BDILY - ENAM BELAS

15.8K 745 40
                                    

Kalau ada Typo atau kalimat yang rancu mohon diberitahu😊😊

Hari-hari selanjutnya tidak ada yang berubah antara Arvino dan Fiora. Mereka melakukan aktivitas setiap hari seperti biasanya, Arvino yang kuliah dan Fiora mengajar sebagai dosen di Universitas Darma Bangsa.

"Pagi Fiora!". Sapa Rudi seperti biasa, tak lupa ia memberikan senyum manisnya yang menggoda pada Fiora.

"Pagi Pak Rudi!". Balas Fiora.

"Tumben bener Fiora pagi-pagi udah kemari, lagi kangen ya sama Saya!". Rudi menggaruk-garuk hidungnya salah tingkah setelah mengatakan itu, berharap Fiora bisa merespon kodenya bahwa ia sedang mengajak bercanda wanita itu.

Fiora membenarkan kuncirannya yang kendor sebelum menjawab pertanyaan Rudi.
"Oh nggak Pak, saya mau nemuin Bu Olivia!".

Seketika Rudi tertunduk lesu karena jawaban jujur yang di berikan Fiora. Tapi hanya sebentar saja, setelah itu Rudi kembali semangat lagi saat mengingat pesan dari ibunya tadi pagi sebelum ia berangkat ke kampus.

"Oh gitu, BTW nanti siang Fiora sibuk nggak?".

"Kenapa bapak bertanya begitu?".  Fiora balik bertanya, bukannya dia tidak tahu saja jika Rudi bertanya seperti itu pasti laki-laki duda itu memiliki maksud tertentu yang berhubungan dengannya.

"Gini, Mama saya mau ketemu sama Fiora. Bagaimana apakah Fiora bisa bertemu dengan Mama saya?".

Fiora terlihat berpikir sejenak untuk mengingat-ingat kembali jadwalnya hari ini. Tiba-tiba ia berteriak keras membuat Rudi kaget dari tempat berdirinya.
"Ah iya saya baru ingat, Maaf banget Pak, siang nanti saya ada janji sama Arvino".

"Apa nggak bisa di batalkan Bu?".

"Kayaknya nggak bisa Pak, sekali lagi saya minta maaf ya!". Ucap Fiora tidak enak, padahal Pak Rudi ini sudah begitu baik kepadanya. Tapi apa boleh buat hanya dengan cara inilah ia bisa menjauh dari Pak Rudi karena ia tidak ingin berhubungan lebih jauh dengan laki-laki itu.

Pak Rudi menunjukkan senyum 5 jarinya, walau tidak bisa ditutupi jika ia kecewa dengan penolakan halus Fiora.

"Yasudah nggak Papa, mungkin lain kali ibu ada waktu luang buat bertemu dengan Mama saya!". Ucap Rudi dengan berlapang dada.

"Iya Pak, kalau begitu saya permisi dulu". Setelah 5 langkah berjalan, Fiora teringat akan sesuatu yang tercetus dalam otaknya.

"Pak!".

"Iya Bu Fiora, kenapa nanti siang bisa?". Tanya Rudi penuh harap.

"Hmmmm Gimana jika bapak mengajak Bu Hana saja Pak, Bapak tahu kan maksud saya!". Saran Fiora, semoga saja Pak Rudi bisa menyetujui sarannya.

"Iya Bu, akan saya usahakan!".

Sepertinya tidak akan ada lagi harapan baginya untuk mendapatkan Fiora. Padahal ia begitu tertarik kepada wanita itu. Tapi wanita yang disebutkan Fiora tadi juga sedikit menarik baginya. Karena akhir-akhir ini ia sering memikirkan wanita itu ketimbang Fiora.

***

"Pagi Kakak Ipar!". Sapa Fiora dengan ceria.

"Pagi!". Olivia menjawab tanpa semangat.

"Kenapa sih pagi-pagi gini nggak semangat banget, semalem nggak dapet jatah dari Abang gue ya, makanya lesu". Goda Fiora sambil mencubiti pipi tembam Olivia

Olivia menepis tangan Fiora lalu melototinya dengan garang.

"Asal aja, bukan itu".

Bu Dosen I Love You ~EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang