"Dasar bodoh!"protes Yuju melipat beberapa pakaian Jimin yang berantakan didalam lemari. Jimin masih senantiasa mendengkur dibalik selimut tebalnya. Yuju sendiri sudah tiba disana sejak 1 jam yang lalu.
"Perlu bantuan?"tanya Jhope yang kepalanya muncul lebih dulu dari balik pintu.
"Aku rasa perlu. Bangunkan dia, Oppa! Kamar berantakan seperti ini malah keenakan tidur. Apa ia tidak risih?!"
Jhope segera lompat keatas ranjang tempat Jimin berbaring. Ia segera menarik selimut Jimin.
"Kau tahu, calon istrimu sudah menyiapkan pukulan terbaiknya? Cepat bangun!"bisiknya.
Jimin hanya merespon dengan memukul bokong Jhope. Yuju dibuat menggeleng dengan tingkah kekasihnya itu. Jhope turun dari ranjang. Ia mengangkat bahu menyatakan bahwa ia tak lagi membangunkan Jimin.
"Aku harus pergi sekarang. Sampai jumpa!"ujarnya lenyap keluar kamar.
"Jimin-ah, bangun! Ini sudah siang!"pekik Yuju dengan suaranya hampir mencapai tangga nada 3 oktaf.
"Aku harus tidur lebih lama. Leherku perlu bantal"balas Jimin.
Yuju tak patah semangat, ia segera menarik kedua tangan Jimin hingga peria itu berposisi duduk sekarang.
"Bangunlah!!!ihhh...."ujarnya berusaha mempertahankan posisi Jimin agar tidak tidur lagi.
"Park Jimin! Cepat bangun!"ketusnya memangku kepala Jimin dan berusaha membuat pria itu duduk.
Jimin memahan tawa yang sudah mengusik perutnya. Ia tidak benar-benar tidur. Sesekali saja, memgusikli kekasihnya yang cantik itu.
Yuju masih bersikeras menahan tubuh Jimin. Ia tak mudah berputus asa. Sekalipun keringat sudah lengket didahinya.
"Hmmmmm...."lenguh Jimin seakan tak terjadi apapun disuasana nyenyak tidurnya.
Sekali lagi, dan berulang kali, akhirnya Yuju memyerah dan menendang bokong Jimin hingga pria itu jatuh dari ranjang.
"Awhhh..."pekiknya.
Yuju terdiam dan bersandar pada bahu ranjang karena lelah setelah memastikan Jimin baik-baik saja.
"Kau tega menjatuhkanku saat tidur"protes Jimin terduduk dilantai, menatap ranjangnya.
"Itu kesalahanmu! Siapa suruh sulit dibangunkan? Kau harus ingat hari ini kalian akan berangkat ke New York"
Jimin terdiam sebentar. Tampak mengingat jadwalnya.
"Itu kan masih lama. Lagipula manajer tak menganggu tidurku"
Yuju turun dari ranjang setelah menatanya. Ia juga membantu Jimin untuk bangkit dengan memegang kedua tangannya.
"Aku akan menunggumu dibawah. Mandi dan pakai pakaian yang sudah aku siapkan. Ppalli!"perintahnya meninggalkan Jimin sendirian.
"Ya Tuhan, belum menjadi istriku saja sudah segalak ini"batinnya mengelus dada.
💜💜💜💜💜💜
Eunwoo mengirim pesan. Sowon segera berias dengan simpel. Meskipun hanya sapuan make up tipis, dirinya sudah terlihat cantik.
"Aku pergi dulu...."ucapnya pada Eunha yang sibuk membaca majalah terbaru pemberian Umji.
"Eonni, makanan! Sundae didepan apartement kita enak!"sambung Umji yang baru keluar dari dapur.
Sowon mengangguk. Artinya, ia menyetujui jika pundi uangnya harus ia relakan pergi untuk pesanan Umji.
Wanita bertubuh jangkung itu berjalan didepan pertokoan yang mulai sepi. Meskipun begitu, ia tetap melakukan penyamarannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Actually We're Together [HIATUS]
FanfictionI D O L Hujatan, Banyak cinta, skandal, rumor, backstreet, dating. Bukan hal baru di dunia Idol Kpop. Semakin tinggi pohon yang tumbuh, semakin kencang pula angin yang menerpanya. Book Bangchin shipper. Maaf menyinggung idol kalian mungkin sebagai c...