Hari Terakhir UN.

5.2K 175 3
                                    

jangan terlalu fokus pada tujuan
sehingga lupa menikmati perjalanan.
-Kirana Atavia Husein

***

Sudah 5 hari Kirana dan teman-teman menyelesaikan soal UN dan Hari ini hari terakhir mereka menyelesaikannya,suasana di kelas sangat menegangkan karena dihari terakhir ini kelas mereka mendapatkan petugas yang bisa di bilang super Killer.

"Selamat pagi anak-anak." ucap seseorang tanpa permisi masuk kedalaman kelas.

"Selamat pagi bu." ujur semua murid menunduk,tetapi tidak dengan Kirana,ia malah menatap guru Killer itu dengan seksama.

"hei kamu yang duduk paling belakang,kenapa menatap saya seperti itu." ucap guru itu sambil melipat kedua tangannya di dada.

Kirana yang merasa ke-gep langsung menundukkan kepalanya.
"mma-aaf bu, s-ayaa tidak bermaksud melihati ibu seperti tadi." ujur Kirana kaku.

"ini hari terakhir Kirana,jangan buat ulah." saut Areta pelan yang duduk bersebelahan dengannya dan di balas anggukan oleh Kirana.

"saya maafkan, kita mulai saja UN yang terakhir ini." ujurnya sambil membagikan soal dan lembar jawaban.

"waktu hanya 45 menit, jangan ada yang berisik, selamat mengerjakan."

Semua murid fokus menjawab satu persatu jawaban, Kirana menopang dagunga dengan tangannya, entah dia lupa atau memang tidak tahu jawabannya, tadi malam ia tidak belajar karena ketiduran selesai sholat isya.

"ta liat nomer 3 Essay dong." guma Kirana pelan.

Areta tak bergeming sama sekali ia terlalu serius menjawab semua soalnya.

"ta lu dengar gue nggak si." gedik Kirana kesal dengan suara yang masih pelan.

"apa na? nanya nomer berapa tadi?." saut Areta yang tersadar kalau Kirana berbicara dengannya.

Kirana yang mendengar jawaban Areta langsung membekap mulutnya,
Na lepwas gweh engwak bwsaa napwas. (-na lepas gue enggak bisa napas)  ujur Areta dengan suara yang tidak jelas karena Kirana tidak hanya membekap mulutnya tetapi hidung Areta juga kena.

Ucapan Areta yang sedikit kencang tadi mengundang sorotan mata para murid tidak hanya murid tetapi guru super killer itupun ikut mentap Kirana dengan tatapan membunuh.

"Kirana berdiri didepan." ucapnya tegas.

"m-aaf bu tapi saya belum selesai." jawab Kirana seadanya.

"mau selesai atau tidak berdiri kedepan bawa kertas jawabanmu." perintahnya dengan suara sedikit membentak.

"maaf na keceplosan." guma Areta pelan sambil memasang wajah bersalah. Kirana tidak menanggapi ucapan ia berjalan menuju kedepan kelas.

"berikan kertas jawabannya."

"taappii saya benaran belum selesai bu."

"bukan urusan saya, berikan kertasnya."

"nanggung tinggal tiga nomer bu." ujur Kirana dengan mengacungkan jarinya 3

Ustazku calon imamkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang