Pertunangan sepihak

796 66 7
                                    

Yuju POV

Menyerah. Sebenarnya dalam kamusku tidak pernah terbayang akan dihuni kata itu.
Aku menyerah pada ibuku. Dan di sini lah aku sekarang. Di taman belakang rumah, memandang matahari yang baru saja berganti shift dengan bulan.
Rasanya aku benar-benar ingin lari. Selain karena tidak nyaman dengan memakai gaun yang sebenarnya sangat indah ini. Aku juga tegang akan segera bertemu dengan calon mertuaku. Kutegaskan sekali lagi CALON. Ibu bilang dia(calon tunanganku) tidak akan hadir. Karena suatu alasan. Sebenarnya ini benar benar aneh. Apa yang dia pikirkan. Apa dia pikir pertunangan ini main-main. Ah... . Kalau saja ibu tidak mengancamku, aku tidak akan sudi ikut acara ini. Dia saja tidak ikut kenapa aku tidak boleh. Biarkan saja ibuku bertunangan dengan ibunya.
Apa kalian tahu cara ibu mengancamku? Dia tidak akan mengakuiku sebagai anak lagi kalau aku kabur dari pertunangan ini.
"Yuju, mereka sudah sampai. Ayo keluar dan sambut mereka."
Teriak kakakku dari ambang pintu belakang. Andai saja kakak beradik bisa menikah. Aku lebih memilih menikah dengan kakakku. Tapi kurasa dia tidak mau. Sekarang saja dia menyuruhku cepat cepat menikah. Katanya dia bosan punya adik sepertiku dan ingin memecatku sebagai adiknya.

Nama kakakku Choi Min Ho. Dia tampan, lemah lembut tapi cueknya minta ampun, pandai, mandiri dan jangan lupa dia seorang dokter spesialis jantung di salah satu rumah sakit jakarta pusat. Siapa yang gak pengen sih punya suami kayak mybrother ini?. Cuman kalau mau jadi ceweknya harus melatih kesabaran diri untuk menghadapi kecuekkannya yang mahadahsyat. Tapi sebenarnya dia itu orang yang perduli kok. Ah ya. Dia juga jomblo. Ayo yang mau daftar... . Banyak saingan tapi loh.

 Banyak saingan tapi loh

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Iya, aku keluar."ujarku sambil menuju ke arah kakak.
"Yang baik baik ya sama calon mertua. Biar cepet boyongnya. Kamu belum lupa bahasa korea kan???"
"Terserah lah."
"Ye... . Jangan badmood dong. Senyumnya mana senyumnya?"
Ucap kakak mencubit pipiku.
Aku melepaskan tangannya dengan kasar dan berjalan ke arah ruang tamu dengan jengkel.
"Yah adekku udah gak sabar ketemu camer."
Teriak kakakku masih ditempatnya yang sama.
Ahhh... . Aku tidak perduli.

Sesampainya di ruang tamu

"Inikah yuju?"(bahasa korea) tanya seorang perempuan yang sepertinya adalah bibi minam.
"Akhirnya datang juga. Iya ini yuju. Yuju beri salam pada bibi minam dan paman jeon."
"Selamat malam. Aku choi yuju."
"Wah lebih cantik dari fotonya ya. Pantas saja dia langsung suka."ucap bibi minam
"Dia???"tanyaku.
"Ah lupakan saja. Ayo silahkan duduk. Kalian pasti lelah setelah perjalanan dari korsel ke indo." Sergah ibuku.
"Ya terimakasih."
Merekapun duduk. Aku duduk diantara ayah dan ibuku. Kakakku berada di samping ayah. Kami berhadapan dengan keluarga jeon. Beginikah prosesi pertunangan? Apa aku akan bertunangan dengan paman jeon?. Hahaha... krikkk bgt.

"Langsung saja. Kalian pasti sudah tahu maksud kedatanganku dengan istriku kemari. Kami memang tidak membawa kerabat lain karena mereka sibuk seperti halnya juga dia. Sebelumnya kami minta maaf terutama pada yuju. Maaf karena kau belum bisa melihat anakku yaitu calon suamimu nanti. Kami kemari dengan membawa beberapa oleh oleh dan cincin pertunangan untuk yuju. Bukankah yuju sudah setuju dengan ini semua???"
"Aku sama sekali tidak setuju paman jeon" teriakku dalam hati.
"Tentu saja dia sudah setuju. Dia sudah rapi begini."ucap ibuku dengan senyum liciknya.
"Oh kalau begitu silahkan. Ini cincinnya. Pakailah. Anggap sebagai ikatan bahwa setelah ini kamu tidak boleh memiliki hubungan dengan orang lain. Kamu adalah tunangan anak kami." Ucap paman jeon menyerahkan kotak bludru merah hati kepadaku. Akupun menerimanya. Kubuka kotak itu dan betapa indahnya cincin ini. Cincin pertunangan yang polos dengan ukiran yang indah. Kurasa ini sangat mahal.
Kuambil cincin itu. Kutatap mata ayahku. Dia memang diam dalam semua ini. Hanya ibuku yang bertindak. Saat ayah menatapku dengan pandangan yang mengisyaratkan "tenanglah yuju, ayah selalu bersamamu." Aku yakin ayah setuju karena mungkin memang ini yang terbaik untukku.
Aku berhenti sejenak. Dan memandang dua orang di hadapanku.
"Apa menurut kalian. Kalian tidak kejam padaku?" Ucapku kepada mereka.
Ibu langsung menarik lenganku dengan kasar.
"Yuju. Apa yang kau... ."
Ucapan ibuku terpotong oleh paman jeon.
"Apa maksudmu nak?"
"Kalian bahkan tidak mengijinkanku mengetahui namanya?"
Semua orang diam.
Beberapa saat kemudian.
"Jeon jungkook. Namanya jungkook." Ucap paman jeon.
Kulihat bibi minam kaget dengan yang dilakukan suaminya.
"Maaf. Kami hanya bisa memberitahu namanya. Untuk selebihnya. Kami menunggu saat yang tepat."
"Bagaimana dengan fotonya? Ijinkan aku melihat sosoknya." Ujarku.
"Tidak sayang. Yakinlah pada kami. Dia yang terbaik sayang. Ok?"kata bibi minam dengan raut wajah lembut.
Akupun menghela nafas. Ku pakai cincin itu di jari manis tangan kiriku.
"Tenanglah sayang. Dia juga memakainya. Dia memakainya lebih dulu malah. Dia sangat menyukaimu saat pertama kali melihat fotomu. Dia bilang kau cinta pertamanya."
"Omong kosong macam apa itu? Cinta pertama? Terserah lah" batinku dalam hati.

Acara pun dilanjutkan dengan obrolan" santai mereka. Aku pamit undur diri dengan alasan mengantuk. Padahal sih tidak. Ibu tidak mengijinkanku. Tapi karena keluarga jeon bilang tidak apa", aku boleh pergi. Mereka bilang mereka akan menginap di hotel dan besok pagi segera kembali ke korsel. Wow. Seistimewanyakah diriku?

Selesai membersihkan diri. Aku berbaring di kasurku. Ku angkat tangan kiriku dan kupandangi cincin pertunanganku. Sebenarnya aku bermimpi merayakan pesta pertunangan dan pernikahanku akan diadakan dengan meriah. Malah jadi pertunangan terburuk yang pernah ada.
Apa kalian tahu???
Paman dan bibi jeon bilang dia yang mendesain sendiri cincinnya loh. Aku kagum sih.
Kuingat lagi namanya. Jeon jungkook. Aku jadi membayangkan jungkook bts. Andai saja aku bertunangan dengannya. Aku jadi ingat orang yang menelfonku tadi siang. Namanya juga kim taehyung. Kenapa hari ini bts masuk ke kehidupanku ya. Ah.... . Membayangkannya saja aku bisa jadi mimisan. Apalagi mereka favoritku. Taekook.

Beberapa saat kemudian. Saat aku hampir jatuh ke dunia mimpi. Tiba tiba telfonku berdering.
"Siapa sih. Gak tahu apa ini jam berapa?" Jengkelku.
Ku angkat telfonnya tanpa melihat nomornya.
"Maaf salah sambung. Tolong hubungi lagi besok."
"Maaf kamu ngomong apa ya???"(bahasa korea)
Aku seperti kenal suara ini. Ah ya. Ini orang yang menghubungiku tadi siang.
"Ah maaf. Kukira orang salah sambung. Hehehe"
"Apakah aku mengganggumu?"
"Tentu saja. Aku hampir saja bocan"omelku dalam batin.
"Tidak. Kau tidak mengggangguku. Memangnya ada apa?"
"Aku ingin menjelaskan semuanya. Kau tadi menuduhku penguntit kan?"
"Oh iya. Maaf. Habisnya kamu tahu nomorku dan beda usia kita sampai sedetail itu."
"Maaf membuatmu khawatir. Jadi sebenarnya aku adalah ... ."

Two First LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang