Suasana pagi di Seoul yang kini sudah memasuki akhir bulan Agustus tampak begitu cerah. Meski begitu, beberapa malam hujan terus datang dan memberikan hawa dingin yang menusuk hingga ke tulang.
Pagi sekali, Sowon sudah menerima telepon dari kakak perempuannya. Ia terbangun juga karena ponselnya yang terus berdering. Usai melakukan percakapan dari ponselnya, Sowon memutuskan untuk pergi mandi dan menyiapkan makan pagi di dormnya. Untuk dorm Yerin, Yuju, dan Umji, mereka akan memasaknya sendiri.
"Eonni, Sinb eodiga?"tanya Eunha yang baru selesai mandi.
"Aku tidak tahu. Mungkin mengajak Angkku bermain. Waeyo?"
"Ani. Ponselnya terus berdering. Tapi, pintu kamarnya terkunci. Aku rasa ia belum bangun atau bagaimana"
"Makanlah! Aku akan membangunkannya"sahut Sowon beranjak pergi.
_______
"Aku? Kenapa aku?"
Yuju menggeleng cepat saat Jimin memberi makan ikan-ikan kecil dikolam rumahnya. Hari ini kedua manusia itu pergi mengunjungi keluarga Yuju. Beberapa hari lalu ibunya terus saja menelepon hanya karena begitu merindukan putri cantiknya itu.
"Siapa lagi yang akan mencintaiku selain kau, hmmm?"protes Jimin tak menghentikan aksinya.
"Ya!!! Kau pikir mengatakan hubungan kita didepan publik hanya bermodalkan cinta? Aigoo...dasar kau ini! Kalau agensiku yang mengkonfirmasi duluan, mau jadi apa kami? Biarkan kita tetap seperti ini, Jim"
Yuju berdiri menyandarkan kepalanya pada dada Jimin. Pasangan satu ini memang tak bisa romantis ketika bersama. Kerap kali bertengkar meskipun mereka sebenarnya saling menahan rindu.
"Aku hanya bercanda. Lagipula, jika ingin publik tahu, aku akan mengatakannya di pers. Aku sanggup melakukannya sendiri, kok"tukas Jimin menghentikan kegiatan memberi makan ikan-ikan hias itu.
"Jangan melakukan apapun! Aku masih bisa menerima kau banyak di skandalkan dengan Red Velvet dan Twice. Tapi jangan merusak reputasi dirimu hanya karena hubungan kita. Aku tidak ingin kau kehilangan penggemarmu dimasa-masa seperti ini"jelas Yuju.
Jimin mengecup puncak kepala wanitanya. Ia menghadapkan wajah Yuju untuk menatapnya.
"Lihat aku!"pinta Jimin memegang kedua pipi Yuju dan tersenyum hingga kedua matanya tampak hanya segaris.
"Kau ingin menunjukkan kedua matamu yang tenggelam ini? Ck!"protes Yuju
"Anieyo...kau harus percaya padaku. Apapun yang kau dengarkan tentang aku...jangan pernah membuatmu berpikir aku akan meninggalkanmu!"ujar Jimin dan menyandarkan kepala kekasihnya masuk dalam pelukan hangatnya.
Yuju terdiam. Perlahan tangannya tergerak untuk memegang jaket yang dipakai Jimin.
"Aku percaya padamu. Tapi rumor selalu berganti dan itu menggangguku"balas Yuju merasakan belaian lembut pada kepalanya.
"Itu rumor yang menggangguku juga. Dengan memikirkannya saja, aku bisa depresi. Tapi, setiap kali aku mengingatmu, ada Choi Yuna yang memberiku dorongan semangat untuk melewatinya. Aku merasa semua bebanku perlahan hilang dan rinduku bertambah"
Yuju mendongak. Ia menatap wajah pria yang sudah membantunya menjalani kehidupan sebagai idol. Park Jimin yang merupakan cerminan dari dirinya.
"Aku bahagia saat aku tahu itu hanya rumor. Tapi, bagaimana jika yang berkuasa memintamu melakukannya? Hidup saat ini tidak hanya bisa bergantung pada rumor atau bukan, Jim. Kadang untuk mendongkrak popularitas, artisnya disuruh melakukan setting yang mengorbankan kebahagiaan orang lain"ujarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Actually We're Together [HIATUS]
FanfictionI D O L Hujatan, Banyak cinta, skandal, rumor, backstreet, dating. Bukan hal baru di dunia Idol Kpop. Semakin tinggi pohon yang tumbuh, semakin kencang pula angin yang menerpanya. Book Bangchin shipper. Maaf menyinggung idol kalian mungkin sebagai c...