Sixty Three

1.4K 141 13
                                    

Raut wajahnya menampakkan kesedihan. Sepasang sepatu yang ia gunakan tampak berulang kali terketuk kelantai sesuai irama musik ballad yang ia dengarkan dari minitape disudut ruangannya. Gummy smile itu, tidak lagi tampak untuk hari ini.

Flashback On

Hujan deras yang menimpa Seoul malam itu terjadi hampir lebih dari 5 jam. Kedua manusia yang sengaja bertemu disebuah minicafe itu tampak saling pandang.

Umji membenarkan tata rambutnya kebelakang telinga. Ia masih belum bisa menjawab apa yang seorang Suga tanyakan.

"kembalilah kepadaku.. Aku tahu semua yang aku lakukan kemarin adalah kesalahan"

Suga meletakkan sumpitnya. Menatap lekat Umji yang menatap jauh hujan diluar sana.

"kenapa? Kau tak mengatakan apapun? Apa kau memang tak mencintaiku lagi, Umji-ya?"

Perkataan Yoongi bagian itu membuat Umji menatapnya. Ia menggeleng pelan.

"mianhe... Bukankah semuanya lebih baik seperti ini?"

Suara yang keluar dari bibir merah Kim Yewon membuat pria bermarga Min itu tampak putus asa.

"apa kau tidak pernah memberi kesempatan untuk seseorang? Bagaimana bisa seperti ini lebih baik?"

"Sunbae, kau tidak menjelaskan bagaimana kita berpisah. Bukankah itu lebih baik bagimu?"tanya Umji

Suga menunduk. Ini akibat sikapnya yang egois. Sikapnya gegabah terhadap hubungan mereka.

"tidak ada yang menjelaskan kenapa hari itu kau bersikap layaknya orang lain. Bukan Suga Oppa.Ada hubungan yang bisa dipertahankan, ada hubungan yang harus dilepaskan, dan ada hubungan yang tidak berarti apa-apa sejak semula. Lalu, apa yang dibutuhkan adanya kesempatan? Mereka hanya menggunakan kesempatan untuk mengulangi kesalahannya lagi"

Suara Umji sedikit bergetar. Ia menangis?

Suga mengusap wajahnya seakan frustasi dengan ini.

"Umji-ya, kumohon dengarkan aku. Setelah ini, mari kita jangan mengingat masa lalu lagi. Aku tidak ingin mengingatmu sebagai bayangan dari masa laluku"

Umji menggigit bibir bawahnya. Jujur saja, ia masih mencintai pria dihadapannya. Betapapun ia berusaha melupakannya, rongrongan ingatan masa lalunya justru menguat. Ia tidak pernah merasakan sakit yang mengharuskannya melupakan seseorang. Ini pertama kalinya ia terluka dan membaik karena satu orang. Ia tidak pernah menginginkan kehidupan asmaranya serumit dan sesakit ini.

"aku belum menemukan jawaban yang aku inginkan, Sunbae... Bagaimana hari itu kita benar-benar menyetujui untuk berpisah? Bagaimana saat aku hanya bisa melihatmu mengabaikan makan malam kita. Kau memintaku datang hanya untuk memutuskan hubungan kita? Apa yang akan kau jelaskan padaku?"

Umji memijat pelipisnya yang berkedut. Tampaknya sakit kepalanya terulang lagi. Ia tak jauh beda dengan Eunha. Setiap ia berusaha keras mengutarakan sakit hatinya, pusing akan segera melanda.

"berhenti menemuiku... Aku tidak bisa menerimanya secepat ini. Jika kau ingin kembali, beri waktu untuk keadaan membaik"

Suasana cafe yang nyaris sepi itu membuat beberapa pelayan memilih untuk masuk kedalam bilik karyawan. Mereka tak ingin menjadi pendengar sebuah pertengkaran. Bagi mereka, lebih baik tidak menegurnya.

"aku mencintaimu"

Singkat,padat,dan jelas.

Ucapan Suga menambah beban pusingnya bertambah. Gemuruh hujan diluar menjadi sangat riuh tatkala ia berusaha berdiri. Meraih tasnya, membow pada Suga.

Actually We're Together [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang