Pagi yang cerah bagi Park Jimin setelah tiga hari sudah ia merengek pulang, akhirnya terkabul sudah. Setelah seharian dia menjalankan aksi mogok makan yang membuat semua orang mencari segala macam cara agar Jimin mau makan. Namun Park Jimin yang keras kepala tetap saja hanya ingin makan hanya saat sampai di dorm.
Dengan berat hati semua orang mengiyakan rengekan Jimin. Bukan tanpa alasan mereka menolak keinginan Jimin sejak kemarin, pasalnya daya tahan tubuh Jimin tidahlah sekuat ototnya yang kekar. Bahkan jika dilihat dari member lain, Jiminlah yang paling mudah drop. Tubuh kekar nyatanya tak menjamin Jimin selalu baik-baik saja. Setidaknya itulah yang selalu di khawatirkan semua member khususnya hyung line.
"Hyung kau tak perlu menuntunku seperti ini. Kau terlihat seperti seorang ibu yang takut bayinya jatuh saat ia melepaskan tangannya." rengek Jimin, kemudian memajukan bibirnya.
"Kau memang bayi untuk kami." member lain menganggukkan kepalanya, menyetuji dan Seokjin tetap mempertahankan tangannya.
Jimin semakin memajukan bibirnya. Hoseok yang tak tahan dengan keimutan Chim-chimnya pun maju dan mencubit pipi Jimin yang menggembung hingga si pemilik marah. Sebelum Jimin murka Hoseok berlari menghindar dari Jimin.
"Hyuuuung!!" Jimin semakin kesal dan ingin berlari mengejar Hobie hyungnya. Apalah daya seorang Park Jimin, bukannya semakin dekat dengan Hoseok, justru hampir terjengkang saat Seokjin menarik tangannya yang menggenggam tangan Jimin. Nasib malang.
Namjoon yang kebetulan berada tepat di belakang Jimin pun sigap menopang Jimin. Tawa member lainpun meledak saat wajah Jimin kembali menggembung dan kali ini lebih besar. Bayi besar Bangtan yang berharga.
Jimin memang kesal. Namun hatinya menghangat. Ia sangat bersyukur setidaknya memberdeul sangat mendukungnya saat ia merasa tubuhnya tak mendukungnya. Dan tentu saja ia akan terus berdoa agar hal itu tak pernah berubah.
***
Nafas lega keluar dari hidung Min Yoongi usai satu jam penuh mendengar ocehan maknae line yang tak berhenti barang semenit saja sejak memasuki mobil. Jangan lupakan candaan garing dari yang tertua dan si sunshine J-hope yang sangat aktif.
"Aye aye aku sangat rindu dengan rumah ini." Jimin sedikit berteriak kali ini.
"Aku rindu memanggilmu bantet kembali chim-chim." Taehyung mencubit pipi Jimin sama seperti yang di lakukan Jhope saat masih di rumah sakit.
"Aku rindu menggodamu kembali hyung bantet." Jungkook melakukan hal serupa dengan Taehyung.
Jimin yang akhirnya terbebas dari cekalan Jin akhirnya mengejar kelinci berotot dan alien.
"YAK!!! Park Jimin!!!! Berhenti kau!!!!" Seokjin mengejar Jimin. Tak lama setelahnya menengok ke belakang.
"Yak kalian bantu aku!" Namjoon dan Hoseok yang paling respect, akhirnya mengejar jungkook dan Taehyung agar Jimin ikut berhenti."Yoongi-ya bantu aku kejar si Park. Tak ada bantahan. Atau kau tak dapat jatah makan malam mu kali ini." ujarnya dengan nafas yang tersengal.
Yoongi menghembuskan nafas pasrah jika sudah begini tak ada pilihan. Jadilah acara kejar kejaran di halaman dorm yang sedikit luas hingga Jimin yang tiba-tiba menghentikan langkahnya, berjongkok dan menundukkan wajahnya membuat semua orang ikut berhenti.
Tentu saja memudahkan Seokjin menghampirinya.
"Aku sudah mengatakan padamu untuk diam dan mengikutiku. Lihatlah sekarang, astaga kau baru saja keluar dari rumah sakit dan perutmu kosong karena keras kepalamu itu." Bukannya tidak khawatir Jin memarahi Jimin justru saking khawatirnya Jin lupa Jimin sedang terengah-engah di depannya.Yoongi yang memang paling dekat dengan Jimin dan Jin mendekat dan mendekap Jimin. Namun tak kunjung membuat Seokjin diam. Yoongi mengiyakan seruan satu-satunya hyung baginya di BTS.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Yourself, Park Jimin ✔
FanfictionPark Jimin salah satu member BTS yang pandai menyembunyikan kesusahannya. Masalahnya berdampak pada para member. Meski begitu sejujurnya masalah itu bukan datang dari Park Jimin. Disini Jimin juga korbannya. Meski begitu dengan segala ketakutan da...