Cahaya matahari menerobos celah jendela sebuah kamar rumah sakit yang di tempati dua namja tampan yang salah satunya masih nyaman di tidurnya. Satunya lagi mengerjap. Mencoba mengalihkan pandangan agar cahaya itu tak menimpa wajahnya membuatnya silau.
Jungkook akhirnya membuka matanya setelah tidur nyenyaknya harus ia singkirkan akibat cahaya yang menyilaukan matanya.
Hal pertama yang ia jumpai adalah seorang namja yang menghadap jendela, membelakangi posisinya. Ia sangat paham siapa yang ada di sana hanya saja dia heran bagaimana bisa hyungnya bisa ada di sini sepagi ini. Sepengetahuannya yang menunggunya adalah staf mereka bahkan hingga ia tertidur hingga sedikit larut.
"Jiminie hyung?"
Jimin menoleh. Dia tersenyum manis.
"Selamat pagi Kookie. Bagaimana keadaanmu? Mian hyung baru datang." Jimin melangkah mendekat ke samping ranjang dan menarik kursi pelan. Taehyung masih tertidur.
"Gwenchana hyung. Aku sudah baik. Kau sendiri kudengar tak enak badan semalam. Apa kau baik?" Jungkook mencoba mendudukkan badannya.
Jimin yang mengetahui hal itupun membantu Jungkook.
"Aku sangat baik asal kau tau. Semalam hanya terlalu lelah saja. Yoongi hyung saja yang terlalu berlebihan."
Jungkook kembali bercerita dengan Jimin. Jimin hanya menanggapi seadanya.
Beberapa menit lalu Jimin berhasil membujuk Yoongi untuk pergi ke rumah sakit tempat Jungkook dan Taehyung menginap. Ini masih sangat pagi, jadi mereka tak sempat hanya sekedar memasukkan sebutir nasi ke perut mereka. Alhasil Yoongi harus keluar mencari sarapan untuknya dan Jimin. Jungkook dan Taehyung? Tentu saja memakan masakan rumah sakit.
***
Namjoon mengerjapkan matanya. Dia baru saja tidur dua jam usai berbicara dengan Jin semalam dan berujung pergi menemui Sejin dengan memberikan botol yang di temukan Seokjin.
Seandainya suara berisik ponselnya dan ponsel Jimin yang lupa ia kembalikan pada pemiliknya itu tak mengganggu tidurnya sudah di pastikan dia masih tidur nyenyak dengan bunga tidur yang ia harap indah.
Dengan sedikit malas dia mengambil ponselnya, bukan- bukan ponselnya yang ia ambil. Matanya masih menyipit tak heran dia salah mengambil ponsel.
Oh tentu tak masalah bagi Namjoon toh dia juga sedikit penasaran dengan pesan yang masuk di ponsel Jimin. Namjoon membuka kotak pesan disana.
Netranya tak lagi menyipit khas bangun tidur. Dia membuka sempurna kedua matanya mengingat betapa pentingnya pesan itu. Tentu saja Namjoon tak akan pernah melewatkan apapun.
Meski dia tau segala yang Jin ceritakan. Tetap saja dia harus mengambil keputusan dengan memperlihatkan dua sisi. Bukan kah itu yang dinamakan bijak?
Semua pesan yang dikirim ke ponsel adiknya itu selalu membuat Namjoon mendengus lelah. Ia bingung apa yang harus dia lakukan.
'Park kau menikmati ini? Ku harap iya. Dan tunggu hadiahku selanjutnya. Dan lindungi hyung yang kau sayangi. Ku harap kau berhasil.'
Namjoon mematikan ponsel itu dan membawanya keluar. Melupakan ponselnya yang tadi juga berbunyi. Mungkin dia akan melupakan apapun jika keselamatan salah satu member terancam. Termasuk dirinya sendiri.
"Namjoon-ah. Kau sudah bangun? Tidurlah lagi bukankah kau baru tidut dua jam lalu. Lagipula Sejin hyung sudah mengatakankan bahwa waktu libur kita di perpanjang sampai sebulan kedepan. Kau tak perlu menyibukkan dirimu beberapa hari ini."
Seokjin mengangkat wajan dengan hati hati kemudian menuangkan isinya ke mangkuk yang telah ia siapkan.
"Ani hyung! Aku sudah tidak mengantuk. Hosoek masih di ruangannya? Jimin dan Yoongi hyung dimana?" Namjoon menatap sekeliling.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Yourself, Park Jimin ✔
FanfictionPark Jimin salah satu member BTS yang pandai menyembunyikan kesusahannya. Masalahnya berdampak pada para member. Meski begitu sejujurnya masalah itu bukan datang dari Park Jimin. Disini Jimin juga korbannya. Meski begitu dengan segala ketakutan da...