Part 38

148 9 5
                                    

Author Pov

"Yesss.. Wuhuuu.. Gue menang... ",teriak Alvin kegirangan.

Alvin abis mabar Mobile Legend sama Fathir adiknya. Ya jelas Alvin menang, dia udah pro sedangkan adiknya masih noob alias pemula.

"Aiss, kapan gue pinter? ",tanya Fathir ke diri sendiri sambil mendengus.

"Yaelah, belajar ajah lagi",ucap Alvin menyemangati adiknya.

Fathir tak menjawab dan kembali memainkan game yang lagi tenar itu, kali ini sendiri gak mabar. Alvin keluar dari game dan membuka galeri. Disana udah tersimpan fotonya dengan Etta saat lomba tadi siang.

Dia memandangi foto itu satu per satu. Terkadang dia men-zoomnya melihat lebih detail lagi. Mau sedetail apapun, Etta tetap cantik buat Alvin. Etta sudah lebih cukup dari apa yang dia inginkan.

Alvin senyum-senyum sendiri melihat fotonya dengan Etta. Hingga tanpa sadar ia menempelkan bibirnya kelayar handphone sambil memejamkan mata.

Fathir yang tak sengaja menoleh melihat apa yang dilakukan abangnya.

"Mesum lu, bang",ucap Fathir.

Alvin terkejut mendengar suara Fathir,segera membuka mata. Hpnya sudah terlepas kelantai yang dilapisi kasur santai. Ia mengusap-usap bibirnya dan mengambil hpnya.

"Apaan sih?",sergahnya kesal.

Bisa-bisanya Fathir mengganggu acara ngayalnya mencium Etta, walaupun cuma ngayal sih. Sekarang ngayal dulu, ntar kalau udah sah tandas ajah. Ups:v.

Fathir dengan cepat merebut handphone Alvin dari tangannya yang masih menampilkan foto Etta.

"Cantik amat, bang. Cewek lu? ",tanya Fathir sambil menggeser layar melihat beberapa foto.

"Balikin, kampret",umpat Alvin sebal berusaha meraih handphonenya kembali.

"Ciye, abang gue udah berani cewek, punya kakak ipar nih gue",goda Fathir sambil menghindari tangan Alvin.

"Balikin, iss. Ntar ketahuan mama",kata Alvin.

"Gue bilangin lah",ucap Fathir tersenyum jahil.

Rupanya seru juga menjahili abang yang lagi kasmaran. Ajigile, sampai segitunya Alvin kasmaran.

"Jangan! ",bentak Alvin.

"MAMA....! ",teriak Fathir kencang.

Dan Dewi, mamanya pun muncul dari keluar dari kamarnya.

"Apa teriak-teriak? ",tanyanya menghampiri kedua putranya.

"Bang Alvin, ci-.....",ucapan Fathir terpotong mulutnya udah didekep sama Alvin.

Fathir melepaskan handphone Alvin dan berusaha melepaskan tangan Alvin dari mulutnya. Udah sesak nepas soalnya, kalau mampus gimana? Masa Alvin ntar dipenjara gegara bunuh adik sendiri.

Dewi menatap tingkah anaknya dengan dahi bergelombang, "Alvin, lepasin itu adik kamu kok didekep mulutnya",suruh Dewi sambil melotot.

Siap-siap ajah kalau Dewi sudah melotot bisa-bisanya dia akan memukul Alvin pakai sudip. Alvin gak menggubris ucapan mamanya masih fokus membekap Fathir.

Dewi berjalan kedapur mencari barang yang cocok untuk alat ancaman Alvin. Dan benar, Dewi mengambil sudip lalu kembali keruang keluarga.

"Alvin, lepasin! Mau mama pukul? ",ucapnya lagi sambil mengacungkan sudipnya.

Alvin dengan sigap segera melepaskan Fathir dan meraih handphonenya. "Ampun, ma",ucap Alvin mengangkat kedua tangannya.

"Huh... Huh... Huh... ",Fathir menghirup napas puas-puas. Tega banget abangnya mau membunuh dia.

ALVIN ALVA(COMPLETED) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang