Part 47

176 9 74
                                    

Kau hadirkan dia dalam cerita yang hanya menyisakan luka~Alvin.

*o0O0o*

Mobil Rey berhenti didepan gerbang rumah Etta. Etta yang sedari tadi melamun selama perjalanan pun tersadar bahwa ia sudah sampai durumah.

"Mau mampir, Rey? ",tawarnya.

"Gak usah, deh",tolak Rey.

"Ok. Makasih udah nganterin",ucap Etta tersenyum.

Mau seberapa kuat Etta menyembunyikan masalahnya, tetap saja kentara dari tatapan matanya yang sayu.

"Iya. Lain kali kalau nangis dirumah ajah ya. Jangan dihalte kayak tadi, mana sendirian pula. Kan bahaya,kalau lu diganggu preman gimana? ",nasehat Rey.

"Hehe, iya",kekeh Etta sambil membuka pintu dan keluar.

"Gue pamit, Va. Lain kali kita ngobrol lagi",kata Rey dari dalam mobil.

Etta hanya mengangguk dan berjalan membuka gerbang lalu masuk kedalam. Mobil Alvin yang mengikutinya berhenti juga didepan gerbang yang sedikit terbuka.

Alvin keluar dari mobil dan melongok melihat kedalam. Terlihat Etta yang berjalan ke arah pintu masuk. Alvin segera mengejarnya dan meraih pergelangan tangan Etta.

Etta yang kaget pun menoleh. Tapi, ia tak berkomentar, cuma diam saat tau Alvin berada didepannya.

"Va, aku bisa jelasin ya. Kamu salah paham. Sumpah! Aku gak ada apa-apa lagi sama Kayana",ucap Alvin memegang kedua bahu Etta sambil menatap manik matanya.

Etta masih diam belum bereaksi. Bahkan, ia mengalihkan lirikan matanya kearah lain, supaya Alvin gak tau kalau matanya sudah berkaca-kaca.

"Va, jangan marah. Dengerin penjelasan gue sama Alvin. Lu belum tau yang sebenarnya",ucap Kayana yang menyusul Alvin masuk dan membujuk Etta.

"Sebenarnya ya kalian ada main lagikan? ",tanya Etta balik menantang dengan senyum sinis.

"Lu salah, Va. Pliss. Kita omongin dulu ya",mohon Kayana ingin segera menyelesaikan masalah secepat mungkin.

"Gue gak mau! Gue capek! Tinggalin rumah gue atau gue teriak Maling! ",suruh Etta mengacuhkan keduanya dan bergegas masuk kedalam rumah lalu mengunci pintu.

Etta menyenderkan tubuhnya dibalik pintu sambil menghela napas.

"Va, aku sayang kamu. Aku akan buktiin kalau kamu cuma salah paham",teriak Alvin dari halaman yang terdengar ditelinga Etta.

Setelah beberapa menit kemudian, terdengar suara mobil Alvin yang mulai dijalankan. Itu artinya Alvin sudah pergi dari rumahnya.

Etta segera berjalan menaiki tangga kekamar. Tak disangka ternyata hari sudah sore. Ah, lebih baik ia segera mandi dan beristirahat. Mungkin besok Etta memilih untuk tidak sekolah. Ia ingin menghindari Alvin dulu. Ia masih belum sanggup untuk mendengar penjelasan dia.

Sebenarnya Etta kuat-kuat ajah sekolah. Kan bukan badannya yang sakit. Tapi, mana bisa menghindar? Dia dan Alvin ajah satu kelas. Pasti Alvin tetap memburunya untuk berbicara.

ALVIN ALVA(COMPLETED) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang