Part 7

223 9 22
                                    

Sekolah

"Teks Eksemplum adalah teks yang menceritakan tentang perilaku tokoh dalam sebuah cerita",penjelasan Pak Wakidi didepan.

Ok sekarang gue belajar Bahasa Indonesia. Tapi malah bikin gue ngantuk dan konsen sama pelajaran.

"Hadeh ngomong apaan seh? Gak jelas... ",ucap gue sambil menghela napas.

"Enakan es krim kan gaes", Vely ikut nyambung.

Gue cuma menoleh dan menelungkupkan kepala gue ke meja berharap bisa tidur sejenak.

"Sekarang kalian bapak bagi kelompok untuk mengerjakan soal",intruksi Pak Wakidi.

Gue berharap kelompoknya bebas dan gue udah siap-siap gabung sama sahabat gue.

"Barisan pertama dan ketiga harap menghadap ke teman yang di belakangnya",ucap Pak Wakidi lagi.

Dan ya gue sama Afren and Alvin sama Hana. Hah...  Kalau ditentuin gue berharapnya sih satu kelompok sama Alvin.

"Ciyeeee... ",malah pada ngeledekin gue sama Afren.
Kalian pada gak tau kalau sebenarnya dia sepupu gue.

Identitas ini emang  sengaja gue sembunyiin. Biar pada bingung kalau lihat gue akrab sama Afren.

So, gue bisa lihat Alvin beneran suka sama gue apa gak. Kalau suka bisa ajah dia cemburu atau dongkol lihat gue deket sama cowok lain.

"Selanjutnya kelompok yang ada barisan disebalah kanan bergabung dengan kelompok disebelah kanannya",intruksi lagi.

Dan! Gue satu kelompok sama Alvin. Dia sama Hana bergabung sama gue dan Afren.
Sumpah! Gue seneng banget.

Karena siswa dikelas ada 25 jadi tersisa satu. Dan sisanya itu Aya,dia pun bergabung ke kelompoknya Ervan.

Tapi, gue malah deg-degan banget rasanya kayak abis ngelihat setan.

"Anjir! Kok gue deg-degan sih?! ",umpat gue dalam hati.

Gue menetralkan degup jantung gue dan berusaha setenang mungkin layaknya gak pernah ada apa-apa antar gue sama Alvin.

Lah si Afren malah ngajak tukaran tempat sama Alvin. Alhasil dia duduk didepan gue buat gue mati kutu.

Bingung harus bersikap kayak gimana gue cuma masang muka datar..

"Sekarang kalian kerjakan soal yang bapak tulis dipapan dan diskusikan bersama kelompok kalian.. ",setelah itu Pak Wakidi keluar kelas kayaknya menuju rung guru.

"Yang nulis gue ajah ya, Va.. "usul Hana.

"Oke, biar gue yang mikir isinya.. ",jawab gue menyetujui.

Sambil nunggu Hana nulis soal gue nyoba baca-baca catatan yang dikasih sama Bapak.

Lah dua cowok didepan gue malah debat ntah apa yang dibahas bikin emosi gue naik ajah.

"Lu pada bisa diem gak sih!? Cari jawaban bukan debat! ",ucap gue agak ngebentak.

"Alah jawaban mah gampang. Mana gue cari... ",ucap Afren nyombong.

Alvin denger bentakan gue langsung diem malahan, padahal gue rasa bentakan gue gak keras-keras amat kok.

"Nih cari! ",pinta gue sambil menyodorkan catatan.

"Gak jadi deh. Gak paham.. ",kata Afren sambil mengembalikan catatan ke gue.

"Dasar! Sok bisa padahal enggak",ucap gue kesel.

Lah.... Alvin malah diem-diem ajah gak bantu ngerjain soal. Kok nyebelin sih nih anak. Bikin tambah kesel.

Akhirnya gue sama Hana ngerjain tugasnya.

ALVIN ALVA(COMPLETED) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang