"Namjoon hyung!" Jimin terus meneriaki nama Namjoon, berharap mendapat balasan dari pemilik nama.
Sejak beberapa saat lalu ia tiba di tempat yang di maksud si peneror. Ia tak menemukan Namjoon. Hanya mobil dan Yoon ahjussi yang ia temui.
Langkahnya ia percepat. Beberapa tumbuhan yang menghalangi jalannya ia singkirkan dengan tangan kosong, membuat beberapa kali tangannya tergores ranting tajam. Tentu saja rasanya perih. Jika saja situasinya tak seperti, ini mungkin Jimin akan merintih dan mengeluh beberapa kali.
Bahkan ia tak lagi mempedulikan beberapa kemungkinan yang akan mengancamnya didepan mata. Sebagai contoh, tiba-tiba saja ada ular didepannya sedang memamerkan lidah berbisanya. Jimin menulikan pendengarannya dan menutup matanya dari semua kemungkinan itu. Yang ia pikirkan adalah bagaimana ia menemukan Namjoon hyungnya dan bagaimana menyelamatkannya.
Semakin Jimin melajukan langkahnya semakin dalam ia masuk ke hutan yang tidak terlalu lebat itu. "Namjoon hyung!" Entah berapa kali lagi Jimin harus berteriak dan berjalan. Peluh sudah membasahi tubuhnya.
Krek krek
Suara ranting pohon yang sepertinya terinjak menghentikan langkah Jimin. Jimin menatap sekeliling dan mendapati seorang berpakaian serba hitam lagi sedang berjalan didepannya yang berjarak sekitar sepuluh meter.
"Hei........ berhenti...... kumohon......." Jimin terus mengikuti orang itu yang semakin lama semakin mempercepat langkahnya.
Jimin yang tak ingin kehilangan jejaknya pun ikut berlari dengan susah payah akibat ranting yang bercabang.
Orang itu berlari semakin cepat dan membuat Jimin kewalahan. Sekitar beberapa detik orang itu sudah tak terlihat dinetra Jimin. Jimin menghela nafas pasrah dan menunduk. Air matanya mengalir.
Rasa lelah dan perasaan khawatir melebur menjadi satu membuatnya merasa buruk.
"Tidak..... jangan pernah melakukan itu." suara yang tak asing tertangkap pendengaran Jimin.
Jimin kembali mendongak dan dengan gerakan cepat dia mengikuti asal suara itu hingga netranya menangkap hal menyakitkan didepannya.
Rasa takut mulai bergelut dengan dirinya. Satu sisi ia ingin menyelamatkan hyungnya, disisi lain ia begitu takut untuk mendekat. Ia memutuskan bersembinyi di balik pohon dan mencoba menghubungi seseorang.
"Ha.....ha.....ha...... Dongsaengmu begitu mudah ku permainkan ternyata." Orang berpakaian serba hitam itu memainkan pistol di tangannya.
Namjoon menatap pasrah. Lengannya terikat dan seorang lagi yang berpakaian serba hitam memegang ikatan itu, memastikan Namjoon benar-benar tak dapat kabur dengan mudah. Entah siapa orang dibalik masker yang memegangnya. Yang jelas Namjoon yakin dia seorang yeoja meski begitu kekuatannya tak bisa diragukan.
"Kau bisa melakukan apapun padaku. Tapi kumohon jangan sakiti Jimin..." Namjoon menundukkan tubuhnya berharap orang didepannya menuruti permintaannya.
Jimin menghentikan kegiatannya yang ingin menghubungi seseorang.
"Benarkah?" Orang itu memukul perut Namjoon keras.
Jantung Jimin berdetak begitu cepat. Namjoon berusaha melindunginya.
"Bagaimana dengan ini?" orang itu kembali memukul Namjoon. Tak lagi di bagian perut. Orang itu memukul dahi Namjoon. Darah menetes di area pukulan itu.
Jimin benar-benar tak bisa menahannya. Ia takut dengan kejadian ini. Tapi ia lebih takut sesuatu terjadi pada hyungnya. Jimin memutuskan keluar dari persembunyiannya dan menghampiri orang yang memukul Namjoon.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Yourself, Park Jimin ✔
FanfictionPark Jimin salah satu member BTS yang pandai menyembunyikan kesusahannya. Masalahnya berdampak pada para member. Meski begitu sejujurnya masalah itu bukan datang dari Park Jimin. Disini Jimin juga korbannya. Meski begitu dengan segala ketakutan da...