Part 21

160 12 11
                                    

Aku bahagia melihat kamu tersenyum. Tapi, akan lebih bahagia lagi jika aku penyebab dan pemilik senyummu~Alva.

***

Etta turun kebawah dengan buru-buru. Pagi ini ia bangun terlambat apalagi malah datang bulan. Ia harus nyuci terlebih dahulu, setelah selesai ia mandi dan bersiap-siap.

"Ma, aku berangkat. Gak sarapan! ",teriak Etta sambil bergegas keluar mengambil mobil.

Mamanya hanya menoleh sekilas dan kembali membereskan dapur. Etta sudah melajukan mobilnya dengan agak cepat. Soalnya kalau telat ntar pasti dihukum. Gak mungkin dalam keadaan datang bulan gini Etta harus menjalani hukuman.

Beruntung gerbang belum dikunci jadi Etta belum dikatakan telat. Setelah memakirkan mobil dia bergegas kekelas.

"Ta, baru dateng?",tanya Salsa.

"Iya".

"Lu kok pucet kenapa? ",tanya Salsa sambil melihat mukanya.

"Lagi datang bulan, sakit perut gue",ucap Etta sambil duduk dan menelungkupkan wajahnya dilipatan tangan.

"Gak usah ikut olahraga nanti kalau sakit",saran Salsa.

Etta hanya mengangguk,semua lagi seperti biasa lagi pada sibuk ngerjain pr. Untung pr Etta udah selesai semalam.

Kringgg...

Bel masuk berbunyi dan teman sekelas Etta bergegas mengganti baju karena pelajaran pertama adalah penjas.

Etta masih menelungkupkan wajahnya dimeja, soalnya dia gak mau ikut olahraga.

"Ta, lu gak minta izin dulu? ",tanya Vely.

"Iya".

Etta pun bangkit dengan malas menuju lapangan menemui Pak Larto untuk meminta izin gak ikut olahraga.

"Pak, saya minta izin gak ikut olahraga",ucap Etta.

"Ikut baris dulu bentar! ",suruh Pak Larto.

Etta pun ikut berbaris dan dia berbaris disebelah kiri Alvin. Tapi, Etta mencoba biasa saja sambil menetralkan degup jantungnya. Beberapa kali bola matanya melirik Alvin. Terkadang Etta merasa kalau Alvin juga meliriknya melalui ekor matanya. Tapi, Etta mengusir jauh-jauh pikiran itu. Itu gak bener, mungkin cuma dia ajah yang kepedean.

"Lu ngapa gak ganti baju, Ta? ",tanya Afren disebelahnya Alvin dengan cengengesan.

"Apaan sih!? ",ketus Etta yang lagi sensi.

"Hust! ",kode David supaya Afren diam.

Pak Larto memberikan sedikit pencerahan dipagi ini. Etta memperhatikan dengan bergerak-gerak.
Ternyata gak cuma Etta yang minta izin tapi, juga ada Fellicia.

"Lu kenapa? ",tanya Etta.

"Lagi merah, lu sendiri kenapa? ",tanya balik Fellicia ke Etta.

"Sama".

Setelah 15 menit Pak Larto berceramah didepan, barisan pun dihadapkan kekanan untuk pemanasan lari keliling lapangan.

"Yang gak pakai baju olahraga kenapa? ",tanya Pak Larto ke Etta dan Fellicia. Siswa yang lain sudah berlari mengelilingi lapangan.

"Lagi datang bulan,pak",jawab Etta dan Fellicia.

"Ya udah kalian istirahat dikelas! ",suruh Pak Larto.

Etta dan Fellicia pun kembali kekelas. Etta mengambil kursi dan duduk didekat pintu sambil melihat teman-temannya dilapangan. Lebih tepatnya sih matanya selalu mengikuti gerakan Alvin.

ALVIN ALVA(COMPLETED) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang