Remasan kertas putih dengan noda hitam beraturan berserakan dengan tidak elitnya di lantai sepetak kecil ruang musik. Berulang kali tinta hitam beradu dengan selebaran putih polos menciptakan bunyi tuk yang teramat rendah menyebabkan sipelaku tak mendengar bunyi tersebut.
Berbagai cara ia mencoba mengekspresikan apa yang dia rasakan namun rasanya begitu tak berguna mengingat belum satupun lirik yang ia dapat dengan puas. Sejak beberapa hari terakhir dirinya seolah melupakan prinsipnya yang terkenal sangat menjaga kebersihan. Seperti yang dikatakan diatas, bekas lirik yang tak jadi berserakan tanpa ada niat dibersihkan sebagai bukti seberapa keras dirinya mencoba menulis.
Bahkan dirinya sempat melupakan makan yang seharusnya tak ia lakulan. Bersyukurlah bunyi kruuk perutnya menyadarkan betapa ia telah menyiksa dirinya sendiri pagi tadi bahkan sejak hari lalu.
Dengan langkah lunglai ia berjalan untuk pulang barangkali hyung tertuanya menyimpan makanan rumah yang lezat. Tak apa memanjakan perutnya meski ia belum mendapatkan sepenggal lirikpun. Sayang sekali sepertinya hyung tertua baru saja membuang makanan sisa semalam yang masih terhitung cukup untuk tujuh orang.
Sejujurnya Hoseok tak enak hati karena tak memakannya semalam. Apa boleh buat Seokjin memasak untuk makan malam bersama diwaktu yang kurang tepat.
Ah lupakan makanan sisa semalam kali ini Hoseok harap makanan instan persediaan bulanan masih pun tak masalah. Dengan harap Hoseok begitu semangatnya mengorek lemari barangkali makanan tersembunyi tanpa ia duga. Seperti tikus saja dirinya tak peduli apa saja yang ia buat sedikit berantakan berharap saja kakak tertua tak melihat kejadian demikian.
Hoseok mengerjap hanya sebutir telur mentah yang didapat. Aish dia jadi ingin merutuk. Kenapa tak belanja sendiri saja diluar. Tak apa Hoseokie terkadang lapar mengalahkan segala halkan. Melupakan hal kecil yang akan bermasalah besar jika tak difikirkan secara matang.
Presensi namja satu tahun lebih muda darinya mengalihkan umpatannya sejenak. Jimin tampak terburu-buru atau mungkin hanya Hoseok yang merasa demikian pasalnya raut Jimin mengatakan demikian namun kakinya melangkah sedikit berjinjit dan berdampak suara tak sampai 20 dB pun barangkali pencuri juga melakukannya.
Awalnya Hoseok terkejut hingga 20 menit selanjutnya stagna di kursi kemudi dengan Jimin menemani di sisinya kemudian membeli beberapa keperluan dan memasuki Gedung Bighit. Hingga Hoseok memutuskan mengakhiri keheninganpun keduanya masih canggung. Hoseok masih menatap raut sedikit pucat dari wajah Jimin hingga spontan dirinya menawarkan diri dengan mengantar pemuda beda umur itu.
Jimin nampak menuju ruang Practice Room yang tak jauh dari studio milik Hoseok. Hoseok menatap sejenak hingga mulai beranjak masuk ke studio miliknya untuk segera menghabiskan waktu untuk sekedar mencari untaian-untaian kata untuk dinikmati sebagai karya musiknya.
Atensi Hoseok teralih pada dua kantong putih yang menjadi tujuan awalnya keluar studio. Benar saja Hoseok lupa makan lagi karena lirik-lirik yang ingin Hoseok umpati saking kesalnya tak kunjung ia temukan.
Hoseok membuka kantong putih tersebut hingga tangannya menepuk dahinya. Sebegitu canggungnya suasana di mobil tadi menyebabkan dirinya tak menawari barang satu bungkus makananpun pada Jimin.
Hoseok jadi berencana setelah ini ia harus kedokter untuk menanyakan perihal dirinya yang mulai berubah kini. Dirinya saat ini sangat kontras dengan dirinya yang dulu.
Setelah hembusan nafas lelahnya Hoseok bangkit dengan membawa sekantong plastik dari dua kantong tadi menuju ruang practice dance barangkali Jimin mau makan bersamanya.
Entah Hoseok salah lihat atau memang benar Taehyung baru saja keluar dari rungan yang Hoseok tuju saat ini. Jika memang benar itu Taehyung maka mengapa wajahnya terlihat sendu dan kesal mungkin. Hoseok hanya menduga-duga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Yourself, Park Jimin ✔
FanficPark Jimin salah satu member BTS yang pandai menyembunyikan kesusahannya. Masalahnya berdampak pada para member. Meski begitu sejujurnya masalah itu bukan datang dari Park Jimin. Disini Jimin juga korbannya. Meski begitu dengan segala ketakutan da...