Brak.
Yoongi membulatkan matanya yang tiba-tiba memanas. Otaknya benar-benar tak tau harus bagaimana, hatinya sakit.Di hadapannya adiknya sedang tak sadarkan diri dengan wajah pucat pasi, kedinginan. Pun dengan shower yang menyala menyiram tubuh lemah itu.
Tersadar dari keterkejutannya, Yoongi mematikan shower tersebut dan menghampiri Jimin. Dia tersentak saat tubuh Jimin menyentuh ujung jarinya: dingin. Air matanya menetes begitu saja. Untuk pertama kalinya Yoongi menangis karena orang lain. Dan orang lain itu sudah ia anggap sebagai adik kandungnya sendiri.
Yoongi melepas hodie Jimin dan mengganti dengan hodie yang dia pakai. Memeluknya erat seakan dia tak ingin kehilangan. Karena Yoongi yakin Jimin benar-benar membutuhkan kehangatan saat itu, apapun yang Jimin butuhkan Yoongi akan berikan agar adiknya tetap bersamanya.
"Kook-ah hubungi yang lain untuk segera menyiapkan mobil. Kita akan kerumah sakit. Cepatlah!! Jangan sampai terlambat sedikitpun!" Ucap Yoongi penuh penekanan. Matanya masih tertuju pada Jimin, tangannya ia gosokkan kemudian memegang pipi Jimin, berusaha menyalurkan sedikit kehangatan.
"Kenapa harus menghubungi yang lain? Kau sudah melakukan kesalahan hyung aku tak mau terlibat." Jungkook masih membelakangi Yoongi. Berucap tanpa tau yang terjadi.
"KU BILANG CEPET HUBUNGI MEREKA!!" bentak Yoongi. Jungkook tersentak, memang untuk pertama kalinya Yoongi membentaknya. Jungkook pun mengambil ponsel dan menekan kontak RM.
"Hyung siapkan mobil menuju rumah sakit." Kesal Jungkook akibat bentakan Yoongi. Matanya sedikit berkedut menahan tumpahan air mata.
"...."
"TAK PERLU BERTANYA SEKARANG CEPATLAH SIAPKAN MOBIL!" teriak Yoongi menghentikan pertanyaan yang mungkin saja akan di lontarkan orang diseberang sana.
Jungkook mematikan telponnya. Ingin sekali mengumpat, namun sadar akan tata krama yang berlaku.
"Ada apa denganmu hyu......" ucapan Jungkook terhenti saat netranya menangkap penampakan yang sangat menyakiti hatinya. Kini ia tau apa yang membuat Yoongi begitu emosi. Dan dia pun sama merasakannya.
"Cepat bantu aku!" sadar akan keterkejutanya, Jungkook menghampiri Yoongi yang masih berusaha menghangatkan tubuh Jimin dengan memakaikan hodie miliknya.
Jungkook melepas hodienya juga dan memakaikan pada Jimin. Mereka kemudian merangkul Jimin dan membawanya ke mobil.
Semua member sudah berkumpul di depan gedung dan mobil sudah disiapkan sesuai perintah Yoongi.
Semua member terkejut dan mematung sekejap sebelum menghampiri Yoongi dan Jungkook yang membawa Jimin.
"Jangan tanyakan sekarang lebih baik kita membawanya secepat mungkin ke rumah sakit." Ucap Yoongi sebelum mereka bertanya lebih lanjut.
***
Manager Sejin menyetir di depan, disampingnya Namjoon memejamkan matanya, mencoba menentramkan hati dan pikirannya. Di kursi tengah, Yoongi dan Taehyung tengah menggosok kaki dan tangan Jimin sambil sesekali memberikan kehangatan pada pipi Jimin. Di tempat duduk belakang Jungkook yang sedari tadi menahan tangisnya kini pecah saat mendapati hyung tertuanya menitikkan air mata disertai Hoseok yang juga menangis.
Tak ada yang berniat sedikitpun untuk bertanya tentang kejadian ini. Seolah pertanyaan-pertanyaan yang beberapa menit lalu mengumpul di otak, tertinggal di tempat bersamaan lajunya van hitam yang mereka tumpangi.
Sesampainya mereka di Rumah Sakit tempat mereka melakukan chek-up rutin, brankar langsung menghampiri. Roda-roda brankar bergesekan dengan lantai, gerung suaranya mampu berikan sensasi takut kehilangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Yourself, Park Jimin ✔
أدب الهواةPark Jimin salah satu member BTS yang pandai menyembunyikan kesusahannya. Masalahnya berdampak pada para member. Meski begitu sejujurnya masalah itu bukan datang dari Park Jimin. Disini Jimin juga korbannya. Meski begitu dengan segala ketakutan da...