EXTRA PART : LAHIRNYA JAGOAN

24.3K 711 86
                                    

Hehehe sorry kalau updatenya lama, aku sibuk keliling dari satu rumah ke rumah yang lain untuk melahap banyak kue lebaran tetangga yang sangat disayangkan untuk dilewatkan jadi nggak sempet buat lanjut ngetik part ini padahal udah ngetik >300 kata. Balik-balik ke rumah selalu kekenyangan jadi nggak kuat lagi buat buka HP😂😂 Maafkan aku yang tak bisa menjaga nafsuku sehingga membuat kalian harus menunggu lama aku update part ini😂😂

Nggak usah bertele-tele lagi, langsung aja baca bagian cerita ini👇👇👇

Oh ya, kasih tau aku kalo Ado typo dan kesalahan pengetikan nama, terimakasih😊😊

7 bulan kemudian

Kehamilan Fiora sudah memasuki usia 36 Minggu, artinya tinggal menunggu beberapa hari saja sang Jagoan terlahir ke dunia ini.

Arvino selalu menjadi suami siaga di minggu-minggu kelahiran anaknya, sejak 1 Minggu yang lalu ia sudah cuti dari perusahaan sampai 2 Minggu ke depan. Pekerjaannya di perusahaan pun ia serahkan kepada asistennya yang menerimanya dengan tidak ikhlas pasalnya Arvino mengajukan cuti di saat perusahaan mereka sedang sibuk dan repotnya mengurus event besar yang akan diadakan perusahan mereka.

"Sayang kamu mau kemana?". Arvino menatap istrinya yang berjalan terburu-buru melewatinya, ia baru saja selesai masak dan kembali lagi ke kamar untuk mengajak Fiora makan siang.

"Aku mau pipis Mas". Jawab Fiora tanpa menoleh lagi dan buru-buru berjalan kearah kamar mandi yang masih satu dengan kamar mereka.

Sejak usia kehamilan Fiora yang menginjak 4 bulan, ia mulai membiasakan untuk memanggil Arvino dengan sebutan 'Mas'. Sedikit aneh bukan? Karena usia Fiora yang lebih tua 5 tahun dari Arvino. Bukan keinginannya untuk memanggil Arvino dengan sebutan itu, mungkin karena hormon kehamilannya. Ada sensasi tersendiri saat memanggil Arvino dengan panggil itu. Dan Arvino tidak mempermasalahkan itu. Ia bahkan senang di panggil dengan sebutan baru itu.

"Aku temani ya!". Ucap Arvino posesif. Ia takut istrinya terpleset dikamar mandi. Atau terjadi sesuatu hal yang tidak diinginkannya apalagi saat ini usia kehamilan Fiora sudah mulai 'rawan'.

"Nggak mau!! Aku Malu!". Tolak ibu hamil itu sambil mengerucutkan bibirnya, ia langsung melengos pergi ke arah kamar mandi tidak membiarkan tanggapan dari Arvino.

"Padahal aku sudah sering lihat kamu luar dalam sayang, tapi kenapa kok masih malu". Goda Arvino sedikit mengeraskan suaranya agar Fiora bisa mendengar.

Ibu hamil itu berteriak gemas dan membanting pintu karena malu mendengar ucapan Arvino.

"Sayang, kamu kesulitan nggak bukain CD nya, sini biar aku bantu". Tawar Arvino lagi dengan nada menggoda, sungguh kesenangan baginya karena bisa menggoda istrinya. Apalagi saat mendapatkan reaksi yang tak terduga dari Fiora.

"Diam Mas! Mendingan kamu pergi dari sini!". Usir Fiora kesal. Tidak bisa ditutupi, wajahnya mulai memerah seperti pantat bayi karena malu. Jika Arvino melihatnya, mungkin laki-laki itu sudah akan menciumi seluruh wajahnya yang memerah karena gemas.

"Yakin Nih, mau nyuruh mas pergi, nanti kamu nyesel loh karena kangen sama Mas!". Arvino tersenyum jahil.

"Nggak akan!". Tekan Fiora dengan yakin.

"Ok kalo gitu Mas bakal pergi!". Arvino pura-pura melangkah keluar dari kamarnya, padahal ia masih di dalam kamar itu, meskipun Fiora mengatakan bahwa ia akan aman saja tapi entah kenapa feeling Arvino selalu buruk menjelang H- masa persalinan istrinya.

Ia kembali melangkah perlahan menuju tempat tidurnya untuk merebahkan tubuhnya sejenak sembari menunggu istrinya keluar dari kamar mandi.

Rasa empuk kasur yang pertama kali ia rasakan, ia memejamkan mata dengan nyaman meresapi kenikmatan dunia, hingga sebuah jeritan melengking mengacaukan pikirannya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 09, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Bu Dosen I Love You ~EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang