waktu sendiri

170 26 3
                                    



"Lihat ini."
Suga menunjukkan ponselnya pada jungkook di jok belakang mobil. Mereka baru saja sampai di apartemen.
"Brengsek." Umpat jungkook.
Taehyung yang awalnya tidak tertarik sama sekali, menarik ponsel suga dari tangan jungkook.
Entah kenapa perasaan taehyung tidak enak jika jungkook mengumpat. Dan mungkin saja ada masalah dengan yuju.
Seketika mata taehyung membulat sempurna saat melihat video amatir yang menampilkan yuju dengan keadaan bersimbah telur. Dan parahnya lagi, berbagai makian cacian terdengar jelas dalam video tersebut.
"Kurang ajar." Umpat taehyung.
Ok, kalian bisa bayangkan bagaimana keadaan mobil itu.
Bagaimana dengan si sopir? Ralat* bagaimana dengan suga?
Dia hanya menatap kedua maknae itu datar lalu keluar dari mobil tanpa membawa kuncinya. Karena dia tahu, percuma saja dia menjemput mereka. Setelah ini mereka pasti akan pergi lagi.

Taehyung segera beralih ke kursi kemudi dan jungkook di sebelahnya.
Meskipun cinta taehyung tak terbalas. Namun, taehyung merasa jika dirinya masih mencintai yuju, itu bukan hal yang salah kan?
.
.
.
.
.
.
.

"Maaf, nomor yang anda tuju sedang tidak aktif. Silahkan tinggalkan pesan suar...."

"Sial kenapa tidak aktif. Yuju tidak aktif, minho hyung juga. Bagaimana ini?" Jungkook membanting ponselnya ke dashboard.
"Kita ke hotel saja." Ucap taehyung mempercepat laju mobilnya.

Di hotel.

"Kenapa tidak ada jawaban?"
Kesal jungkook sambil masih menggedor kamar yuju. Sedangkan taehyung menggedor kamar minho.
Tentu saja dengan penyamaran.

"Maaf. Tuan mencari siapa?" Tanya seorang pelayan hotel pada jungkook dan taehyung.

"Kami mencari penghuni kamar 304 dan 305." Jawab taehyung menyamarkan suaranya.

"Maaf. Tapi saya baru saja diperintahkan untuk membersihkan 2 kamar ini sebelum ada pengunjung baru. Sepertinya penghuninya baru saja check out meninggalkan hotel."

Mereka berdua langsung berlari. Sebelum itu, tidak lupa taehyung mengucapkan terima kasih pada pegawai hotel itu.
Saat taehyung dan jungkook hendak keluar hotel, ponsel jungkook berdering.

"Yuju." Pekik jungkook sebelum mengangkat panggilan tanpa menunggu waktu lama. Di sampingnya taehyung mendengarkan dengan baik.

"Yuju, kau di sana?
Aku mencarimu ke hotel tapi kau sudah check out. Kau... ."
Ucapan jungkook dipotong yuju.
"Aku dan kak minho sedang di bandara. Dan sebentar lagi kami akan take on. Jangan khawatir. Kami akan pulang ke indonesia. Maaf aku tidak bisa menepati ucapanku tadi. Maaf aku tidak bisa menemuimu. Aku butuh waktu untuk sendiri. Terima kasih. Sampai jumpa. Aku tutup telfonnya." Ucap yuju dengan nada riang di akhir kalimatnya. Mencoba menenangkan jungkook di sana. Meskipun dengan air mata yang sudah tidak terbendung lagi, yuju tetap mencoba mempertahankan suaranya agar tidak bergetar.
"Yuj.."
Tut tut tut.

Sebelum yuju menonaktifkan ponselnya, sebuah pesan masuk.

Jungkook
Aku mencintaimu.❤❤❤

Yuju tersenyum dan mematikan ponselnya.

"Ayo." Ajak minho pada yuju. Merekapun memasuki pesawat bersiap meninggalkan kota seoul korea selatan.

Di sisi lain

"Ayo kita kembali. Kurasa, membiarkan yuju sendiri adalah keputusan terbaik. Saat ini dia pasti syok. Semua ini karena aku. Karena skandalnya denganku, dia jadi mengalami semua ini. Aku benar benar menyesal. Aku minta maaf." Ucap taehyung menyesal menundukkan kepalanya.

"Aku yang akan menyetir." Ucap jungkook berjalan mendahului taehyung tanpa memikirkan ucapan taehyung. Jungkook takut, jika semakin dipikirkan mungkin dia bisa saja memukul taehyung karena emosinya. Karena jujur saja, jungkook mudah emosi hanya dengan kata kata tajam. Dia tidak akan berpikir panjang terlebih dahulu sebelum mencerna kata kata yang belum tentu benar dan tidaknya. Apalagi itu menyangkut tunangannya, choi yuju.

Taehyung hanya menghela nafas dan mengikuti langkah jungkook.


Bandara soekarno hatta

"Yuju. Choi yuju. Apakah benar anda kekasih dari v bts? Tolong berikan penjelasan."
Ucap para wartawan diiringi jepretan kamera yang begitu memekakkan telinga.
Yuju yang mendengar itu, justru teringat dengan kejadian beberapa jam lalu yang menimpa dirinya. Begitu sakit saat harus mendengar hinaan dan makian yang memekakkan dan harus menerima perlakuan yang tidak mengenakkan membuat yuju trauma.
Yuju menutup telinganya.
Minho yang sadar akan itu segera memeluk yuju dan membawanya berjalan semakin cepat membelah kerumunan wartawan sialan itu.

"Tidak di koreapun, di sini sama saja. Sialan." Umpat minho yang hanya bisa didengar yuju dalam dekapannya.

"Saya akan membawa mobilnya. Tolong ambil koper saya dan yuju. Anda bisa pulang dengan taksi." Ucap minho pada supir keluarga mereka. Sang supirpun hanya mengangguk dan mencoba menjauhkan wartawan wartawan yang masih mengikuti tuan dan nona mudanya itu.

Di dalam mobil, yuju dan minho melepas topi dan masker mereka.
"Kita sudah seperti selebriti ya kak." Ucap yuju dengan riang meskipun pipinya sudah basah dengan air mata.
Tanpa memperdulikan ucapan yuju. Minho segera menancap gas pergi meninggalkan area bandara.

"Jangan berpura pura bahagia. Jika kau ingin menangis, menangislah. Aku tahu kau tertekan. Rilekskan pikiranmu." Ucap minho sambil melirik sekilas adiknya yang hanya memandang ke luar jendela mobil dengan tatapan kosong. Lalu minho beralih menatap jalan di depannya lagi.

"Aku memang tertekan. Tapi aku tidak akan menangis. Sudahlah. (Menghela nafas) tolong jangan ajak aku bicara. Aku sangat lelah. Jika sudah sampai tolong bangunkan aku jika aku tertidur." Balas yuju dengan bahasa indonesia atas pertanyaan kakaknya yang masih dengan dialek korea. Entah kenapa yuju sedang tidak ingin dengan hal hal yang berhubungan dengan kampung halamannya itu. Termasuk bahasanya. Dia ingin beristirahat. Rest from korea.

Minho ikut menghela nafas.

Sesampainya di kediaman keluarga choi. Minho melihat ayah dan ibunya sudah menunggu mereka di depan rumah.

Minho melirik yuju yang sudah bernafas teratur dan memejamkan matanya. Yuju tertidur.

"Dimana pak supri? Kenapa kau yang menyetir nak?" Tanya ibu.
"Kami dicegat wartawan. Jadi, aku memutuskan untuk membawa yuju pulang terlebih dahulu, karena dia terlihat trauma dengan kejadian beberapa waktu lalu. Mang supri mengambil koper kami dan akan pulang naik taksi.
Ya ampun! Aku lupa memberinya ongkos!" Ucap minho menepuk jidatnya di akhir kalimatnya.
"Sudahlah. Ayah akan memberinya ongkos saat sudah sampai. Sekarang, bawa adikmu ke kamar. Dia tertidur." Ucap tn. Choi.
"Baiklah." Jawab minho.

Minho mennggendong yuju ala brydal style menuju ke kamar yuju.

"Bagaimana ini appa? Aku benar benar kasihan melihat yuju. Apa kita batalkan pertunangan yuju dengan jungkook? Lalu kita bawa pergi yuju." Ucap ny. Choi khawatir dengan putrinya tanpa memikirkan kata kata yang keluar dari mulutnya begitu saja.
"Sudahlah. Sekarang susul yuju di kamar. Setelah ini, aku akan menghubungi keluarga jeon." Ucap tn. Choi berlalu menuju ruang kerjanya.



Apakah kisah ini akan berakhir begitu saja?

Two First LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang