perjodohan misterius

1.4K 86 2
                                    

  YUJU POV
     
        "APA... .??? Pertunangan??? " teriakku.
"Iya yuju, keluarga bibi Minam akan datang memberimu cincin pertunangan malam besok. Jadi ayo kita belanja baju untukmu."
"Ibu, aku masih kelas 2 SMA. Apa ibu tidak kasihan padaku kalau aku menikah dini. Aku kira ibu hanya bercanda saat bilang akan menjodohkanku dengan sahabat ibu. Lalu siapa itu bibi Minam. Aku tidak mau bu."
Aku berlari ke dalam kamar. Tidak memperdulikan teriakan ibu. Ibu tidak mengerti perasaanku. Bagaimana rasanya jika kalaian dipaksa dalam perjodohan. Bahkan kalian belum pernah melihat lelaki yang akan dijodohkan dengan kalian. Aku jadi membayangkan, aku akan menikah dengan kakek tua yang kaya raya.Aaaaaa... . Aku tidak mau.
"Sayang, tolong dengarkan ibu dulu. Ini hanya pertunangan, yuju. Belum menikah. Ibu tidak pernah salah dalam memilihkan sesuatu untukmu. Ibu yakin dia yang terbaik untukmu nak."
Ibu berkata sambil menggedor-gedor pintu kamarku.
"Hari ini memang bertunangan. Lalu besok mereka akan membawa lamaran bu. Aku bahkan belum tahu dengan siapa aku dijodohkan. Ibu selalu egois. Aku ingin memilih jodohku sendiri bu."
Kataku dengan selingan isakanku. Aku terduduk sambil bersender di pintu.
Kudengar ibu melangkah menjauhi kamarku.
Aku benar-benar stress hari ini. Di sekolah aku bertengkar dengan Vina temanku, mengurus urusan olimpiade gymnastik yang akan diadakan 2 minggu lagi, mengurus pentas seni sebagai vokalis band sekolah.
Aaaaaaa... . Aku pusing... .

Jungkook POV

Di sisi lain

Korea Selatan

   "Hallo bu. Ada apa? Sebentar lagi aku naik ke panggung."(bahasa korea) tanyaku.
    "... ."
    "Apa??? Kenapa terburu-buru bu. Aku belum siap. Aku tidak bisa cuty sekarang. Besok sampai lusa jadwalku sibuk."
     "... ."
     "Ohhh... . Tapi apa dia mau? Pertunangan kan sakral. Aku harus hadir bu. Tunda saja bu. Tunggu sampai aku punya waktu luang."
      "... ."
      "Apa??? Dia pasti tidak mau bu. Apa yang ibu pikirkan??? Dia harus menunggu lama untuk melihat calon suaminya ini? Kalau dia kepincut orang lain bagaimana bu?"omelku
        "... ."
        "Ya sudahlah terserah ibu. Tapi kalau dia sampai menolak perjodohan ini. Aku tidak mau ikut campur. Aku menyukai gadis itu bu. Memang apa tujuan ibu menyembunyikan identitasku?"
         "Yayaya... . Terserah ibu sajalah. Pokoknya dia harus menjadi milikku."
Aku matikan ponselku. Ku pandangi gambar di ponselku. Aku benar-benar ingin bertemu dengannya. Kurasa dia sangat sedih sekarang. Siapa yang tidak sedih saat dijodohkan dengan orang yang bahkan belum pernah dilihatnya sebelumnya.
"Siapa kook?"tanya jimin.
"Ibuku."
"Perjodohan lagi?"giliran rap monster bertanya.
"Bukan lagi perjodohan. Mereka akan pergi ke rumahnya dan membawa cincin pertunangan. Kami bertunangan."jawabku malas.
"APAAA???"teriak hyung" serempak.
"Kau masih 17 tahun dan akan menikah?"kata suga
"Apa dia mau kalau kau tidak ikut. Kita sibuk sampai lusa loh." Jin menimpali.
"Aku tidak tahu. Itu semua urusan ibuku. Tolong jangan beritahu siapa-siapa."jawabku.
"Oh ya. Ini hanya pertunangan hyung. Belum menikah. Aku belum siap untuk itu." Lanjutku lagi.
"Belum siap apa belum siap? Kau selalu senyum senyum sendiri akhir akhir ini. Kau membayangkannya kan? Wah adik kita sudah besar ya. Kurasa dia akan berkeluarga dulu sebelum kita."ucap j hope yang membuat wajahku terasa panas dingin.
"Bahagialah kook. Aku yakin pilihan ibumu adalah yang terbaik untukmu." Kata v sambil menarikku ke atas panggung.
Kami tampil dalam acara penghargaan setiap tahunan. Aku akan tampil dengan sebaik mungkin untukmu. Choi yuju.

Author POV

Indonesia

    Aku berangkat ke sekolah tanpa sarapan dan pamit ke ibu dan ayah. Aku sangat jengkel sekali. Apa kalian tahu, aku ketiduran setelah puas menangis di pintu. Ahhh.... . Aku benar-benar frustasi. Terserah ibu mau mempertunangkan aku atau menikahkanku saja sekalian. Aku akan fokus untuk olimpiade dan pensi saja.
    "Ah... . Bodohnya aku. Aku kan naik angkot. Kenapa santai sih. Ah. Aku hampir terlambat."
Aku berlari mengejar angkot yang baru melaju di depanku. Untung sempat nyusul.

Di sekolah

"Akhirnya... ."ucapku dengan helaan napas.
"Kau naik angkot? Kenapa tidak dengan abangmu yang ganteng itu ju.?" Tanya Julia menghampiriku di pintu gerbang. Kurasa dia juga baru saja sampai.
"Oh... iya. Aku sedang ada masalah. Jadi aku berangkat naik angkot."
Julia adalah sahabatku bersama dengan Dina dan Vina. Vina... . Ya semoga hubunganku dengannya akan membaik hari ini.
"Oh... . Apa kau baik baik saja dengan Vina?" Tanyanya.
"Belum. Aku akan mencoba menjelaskan padanya nanti. Aku sebenarnya tidak mau ada masalah dengannya juga. Ayo ke kelas. Hari ini jeng Kimia kan jam pertama. Memangnya kau sudah mengerjakan pr-nya?"
"Ya tuhan. Aku lupa. Ayo cepat."
Julia menarikku ke kelas. Keadaan kelas sedang ramai riuh. Aku yakin mereka pasti menungguku. Bukan. Tepatnya PRku.
"Oh ya tuhan. Kau kemana saja yuju. Aku mencarimu kemana-mana." Terobos Dina saat aku baru saja masuk.
"Yuju yang cantik jelita... ."
Belum selesai perkataan Angga. Si ketua kelas yang cuma gak ahli di pelajaran kimia aja. Aku melempar bukuku ke tengah kelas. Dan langsung disambar oleh hiu hiu yang kelaparan.😂😂😂
Aku sudah tau gelagat" mereka yang selalu memujiku untuk mendapat bantuanku. Aku sudah hapal gelagat mereka. Aku tidak tahu kenapa teman temanku ini pasti saja mengantuk saat pelajaran kimia. Karena itu mereka semua tidak paham. Mereka justru memilih aku yang menjelaskan dari pada guru kimia. Benar- benar. Padahal aku sendiri ya mengantuk. hehehhe... . Tapi aku paham kok apa yang diterangkan bu Ida. Dan akhirnya. Bu Ida memasuki ruangan. Dan yah... . Hawa kantuk pun mulai terasa.
30 menit pelajaran berlangsung.
Aku merasakan ponselku bergetar di saku rokku. Aku segera mengambilnya. Dan yang menelfon adalah nomor yang tidak dikenal ke nomor koreaku. Dan sepertinya nomor luar negeri. Ah. Ini juga nomor korea. Sejak aku pindah tidak ada yang menghubungi nomor ini. Siapa ya???. Karena aku penasaran. Aku menghampiri bu Ida.
"Bu. Saya mohon ijin untuk keluar sebentar. Sepertinya ayah saya menelepon untuk hal penting."
"Oh ya. Tentu saja".
Jawab bu Ida dengan lemah lembut. Aku yakin jika bukan aku yang meminta ijin, pasti langsung dimarahinya. Aku kan murid kesayangan. Hehehe.
Aku menuju taman belakang sekolah yang kebetulan dekat dengan kelasku. Ku angkat telfonnya.
"Hallo?"(bahasa korea)
"Hallo."jawab suara lelaki dari seberang sana.
"Maaf. Ini siapa ya???"
"Apa kau choi yuju?" Dia justru berbalik tanya padaku.
"Iya benar. Lalu kau siapa?"
"Aku kim taehyung. Aku yang menabrakmu waktu summer rain di depan toko roti."
"Ah iya. Maaf tuan. Terimakasih atas payungnya. Tapi maaf, aku tidak bisa mengembalikannya. Sekarang aku tidak lagi di korea. Tapi bagaimana bisa kau mengetahui nomorku?"
"Oh. Tolong jangan panggil aku tuan aku hanya lebih tua darimu 2 tahun."
"Bagaimana kau tau umurku. Jangan jangan kau penguntit."
"Hey... tunggu dulu. Bukan begitu maksudku.(hyung... . Jimin hyung memanggilmu.(teriak seseorang dari seberang telepon)) maafkan aku. Kita lanjut nanti ya. Aku akan menjelaskan semuanya padamu."
Tut tut tut.
Sambungan telepon putus.
Aku jadi menoleh kesana kemari untuk memastikan jika memang tidak ada penguntit yang menguntitku. Aku pun segera berlari ke dalam kelas. Ah. Masalah satu belum selesai. Datang lagi masalah penguntit. Ah. Sebal rasanya. Kim taehyun seperti nama v bts. Ah. Mana mungkin idola sepertinya menghubungiku. Memangnya darimana dia mendapatkan nomor gadis biasa sepertiku. Ada ada saja.

Two First LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang