mantan pertama dan rencana

205 22 3
                                    



Tok tok tok
Suara ketukan pintu terdengar.

Namun tak ada jawaban.

Tok tok tok tok tok
Terdengar kembali kedua kalinya, namun lebih keras.

"Maaf, apa anda mencari keluarga choi?" Tanya seorang perempuan paruh baya dari halaman rumah samping.

"Iya. Apakah mereka sedang pergi ke suatu tempat?" Tanya tn jeon.
Ya. Keluarga jeon termasuk jungkook kini berada di kediaman keluarga yuju di jakarta, indonesia.

"Mereka pindah 2 hari yang lalu. Entah mereka pergi kemana. Dan yang kudengar, pemilik baru rumah ini akan datang nanti siang." Jawab wanita itu ramah.

Jungkook sedikit terhuyung ke belakang.
Perasaannya tiba tiba kacau mendengar penuturan wanita itu.
Pindah. Entah kemana. Dan yang pasti tidak akan kembali lagi.
Terus berulang ulang membuat jungkook merasakan pertanda buruk, dia tidak bisa menemui yuju lagi. That's nightmire.

"Terima kasih nyonya atas informasinya. Kami permisi dulu." Ucap ny jeon pamit menuntun jungkook masuk kembali ke dalam mobil.

"Bagaimana ini ayah, ibu? Aku tidak ingin kehilangan yuju. Aku tidak bisa hidup tanpanya. Yuju... dimana kau..." ucap jungkook haru dalam pelukan ibunya.
Sedangkan ayahnya hanya memandang keluar jendela mobil memikirkan sesuatu yang sedang terjadi ini. Bagaimana keluarga choi yang benar benar marah padanya dan jungkook.

Tn jeon memijat pelan pelipisnya yang terasa berdenyut.

"Jalan." Instruksi tn jeon, seketika sopir melajukan mobil meninggalkan pelataran rumah yang beberapa hari lalu masih dihuni keluarga choi. Entahlah untuk sekarang... .

Seoul

"Aku ingin menjadi idol." Ucap seorang gadis berponi mantap.
"Apa? Idol? Kau gila yuju." Timpal minho yang benar benar terkejut setengah mati mendengar kata kata sang adik. Tak pernah terbayangkan yuju yang cerdas dalam pengetahuan ingin membanting stir ke dunia hiburan? Lelucon macam apa ini?

"Berfikirlah sebelum berkata yuju. Ayah tidak ingin kau melepas impianmu hanya karena kehilangan pria yang memang tidak pantas untukmu. Jika kau memang memiliki rencana untuk jungkook, ayah tidak akan pernah mengijinkanmu menjadi idol seperti jungkook dengan alasan apapun." Ucap tn choi tegas.
"Apa kau ingin membuang buang waktumu untuk menjadi trainee idol? Kau pikir mudah menjadi idol seperti hanya membalikkan tangan? Berfikirlah yuju. Temanku saja lebih memilih menyerah setelah 3 tahun berjuang dan hanya mengeluarkan banyak biaya untuk menjadi trainee. Tapi semua itu hanya sia sia. Dia tidak debut dan akhirnya ia memilih menyerah.
Lebih baik kau mengejar cita citamu dan sukses dikemudian hari. Lalu kau akan mendapatkan pria yang lebih baik, pantas dan sangat mencintaimu. Lalu kau boleh memamerkannya pada pria brengsek itu." Ucap minho kembali dengan wajah yang mulai diliputi aura kemarahan.

"Bukan itu yang aku inginkan. Aku punya rencana lain. Dan aku yakin ini akan berhasil. Kumohon. Ijinkan aku." Ucap yuju memohon.

"Maaf tuan, nyonya. Ada surat untuk nona yuju." Ucap bibi pembantu membawa amplop besar yang membuat semua orang menatap dan amat penasaran akan isinya. Kepada siapa yuju berani memberitahu alamat rumah baru yang seharusnya dirahasiakan ini?

Minho merebut amplop itu dengan tidak sabar.
Sebelum membukanya, minho menatap yuju yang hanya mengedikkan bahu seolah ia sudah tahu apa isi amplop itu.

"Kau?" Tanya minho terkejut pada yuju setelah membaca isi surat itu.

Yuju mengeluarkan sesuatu dari dalam dompetnya.
Sebuah kartu nama.

Ayah yuju segera melihat isi surat di tangan minho. Sedangkan ibu yuju melihat kartu nama yang yuju keluarkan.

