BDILY - SEBELAS

15.4K 901 38
                                    

Target buat Part depan 15 vote. Gue harap terpenuhi dalam waktu lama karena gue rasa minggu-minggu ini ide gue lagi menyusut jadi nggak terlalu mood buat update, daripada dipaksain update nanti isinya malah acakadut. Mendingan gue bertapa dulu nyari Ilham di kampus hahahahah

Kalau idenya udah muncul lagi walau targetnya belum tercapai gue usahain bakal up part selanjutnya. Ini nggak janji ya!!

Note : Pak Dosen duda hot gue tulis Rudi aja ya ngga usah pakai embel-embel 'Pak'. Karena kerasa nggak pas kalau bacanya😂😂

Sore harinya sesuai janji, Rudi datang ke kosan Fiora bersama Mamanya untuk menjemput kedua buntutnya yang sengaja ia titipkan agar tidak membuatnya kewalahan. Tapi terkadang apa yang Ia bayangkan tak sesuai dengan kenyataannya, Yang katanya Mamanya terkena serangan jantung mendadak itu merupakan akal-akalan Mamanya saja. Faktanya Mamanya sedang main catur bersama Ajudannya bahkan bisa dikatakan Mamanya dalam keadaan sehat wal Afiat. Mamanya sengaja membuat berita hoax itu karena sudah 3 bulan ia tidak berkunjung ke rumah Mamanya.

"Ini Rud tempat tinggal calon mantu Mama!".

"Belum Ma, belum jadi Calon mantu masih OTW". Koreksi Rudi, telinganya mungkin sudah mimisan karena sejak dari rumah sampai ke kosan Fiora. Mama tercintanya itu sibuk memberikan siraman rohani yang tidak berhenti-henti bahkan terus di ulang-ulang sampai ia bosan mendengarnya.

"Aduh Rud, kamu itu kan kaya. Pemilik perusahaan terbesar di Asia tanpa jadi dosen pun kamu nggak akan jatuh miskin. Kasih kenapa rumah mewah untuk calon mantu Mama, Aduh Mama aja udah alergi liat ini rumah, kecil banget! Semut piaraan Mama aja kejang-kejang kalau disuruh tinggal disini".

Omel Hartini, yang tak lain adalah Mamanya Rudi. Terkadang Rudi merasa gemas sekaligus jengkel dengan omelan Mamanya yang suka absurd itu sampai-sampai ia ingin mencarikan papa baru untuk Mamanya. Tapi sekali lagi rasa gemas itu di kalahkan rasa sayangnya yang begitu besar karena sejak Mama dan Papanya bercerai 25 tahun yang lalu hidup Rudi sudah bergantung dengan Mamanya. Secerewet apapun Mamanya ia tidak akan marah ataupun protes karena Mamanya adalah keluarga satu-satunya selain adiknya, anak-anaknya yang dekat dengannya.

"Iya Ma, nanti kalau Fioranya udah jadi istrinya Rudi, bakalan Rudi kasih Fiora rumah seluas stadion sepak bola Soekarno Hatta biar Mama Puas".

Hartini memukul dada anaknya ringan.

"Ya nggak gitu juga kali, kamu mau buat rumah atau tempat penampungan orang seluas itu, bisa-bisa kalau kamu jalan dari ruang tamu ke dapur pakai ojek karena sangking jauhnya".

Rudi menggelengkan kepalanya, lalu mengajak Mamanya untuk masuk ke kosan Fiora, jika obrolan ini tidak segera di hentikan bisa-bisa sampai jam 12 malam ia berdiri di halaman kosan ini.

"Loh buk Hartini kenapa bisa ada disini?". Fiora begitu terkejut dan terheran-heran bagaimana ibu tua yang Pernah ia tolong waktu kena jambret 1 bulan yang lalu datang bersamaan dengan Rudi. Ternyata benar apa Kata pepatah dunia ini tak selebar daun kelor dan Fiora percaya itu karena buktinya sudah ada di depan matanya.

"Nak Fiora! Ya ampun dunia ini sempit sekali jadi Nak Fiora ini calon istri anak saya".

Dahi Fiora berkerut bingung mendengar ucapan Ibu Hartinu. Tak lama itu dari dapur datang Arvino bersama Kevin dan Key yang ada digendongannya. Kedua anak kecil itu berteriak antusias ketika melihat Omanya berada disini.

"Omaaaaaa". Pekik Key yang langsung turun dari gendongan Arvino dan berlari untuk memeluk Hartini.

"Oma nggak jadi mati kan?". Tanya Key polos, berbeda dengan Kevin yang hanya mencium tangan Neneknya lalu beralih memeluk Papanya.

Bu Dosen I Love You ~EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang