Mereka seolah tuli. Mereka seolah bisu. Mereka seolah buta. Segala ucapan yang harusnya mereka pahami seolah tak ada artinya apapun. Masuk telinga kanan keluar telinga kiri, kata pepatah.
Mereka terdiam saat manajer mereka bicara, mereka tak menjawab saat manajer mereka bertanya, mereka memandang kosong ruangan sekitar.
"Seokjin-ah, Yoongi-ya, Hoseokie, Taehyungie, Jungkookie--kumohon dengarkan aku! Apa kalian akan tetap diam?" Sejin menaikkan nada suaranya.
"Kurasa kalian tak pantas lagi mendapatkan cinta ARMY--kalian mengecewakan ARMY. Bahkan sebelum mencobanya." Sejin melenggang. Kekecewaan mengiringi langkah beratnya.
"Hyung!! Kami akan tampil berlima!," tegas Seokjin, menghentikan langkah Sejin. Taehyung, Yoongi, Jungkook, dan Hoseok menatap Seokjin serius. Lewat mata mereka berempat bertanya dan kecewa.
"Kami akan tetap melaksanakan konser," putusnya. Seokjin mengabaikan keempat dongsaengnya yang masih setia menunggu penjelasan darinya, masih dengan tatapan mengintimidasinya.
"Ku pegang kata-katamu Seokjin-ah." Sejin benar-benar pergi meninggalkan kelimanya. Barulah Seokjin menunduk saat menyadari yang lain tampak ingin memprotes.
"Apa ini? Kau serius?" Yoongi naik pitam, gurat marah masih tercetak di wajahnya.
"Kita harus melakukannya," finalnya. Ia masih menunduk, dalam hatinya ikut mempertanyakan keputusan sepihak miliknya.
"Tapi hyung, tanpa kedua member? Bagaimana mungkin?" Tanya Hoseok, berusaha setenang mungkin. Jungkook menunggu jawaban Seokjin.
"Kau bahkan tak bertanya pada kami hyung," Hoseok menatap Jin penuh arti. Seokjin tak pernah secepat ini mengambil keputusan besar tanpa bertanya pada yang lain.
"Kau egois hyung!" Yoongi menggebrak meja didepan sofa yang mereka duduki kemudian melenggang dengan kekecewaan yang tercetak begitu jelas diwajahnya yang lagi-lagi menghujam ulu hati Seokjin.
Taehyung hanya diam bahkan sejak datang. Ucapan Seokjin hanya angin lalu baginya. Menurutnya apa yang lebih buruk dari salah satu member hilang dalam keadaan tak bisa dikatakan baik. Tidak. Bahkan sejak kemarin dipikirannya hanya itu adanya. Konser? Taehyung tak terlalu tertarik dengan topik itu saat ini. Taehyung melangkah keluar ruangan dengan tatapan kosongnya.
Tersisa Hoseok, Jungkook, Seokjin. Entah apa yang mereka akan lakukan. Latihan? Bertiga? Untuk apa. Waktu memang terkadang membuat semuanya terasa asing dan melelahkan.
"Aku akan bicara pada manager-nim." Seokjin melenggang meninggalkan Hoseok dan Jungkook. Sepertinya mereka benar-benar akan pergi satu persatu. Pikir Jungkook.
Jungkook menunduk. Tak ada yang lebih menyakitkan dari melihat hyung-hyungnya meninggalkan dirinya satu persatu. Mungkin Jungkook terlihat manja dan tidak peduli, tapi jauh dalam hati, Jungkook yang paling terluka dari semua hal yang sudah terjadi.
Hoseok melangkah, mendekati Jungkook kemudian menepuk bahunya pelan.
Hoseok pergi keluar ruangan.
Pertahanan Jungkook pecah. Lengkap sudah semuanya pergi. sekarangSejak tadi Jungkook diam. Bukan karena ia tak ingin berpendapat ia hanya tak siap dengan segala perselisihan ini. Dan sekarang terbukti satu persatu hyungnya pergi darinya. Jungkook tak pernah menginginkan hal semacam ini.
Mereka semua bagaikan orang tua kedua bagi Jungkook. Bagaimana tidak sejak usia masih belia dia masuk Big Hit dan bertemu keenam namja yang usianya lebih tua darinya dan hingga Jungkook sebesar ini keenam namja itu sedikit banyak membantu Jungkook berkembang.
Isakan Jungkook bertambah seiring rasa sesak menggerogoti relung hatinya. Sangat jarang Jungkook menangis didepan member dan lainnya. Itulah mengapa ia tetap diam hingga semua pergi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Yourself, Park Jimin ✔
FanfictionPark Jimin salah satu member BTS yang pandai menyembunyikan kesusahannya. Masalahnya berdampak pada para member. Meski begitu sejujurnya masalah itu bukan datang dari Park Jimin. Disini Jimin juga korbannya. Meski begitu dengan segala ketakutan da...