"Aku diterima di universitas favorite dengan jurusan yang aku mau. Dan tanpa biaya. Intinya, beasiswaku diterima. Aku ikut tes saat terakhir kali aku di korea kemarin. Dan nilai raporku juga memenuhi. Dan soal kartu nama itu...
Itu adalah kartu nama ceo sunmoon entertainment. Dia berjanji, jika aku datang padanya, tanpa harus menunggu waktu lama, aku akan debut menjadi girlband. Dan dia juga akan membiarkanku menjadi idol sekaligus mahasiswa. Dan dengan ini, aku akan bisa meraih segalanya. Prestasi dan rencana ku untuk dia. Semuanya akan berjalan sesuai rencanaku. Jadi aku mohon sekali lagi, jangan khawatir. Ijinkan aku. Ayah, ibu, kakak. Aku tidak akan menjadi idol yang melewati batas. Selain itu, dengan menjadi idol, anggaplah itu pekerjaan part time ku dari pada menjaga minimarket di pertigaan jalan. Aku ingin meraih segalanya dengan usaha kerasku sendiri. Dan kupikir, dengan menjadi idol, bakat seni dalam diriku tidak akan tersia siakan. Jadi intinya. Sekali dayung 2 pulau akan aku lampaui. Prestasi dan bakat seniku... aku yakin akan bisa meraihnya. Ini tidak akan sia sia. Percayalah padaku." Jelas yuju panjang lebar mengenai proposalnya.
"Bagaimana ceo itu bisa memberikan kartu ini, sayang?" Tanya ibunda yuju.
"Waktu itu aku menyumbang lagu di sebuah kafe. Kafe itu hanya ada beberapa pengunjung dan tidak terlalu ramai. Tapi kebetulan, tn ceo sedang makan siang dengan manager perusahaan. Dan setelah bernyanyi, mereka menanyakan beberapa pertanyaan padaku. Dan mereka bilang aku lolos. Padahal aku tidak ikut audisi. Ceo lalu memberikanku kartu nama ini. Mereka bilang, jika aku debut, aku akan menjadi idol yang terkenal. Mereka sudah memiliki beberapa trainee yang sudah siap debut. Tapi mereka kekurangan member untuk posisi main vocal. Dan mereka bilang aku orang yang tepat. Mereka menyuruhku untuk memikirkan ini. Jika aku menerima, aku akan debut menjadi girlgroup."

"Tidak. Kau tidak boleh menjadi idol." Teriak minho frustasi.

"Ada apa denganmu oppa? Ini pilihanku. Seharusnya kau mendukungku. Kenapa kau malah melarangku?" Tanya yuju yang tidak kalah terima dengan ketidak setujuan kakaknya.

"Yang kau lihat menjadi seorang idol itu menyenangkan? Memiliki para fans yang akan menyorakkan namamu saat kau tampil? Atau tebar pesona di layar kaca? Begitu? Lalu bagaimana dengan kritik? Kritik sosial media. Seorang idol tidak hanya mendapat pujian pujian dari fans nya. Meskipun kau tidak melakukan kesalahan, netizen akan selalu mencari cela untuk menghujat idol yang sebenarnya tidak bersalah. Seorang idol haruslah sempurna di mata mereka.
Lalu, apa kau bisa menghadapi itu, jika nanti kau mendapat komentar negatif apakah kau bisa menghadapinya? Jika baru kehilangan jungkook saja mentalmu terguncang yuju? Aku tidak ingin melihatmu menderita lagi. Sudah cukup dengan luka dari pria brengsek itu."
Minho terengah engah dengan ucapannya.

Yuju memeluk kakaknya erat. Yuju menangis. Menangis bahagia memiliki kakak yang benar benar menyayangi, mencintai, melindungi dan tidak ingin dirinya terluka. Sungguh beruntung dirinya lahir menjadi adik dari choi minho.

"Cukup kak. Aku mengerti. Terima kasih. Tapi ini pilihanku. Ini hidupku. Dan jika nanti aku mengalami kesulitan, bukankah aku memiliki kalian? Kalian yang akan terus mendukungku. Iya kan? Bukankah begitu?
Dan satu lagi, meskipun dia telah menyakitiku, tapi tolong jangan sebut dia dengan pria brengsek lagi kak. Dia pernah memberiku secuil kebahagiaan yang tidak akan pernah aku lupakan seumur hidupku. Dia, mantan tunanganku. Dia... . Mantan kekasihku. Yang pertama." Ucap yuju dengan linangan air mata dalam pelukan minho.

"Semuanya akan baik baik saja. Percayalah padaku." Lanjut yuju.

Two First LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang