Surat cinta untuk Adam.

5.5K 191 6
                                    

Our love the best love, because you make my imaan rise, you help me in the dunya, and for that reason i want to meet you again in jannah.

Cinta kita adalah cinta yang terbaik, karena engkau telah membuat imanku meningkat, juga membantuku di dunia ini. Karena itulah, aku ingin berjumpa kembali denganmu di surga.

-Kirana Atavia Husein.
***

Sepasang suami istri berhenti di depan rumah yang sederhana tetapi terlihat elegan didominasi warna putih.

Adam memberhentikan mobilnya didepan gerbang berwarna hitam yang sudah terbuka.

Kirana Pov.

Aku menaiki sebelah alisku. "rumah siapa?."

Ia tak menjawab pertanyaanku membuat aku kesal ingin sekali tanganku menjambak rambutnya:')

"aku nanya tau." cibirku kesal,ka Adam melirikku sekilas lalu mengangkat koper lalu membawanya ke dalam rumah itu.

"ngomong sama candi." batinku kesal lalu mengikuti langkahnya kedalam rumah.

"ka Adam." panggilku, karena melihat isi dalam rumah sudah terisi barang-barang dan tertata sangat rapih.

"hmm." ka Adam hanya berdehem lalu duduk di sofa.

Aku terus melihat-lihat sekeliling rumah ini, sangat indah dan nyaman untuk ditempati.

"ini rumah siapa si ka?." tanyaku sekali lagi.

Ka Adam menatapku serius, "menurut kamu?." ujurnya tersenyum simpul.

"entah." jawab ku singkat lalu duduk di samping ka Adam.

"rumah kitalah." ujur ka Adam nyengir memperlihatkan deretan gigi putihnya yang tersusun rapih, aku yang mendengarnya seketika melongo tidak percaya.

"rumah kita?." tanyaku menatap ka Adam serius.

"iya, rumah saya,kamu dan anak-anak kita nanti." saut ka Adam tidak melirikku sedikit saja, pandangannya fokus ke handphonenya.

"kita berdua doang yang tinggal di sini?." tanyaku di balas anggukan oleh ka Adam.

"rumah ini terlalu besar untuk kita berdua ka." lanjutku.

Ka Adam menyimpan handphonenya di atas nakas, sesekali ia melirikku. "bagus dong, jadi kita bisa mesra-mesraan tiap hari tanpa ada gangguan." ujurnya tersenyum jahil.

Pipiku bersemu merah, pandai sekali ia merayuku, "siapa juga yang mau mesra-mesraan sama kakak." balasku lalu beranjak dari duduk, aku terus melihat-lihat sekeliling rumah tersebut,rumah ini sangat besar bisa di bilang jika di bandingkan dengan rumah ku mungkin 11/12.

"nanti aja liat-liatnya, ayo ke kamar." ajak ka Adam jalan duluan menaiki anak tangga.

Ka Adam membuka pintu kamar lalu membereskan bajunya di dalam koper.

Mataku seketika membulat sempurna apa ka Adam tidak salah pilih kamar, kamar ini mirip sekali seperti kamarku di rumah berdominasi warna merah muda(pink) hanya saja kasurnya yang berada bukan kasur berbi.

Ustazku calon imamkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang