35 vote😂😂
"Toloooooongggg!". Fiora berteriak sekeras mungkin. Berharap ada yang bisa mendengar suaranya walau kemungkinannya begitu kecil.
"Percuma kamu teriak! Daripada kamu menghabiskan tenaga buat teriak nggak jelas begitu mendingan kamu habiskan tenaga kamu sama saya!".
Pak Kusno menarik Fiora ke dalam dekapannya. Seketika tubuh Fiora menjadi lemas tak bertenaga. Ia sudah memasrahkan semuanya kepada takdir berharap akan ada keajaiban yang terjadi.
Bertepatan dengan itu, Galen dan Miko berhasil mengobrak Pintu ruangan Fiora. Napas mereka saling bersahut-sahutan. Bagaimana tidak mereka dari gedung seberang, turun dari lantai 8 menggunakan tangga darurat karena mati lampu mendadak dan harus naik ke atas lantai 5 gedung ini. Beruntung sekali mereka belum terlambat, jika sampai terlambat mungkin mereka akan ditendang sampai langit ke tujuh oleh Arvino dan tidak bisa pulang lagi.
"Sialll!". Umpat Pak Kusno, padahal laki-laki itu belum melakukan apa-apa pada tubuh Fiora dan harus digagalkan lagi.
"Hey bocah sialan! Berani-beraninya kalian mengganggu kesenangan saya!".
Galen dan Miko mengabaikan ucapan tidak penting Pak Kusno. Tatapan Kedua laki-laki muda itu terfokus ke arah tubuh atas Fiora yang sebagian terbuka menampakkan dadanya yang menyembul di balik bra-nya karena telah ditarik paksa oleh Pak Kusno.
Galen maju menarik tubuh Fiora yang masih lemas, beruntungnya ia memakai jaket. Di lepasnya jaket itu dan memasangkan ke tubuh Fiora untuk menutupi bagian tubuh wanita itu yang terbuka karena ulah Pak Kusno.
"Bawa Fiora kembali kesini! Nggak usah lancang kamu jadi anak muda!". Titah Pak Kusno pada Galen yang sekarang sedang memeluk Fiora untuk menenangkan wanita itu.
Sedangkan Miko yang sedari tadi hanya menatap interaksi Galen yang menenangkan Fiora mengepalkan tangannya, laki-laki itu yang dikenal sehari-hari selalu humoris tidak bisa menyembunyikan lagi emosinya. Miko membayangkan jika seandainya adik perempuannya yang baru kelas 1 SMP di perlakukan tidak senonoh seperti ini. Pastinya ia akan membunuh pelaku pelecahan itu dengan tangannya sendiri. Sama seperti sekarang, rasa-rasanya ingin sekali ia membunuh Pak Kusno.
"Lo yang harusnya nggak usah lancang Pak Tua! Udah bau tanah juga masih sempat-sempatnya ngumpulin dosa. Mendingan Lo sholat, dzikir minta Ampun sama Allah!". Ucap Miko dingin sekaligus menasehati.
"Saya nggak butuh ceramah dari kalian! Usia saya ini 2 kali lipat dari usia kalian, dan pengalaman hidup saya udah banyak. Jadi nggak usah sok sok ngasih tahu, mendingan serahin Fiora ke saya!".
"Kami akan menyerahkan Bu Fiora ke orang yang tepat dan jelas itu bukan anda!". Sahut Galen yang tak kalah dingin dan emosinya dengan Miko.
"Kurang ajar!!". Pak Kusno mengambil pistol dibalik jasnya. Dan mengarahkan pistol itu ke arah Miko yang sejak tadi selalu banyak menyahuti ucapannya.
"Serahkan atau peluru dalam pistol ini berhasil menembus jantung kamu!". Ancam Pak Kusno, laki-laki itu tidak main-main dengan ancamannya.
Wajah kedua laki-laki itu sudah pucat ketakutan. Mereka datang kesini dengan tangan kosong, tidak seimbangkan meskipun 2 lawan 1 akan dipastikan mereka berdua yang kalah.
"Dalam hitungan ke 3, jika Fiora tidak kamu serahkan ke saya juga. Maka ancaman saya akan terealisasikan". Pak kusir sudah bersiap-siap menarik pistol yang dipegangnya. Seketika suasana berubah menjadi tegang, belum ada yang berani mengambil keputusan.
"Sebelum itu terjadi maka pistol ini duluan yang akan menembus kepala bapak".
Seluruh atensi yang ada di ruangan ini berbalik arah menuju pintu dimana sumber suara yang mengucapkan kalimat itu sedang berdiri dan ditangannya memegang 1 buah pistol berukuran sedang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bu Dosen I Love You ~End
RomansaArvino Prisma Prasmana berusia 24 tahun, seorang Mahasiswa Ekonomi tingkat karatan yang sudah 6 tahun masih menjabat sebagai mahasiswa abadi di kampus. Arvino bukanlah orang yang bodoh bahkan bisa dikatakan ia begitu jenius jika sekedar untuk menger...