Selamat menikmati :)
Jakarta, 4 tahun kemudian
Bunyi langkah sepatu hak terdengar nyaring di sepanjang jalan menuju ruang Aktiva 5. Di dalam ruangan itu sudah terdapat mahasiswa ekonomi tingkat akhir, karatan, dan bulukan bergabung menjadi satu. Dimulai dari yang sudah 5 tahun kuliah sampai yang 9 tahun masih kuliah karena masih OTW wisuda. Mayoritas mahasiswa tingkat akhir ini rata-rata mengulang mata kuliah Matematika karena pada semester awal mereka tidak diluluskan oleh dosen terdahulu. Sehingga malas mengulang di semester 3, 5, atau 7 karena menunggu sang dosen pensiun dari universitas itu. Dosen yang mengampu mata kuliah matematika ini begitu killer dan sangat sulit memberi nilai, mahasiswa yang rajin dan pintar saja hanya diberi nilai C apalagi mereka yang rata-rata kuliah hanya sekedar formalitas saja.
Namun sejak 3 tahun yang lalu Fiora bergabung menjadi tenaga pengajar yang mengampu mata kuliah Matematika di Universitas Darma Bangsa ini banyak Mahasiswa yang semester karatan menjadi terbantu cepat wisudanya. Karena sistem mengajar Fiora yang tegas tapi santai, sangat mudah di pahami dan bersifat objektif.
Sifat Fiora yang baik hati inilah yang mampu menarik banyak mahasiswa maupun mahasiswi untuk menyukainya. Tapi satu hal yang menjadi kekurangannya, ia masih betah sendiri selama 4 tahun lebih ini, padahal umurnya sudah memasuki kepala 3. Banyak Dosen, Mahasiswa, Pengusaha, dokter, Arsitek dari yang berstatus Duda sampai masih yang belum menikah di tolak secara halus oleh Fiora. Dirinya masih trauma untuk menjalin hubungan kembali karena takut dikhianati.
Fiora belum bisa menghilangkan trauma itu padahal sudah 4 tahun berlalu, bahkan Fiora rela pindah ke Jakarta meninggalkan segala kenangannya demi move on dari Mantan suaminya. Bersama sahabatnya, Orlin. Fiora memulai kehidupannya dari Nol. Saat itu Orlin mendapatkan tawaran untuk menjadi dosen di universitas Swasta di Jakarta, yaitu Universitas Darma Bangsa. Orlin langsung menerimanya dan mengajak Fiora untuk ikut bersamanya, sementara Vivi tidak bisa ikut ke Jakarta karena dia harus mengurus pernikahan yang tinggal terhitung beberapa Minggu lagi. Di Jakarta Orlin bekerja menjadi dosen, sementara Fiora bekerja sebagai admin di sebuah perusahaan terkenal. Selang 1 tahun kemudian, Fiora memilih resign dari pekerjaannya dan memilih mengajar sebagai dosen matematika karena basic awalnya adalah matematika. Dari S1 hingga S2 ia kuliah di jurusan matematika. Sehingga Sampai sekarang Fiora masih bertahan untuk menjadi dosen Matematika.
Pahit manis sudah banyak Fiora rasakan di pekerjaan barunya ini. Dimulai dari dia yang selalu dicaci maki dan difitnah oleh dosen yang iri dengannya karena banyak yang menyukainya, atau sekarang ketika Fiora sudah memiliki jabatan sebagai Wakil Dekan II di fakultasnya sehingga lebih banyak lagi yang mengidolakan dan menyukainya. Bahkan Fiora sudah di nobatkan sebagai dosen matematika terfavorit sepanjang masa.
Tak terasa sudah 5 menit ia melangkahkan kakinya, entah kenapa ia selalu tidak semangat jika harus menuju kelas aktiva 5, sesekali Fiora bertemu dengan mahasiswa nya sampai ia melihat sosok yang sudah 2 tahun ini begitu gigih mengejarnya sedang tersenyum ke arahnya.
"Pagi Calon istriku". Sapa sesosok laki-laki jangkung yang sedang menghalangi langkah nya untuk masuk ke dalam kelas yang sudah ada di depan matanya itu.
Fiora memutar bola matanya ketika melihat laki-laki muda yang berbeda 5 tahun dengannya itu mengeluarkan senyum andalan untuk memikat para perempuan. Tapi jangan harap jika Fiora akan terpikat.
"Minggir". Usir Fiora ketika laki-laki yang juga mahasiswa nya itu menghalangi langkahnya untuk masuk ke dalam kelas.
"Eh si Eneng pagi-pagi gini udah galak, bikin akang tambah jatuh cinta aja". Goda Arvino sambil menjawil dagu lancip Fiora yang segera di tepis wanita itu.
"Saya tidak butuh ucapan receh kamu itu, sekarang mendingan masuk ke dalam kelas atau kamu tidak saya luluskan di mata kuliah ini". Ancam Fiora yang sebenarnya hanya menggertak Arvino saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bu Dosen I Love You ~End
RomansaArvino Prisma Prasmana berusia 24 tahun, seorang Mahasiswa Ekonomi tingkat karatan yang sudah 6 tahun masih menjabat sebagai mahasiswa abadi di kampus. Arvino bukanlah orang yang bodoh bahkan bisa dikatakan ia begitu jenius jika sekedar untuk menger...