Eighty

1.1K 148 2
                                    

Eunha menarik ponselnya dari saku hoodie yang Jungkook kenakan. Mereka berdua menikmati jalan malam Seoul yang indah menuju tempat dimana para bunga-bunga mawar putih yang dibuat dari lampu tertanam.

"Bagaimana? Apa Hoseok Oppa sempat melihatmu bersama Sinb?"tanya Eunha memasukkan ponsel miliknya tadi kedalam tas.

Jungkook menghentikan langkahnya. Ia mengahadap kearah Eunha dengan tatapan yang sulit diartikan.

"Naaa..."panggilnya.

"uhm?"

"Kau hampir saja membuatku kembali mencintai Sinb!"keluh Jungkook mengusap wajahnya.

Eunha tersenyum. Ia mengacak pelan rambut Jungkook dengan kedua tangannya.

"Kenapa kau mengatakannya padaku? Bukankah kita bersedia membantu Sinb dan Hoseok oppa kembali?"

"Tapi, ini justru membuatku bimbang. Aku sudah sangat menata rapi perasaanku. Sejak kau memintaku menjadi seseorang yang...mmm...diperlukan Sinb, aku nyaris mati kaku karena perasaan itu. Aa... Kau tak merasakan cemburu jika aku tiba-tiba saja mengabaikanmu karenanya?"protes Jungkook.

Eunha memeluk kekasihnya itu. Ia memeluk erat seakan tak ingin melepaskan Jungkook saat itu juga.

"Mianhe, Kook. Tapi, setidaknya aku bisa berlatih bersabar. Lagipula, aku percaya padamu....kau benar-benar mencintaiku. Sekalipun kau masih memiliki perasaan pada Sinb. Ya..., aku hanya bisa seperti ini karena aku bukan cinta pertamamu. Tapi, aku sangat yakin usaha kita kali ini akan berhasil"tukas Eunha masih pada posisinya.

Jungkook membalas pelukannya dan benar-benar ikut mengeratkan pelukannya pada tubuh mungil Eunha.

"Aku hanya takut sesuatu terjadi pada kita, sayang. Aku takut mengingkari janjiku karena hal ini"keluh Jungkook.

Eunha melonggarkan pelukannya dan mendongakkan kepala menatap Jungkook. Ia tersenyum dan mendapat tatapan balik dari pria itu.

"Aku percaya kau akan menepati janjimu. Kau akan sangat mengingat ini"ujar Eunha nenunjukkan jari manisnya yang sudah terlingkari sebuah cincin bulan sabit. Cincin pemberian Jungkook.

Jungkook tertawa kecil dan memegang tangan Eunha.

"Baiklah, sekalipun aku harus mengalahkan egoku sendiri, karena kau sudah bertunangan denganku, aku akan tetap bersamamu"ucapnya.

Eunha menepuk bahu Jungkook pelan untuk memberi ketenangan. Ia tersenyum lebar karena Jungkook benar-benar tak membohonginya tentang masa lalu pria itu. Meskipun awalnya Eunha sedikit ragu sejak dirinya tahu tentang Sinb.

"Nanti, setelah Sinb dan Jhope hyung kembali, aku ingin kita bertunangan yang sesungguhnya. Apa kau bisa menepati janjimu, Na?"tanya Jungkook berjalan dengan menggenggam tangan hangat milik Eunha.

Eunha menoleh dan lagi-lagi senyumnya tersungging.

"Aku harap kau segera menikahiku...haha....hahahaaa..."balasnya.

"jeongmalyo? Baiklah, Na... Aku akan menikahimu secepat mungkin. Kita bisa mendirikan sebuah agensi dan bersahabat dengan Bighit juga Soumu. Nanti,...."

Perkataan Jungkook terpotong karena Eunha menyumbat mulutnya dengan sepotong sundae yang mereka beli ditengah perjalanan tadi.

"Kau boleh menikahiku. Tapi jangan berkhayal setinggi gedung BigHit! Ku bunuh kau!!"kecam Eunha memeluk pinggang kekasihnya dan terus berjalan menyusuri lautan lampu mawar putih.

"Jelaskan padaku bagaimana perasaanmu?"tanya Eunha lagi.

"Seperti takut, tapi juga senang. Ini seperti perasaan campur aduk saat kau berusaha mencapai highnote yang nyaris telat kau nyanyikan. Aku kadang berpikir telepon darimu mungkin saja mengganggu momen manisku dengan Sinb"

Actually We're Together [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang