Extra Part -

18.7K 670 29
                                    

Hi! Hi!

Gimana kabar kalian? Apakah masih ada yang menunggu extra part cerita ini??

Hehehe maaf ya jika aku updatenya kelamaan. Ada beberapa alasan yang sebenarnya aku malu untuk mengatakannya. Tapi kalian harus tahu kenapa aku lama update agar tidak ada dusta diantara kita 😂😂😂

1. Aku terkena musibah, ada infeksi di telinga kiri bagian dalam (kata si dokter telinga bagian dalam ku bolong dan mengeluarkan cairan,) sehingga membuat aku sakit nyut-nyutan nyeri luar dalam tiap hari, jam, menit dan detik. Alhamdulillah Sekarang lagi masa penyembuhan.

2. Minggu kemarin aku lagi UAS. Jadi harus Fokus menyiapkan amunisi buat tempur dulu.

Dan yang terakhir maaf ya, kemarin aku sempat memPHP-in kalian, kemarin itu aku lagi proses pengetikan, niatnya mau Save tapi oleh karena jari aku ini jempol semua malah Ter klik Publish, terpaksa aku Unpublish lagi.

Sekian sambutan dari aku, silahkan nikmati part ini!

...
...
...

2 tahun kemudian

Tak terasa sudah 2 tahun berlalu Arvino dan Fiora mengadopsi Lala menjadi anak mereka. Arvino dan Fiora sangat menikmati peran mereka masing-masing sebagai orang tua. Arvino yang menjadi Ayah dan Fiora yang menjadi Ibu. Hidup mereka selalu berwarna karena keceriaan Lala.

Selalu ada saja pola tingkah polos Lala yang berhasil mengundang gelak tawa Arvino dan Fiora.

"Ibu, Ayah masih lama ya pulangnya?". Lala mendongakkan kepalanya ke atas untuk melihat wajah Fiora, saat ini ia sedang tertidur di paha Fiora di ruang tv. Ia dan Fiora sengaja menunggu kepulangan Arvino dari kantor.

Fiora menundukkan kepalanya dan mengecup pipi tembam Lala yang mengembung lucu.

"Sebentar lagi ayah pulang sayang, kamu udah kangen ya?".

Lala mengerucutkan bibirnya, kedua matanya berkaca-kaca karena sudah merindukan Arvino. Gadis kecil berusia 6 tahun itu memang sangat manja pada Arvino, sesuatu yang diinginkannya itu pasti akan selalu dituruti oleh Arvino, berbeda dengan Fiora yang sedikit tegas kepadanya. Tapi Lala sangat menyayangi Ibu angkatnya itu. Karena Fiora selalu membuatkannya makanan yang lezat setiap hari, memandikannya, menguncir rambutnya menjadi bentuk-bentuk yang unik dan selalu memeluknya ketika ia sedang tidur ataupun menangis, seperti saat ini.

"Sebentar lagi tapi sekarang udah malam Ibu, jangan-jangan Ayah nggak pulang lagi kayak kemarin, padahal kan Ayah sudah janji sama Lala untuk pulang cepat hari ini". Keluh gadis kecil itu.

Fiora menghela napasnya, lalu mengelus-elus rambut sepunggung Lala yang terurai karena masih basah.

"Sayang, Ayah kan lagi cari uang buat kita makan. Kalo ayah nggak kerja, kita pasti nggak akan bisa makan. Kamu juga pasti nggak akan bisa sekolah, nggak bisa beli baju baru". Ucap Fiora memberi pengertian.

"Tapi kan Ibu....!!".

"Assalamualaikum!". Ucapan Lala terhenti seketika begitu mendengar suara Arvino yang begitu familiar baginya. Dengan semangat, ia segera berlari kecil ke arah pintu depan rumah untuk membukakan Arvino.

"Sayang jangan lari-lari dong! Nanti kamu jatuh!". Tegur Fiora mengingatkan. Tapi diabaikan oleh Lala. Gadis kecil itu terus berlari sampai ke pintu depan mereka. Sementara Fiora hanya mengikuti dengan langkah santai dari belakang.

"Ibu, gimana cara bukain pintunya". Tanya Lala polos, matanya menatap penuh tanya Fiora yang berjalan perlahan mendekatinya.

Fiora tertawa kecil lalu mengacak-acak dengan gemas rambut Lala, setelah itu ia membukakan pintu untuk suaminya.

Bu Dosen I Love You ~EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang