Gara-gara Elsa.

5.4K 180 0
                                    

"bersiaga hati ini cerita kata membisik hingga ke relung jiwa, tak bermula jatuhmu. Ku bersigapnya hati mulai bertanya entah kagum atau bukan kau insan terindah kurasa.

***

Pagi berulang kembali,hari ini Kirana akan kembali bersekolah dan bertemu Areta sahabatnya yang ia rindu-rindui.

Kirana memakai dasi dan merapihkan kerudung syar'inya,mungki nanti sebagaian murid bakal menatap Kirana aneh atas perubahannya, tapi Kirana tidak mau ambil pusing intinya ia kembali bersekolah.

Kirana menuruni anak tangga, ia melihat Adam sedang duduk di sofa sambil membaca koran.

"ka aku sudah siap."

"sarapan dulu, tadi saya buatkan nasi goreng untukmu." jawabnya tanpa melirik ke arah Kirana.

Kirana hanya mengangguk dan langsung melahap nasi goreng buatan Adam tanpa tersisa sedikit pun.

"aku berangkat ya ka." ujur Kirana

"biar saya yang antar." saut Adam sambil memakai jas dokternya.

"tidak usah Kirana bisa naik ojek atau angkot." jawab Kirana cepat,karena ia takut jika Adam yang mengantarnya nanti bakal jadi omongan di sekolahnya.

"jangan membantah, biar saya yang antar sekalian saya ingin ke rumah sakit ada peraktek mendadak." sautnya sambil merapihkan jasnya

"tapi kaa__"

"cup" satu kecupan di bibir Kirana dan membuat Kirana tidak bisa berbicara apa-apa lagi-lagi Adam membuatnya seperti orang tidak bernyawa,ia membeku di tempat.

"kamu bawel si." ujurnya sambil tertawa.

"jangan bengong gitu nanti kesambet loh." lanjut Adam sambil memakai sepatu.

Kirana menundukkan kepalanya,pipinya mulai memerah.
Adam terkekeh melihat Istrinya salah tingkah.

"saya suka melihat pipimu memerah,itu sangat menggemaskan." saut Adam sambil tersenyum manis.

"aish ka jangan senyum begitu,meleleh hati dede." batin Kirana.

"apa si ka, ayo berangkat nanti aku telat." ujur Kirana sambil melangkah menuju keluar rumah.

"Kirana." panggil Adam dengan tatapan serius.

"apa? Jangan buat aku malu lagi pliss. " jawab Kirana sambil menunduk.

"Hahahah pede banget." ujur Adam sambil tertawa.

"terus?." tanya Kirana sambil menaiki sebelah alisnya.

"kau yakin berangkat sekolah memakai sendal?." sautnya sambil terkekeh.

"astaghfirullah,aku lupa." jawab Kirana sambil menepuk jidatnya.

Adam tersenyum lalu mengambilkan sepatu Kirana dan memakaikannya.

"aku bisa sendiri ka." ujur Kirana sambil mengangkat bahu Adam untuk berdiri.

Tetapi Adam tidak memperdulikan ucapan Kirana. "saya ingin sepatu ini menjadi saksi, kalau saya tidak ingin melihat kamu tersandung atau terjatuh karena talinya yang tak terikat sempurna." ujur Adam dan menampilkan wajah so serius.

Ustazku calon imamkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang