ia hanya bisu. Bisu bukan karena ia tidak mau berontak, namun karena ia mengiyakan. Mengiyakan bahwa ia memang sumber kesialan. #1 in teenlit [21-12-2019] #1 in wattpad [1-1-2020...