Yoongi meloloskan bulir bening dari matanya setelah berusaha menahannya, mengusaknya kasar. Merenungkan kesalahannya yang tak bisa menjaga dongsaengnya. Kedua tangannya menutup wajah dan mencoba meredakan emosi.
Pintu ruang UGD terbuka, menampilkan dokter yang menangani Jimin.
"Bagaimana keadaannya uisa?"
"Syukurlah, pasien sudah lebih baik dan akan segera di pindahkan ke ruang rawat untuk lebih lanjutnya kita bicarakan di ruang saya."
Yoongi mengikuti langkah panjang dokter yang menangani Jimin. Dalam hati dia masih khawatir meski dokter telah mengatakan Jimin sudah baik-baik saja. Dan jangan lupakan kondisi kedua dongsaengnya yang ia tinggalkan untuk menjaga dongsaeng lainnya.
Disisi lain Jimin mengerjap matanya, menyesuaikan dengan cahaya lampu ruangannya. Setelah merasa tak asing dengan yang dilihatnya Jimin mulai mengingat kejadian sebelum dia terbaring di tempat yang di bencinya. Hingga ingatannya terhenti pada dua sahabatnya. Jimin mengerjap dan mencoba menegakkan tubuhnya yang masih sangat lemas.
Setelah berusaha dengan sangat keras akhirnya Jimin berdiri dengan tegak. Jimin mulai melangkah menuju pintu dengan gerakan pelan hingga selang infus yang tak disadarinya, menghentikan gerakan lengan kanannya. Netranya menatap sejenak hingga tangan kirinya mencabut paksa selang tersebut. Jimin meringis kala jarum infus tercabut paksa olehnya.
Darah menetes dari lengannya tanpa ia pedulikan. Jimin melanjutkan langkahnya keluar mencari keberadaan dua anggota lain yang terbaring di rumah sakit yang sama
Entah dia itu terlalu baik atau terlalu bodoh, jelas sangat tubuhnya butuh istirahat mengingat beberapa jam lalu dirinya terbaring tak sadarkan diri, tapi dia justru menghawatirkan member lain.
Hanya pakaiannya saja yang tak menciri khas kan dia sedang sakit. Bagaimana tidak, wajahnya pucat, berjalanpun terseok-seok dan lengannya masih mengeluarkan darah.
Jimin terus saja berjalan tanpa memedulikan tubuhnya yang terasa semakin lemas. Hingga netranya menangkap siluet Hoseok yang berjalan dengan sedikit berlari.
Jimin mengikuti Hoseok dengan tetap menciptakan jarak. Takut-takut Hoseok mengetahui keadaannya yang sangat menyedihkan dengan wajah pucatnya itu.
Hoseok menghentikan langkahnya didepan ruang ICU yang sedari tadi menjadi tujuannya berlari. Hal itu berpengaruh pada Jimin. Tepat saat Hoseok menghentikan langkahnya Jimin juga menghentikan langkahnya di balik tembok.
Hoseok menghembuskan nafas kasar kemudian membuka pintu dan masuk ke ruangan didepannya. Jimin menyernyit. Jimin berjalan mendekat ke arah pintu.
Jimin mengintip lewat kaca pintu tentu dengan sangat hati-hati. Ia sangat terkejut saat mendapati sahabatnya terbaring dengan selang oksigen di wajah tampannya.
Jimin membalikkan tubuhnya tepat saat Yoongi berada di belakangnya. Namun Jimin tak menyadarinya karena pandangannya memburam dan gelap menguasainya.
Yoongi yang awalnya ingin mengeluarkan sumpah serapahnya, ia urungkan saat Jimin limbung dan dengan sigap Yoongi menangkapnya.
***
Namjoon berjalan linglung. Pikirannya hanya berpusat pada kedua adiknya yang terbaring di ranjang pesakitan. Lebih-lebih kondisi Taehyung yang memang sedikit lebih menghawatirkan dari Jungkook. Hingga dia sadar apa yang di katakan dokter bahwa ada racun yang membuat kedua adiknya sampai harus sakit seperti ini.
Namjoon mengambil ponselnya dan kembali menelfon manajernya yang sedang dalam perjalanan menuju rumah sakit tempat dia berada sekarang.
"Hyung kita harus menyelidiki sesuatu. Kau kesanalah dan aku akan menyusul." Namjoon berjalan tergesa-gesa menuju ruang rawat Jungkook dan kemudian ke ruang ICU untuk memastikan keadaan kedua adiknya baik-baik saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Yourself, Park Jimin ✔
FanfictionPark Jimin salah satu member BTS yang pandai menyembunyikan kesusahannya. Masalahnya berdampak pada para member. Meski begitu sejujurnya masalah itu bukan datang dari Park Jimin. Disini Jimin juga korbannya. Meski begitu dengan segala ketakutan da...