BDILY - SEPULUH

17.1K 816 24
                                    

1 Minggu kemudian

Setelah keluar dari rumah sakit hari-hari Fiora sudah kembali normal seperti biasa, Senin-Jumat dia akan mengajar di kampus dari pagi-sore sementara Sabtu dan minggunya ia akan menganggur di rumah. Waktu weekend biasanya ia gunakan untuk bermalas-malasan di rumah, malas mandi, malas bangun dari tempat tidur, malas memasak, dan malas mencuci. Semuanya ia gunakan jasa delivery dan laundry. Selama 2 hari itu ia akan menghambur-hamburkan uang. Tapi tidak untuk Minggu ini, kegiatan rutinitasnya yang tidak berfaedah itu lenyap seketika saat ia melihat kehadiran Arvino di kosannya.

Memang tidak bisa dipungkiri jika laki-laki yang 5 tahun lebih muda itu selalu berpatroli selama 24 jam di kosannya. Bahkan dengan modal ketampanan wajahnya itu Arvino berhasil membuat pemilik kost yang genitnya tingkat dewa mengizinkan Arvino menginap di kostan Fiora.

Arvino memiliki alasan yang kuat untuk menjaga Fiora 24 jam, Pertama Karena Fiora adalah calon istrinya walau Fiora tidak mengakui itu, yang kedua kehadiran sosok Pak Kusno yang masih mengancam kehidupan Fiora membuat Arvino tidak berani meninggalkan lama-lama wanita itu. Terakhir saja ia meninggalkan Fiora selama 10 menit, Pak Kusno sudah hampir memperkosa wanitanya bagaimana jika Fiora ia tinggalkan selama berhari-hari. Ia tidak bisa membayangkan apa yang akan terjadi.

Yang ketiga, Arvino tidak mau kejadian Fiora pingsan terulang lagi karena kecerobohan wanita itu.

"Mau apalagi kamu kemari?".

Arvino tersenyum manis di depan Fiora saat wanita itu menyambut kedatangannya, walaupun yang disenyuminnya itu berkata ketus dan memasang tampang galak.

"Padahal baru 10 menit yang lalu kamu keluar dari kosan ini dan bilang mau pulang ke rumah terus akan kembali lagi pada keesokan harinya. Tapi kenapa kamu balik lagi?".

"Aku cuma mau mastiin bahwa menu makanan kamu pagi ini sehat tanpa kuman penyakit dan yang terpenting kamu nggak telat makan lagi". Arvino mengakhiri ucapannya dengan senyuman lebar bahkan sampai menunjukkan giginya yang rata dan putih bersih mengkilat.

Ekspresi Fiora saat ini sudah tidak terbaca lagi, mulutnya sampai membuka menutup mendengar ucapan laki-laki itu. Padahal sebelum Arvino pergi dari kosannya, laki-laki itu memberikan puluhan mungkin ratusan wejangan yang sama sampai mulutnya berbusa-busa. Dan sekarang setelah 10 menit Fiora menikmati waktu kedamaiaannya laki-laki muda itu kembali lagi hanya sekedar mengucapkan kalimat itu. Sungguh Fiora tidak habis pikir.

"Dengar ya Arvino, saya ini udah bukan anak kecil lagi malah lebih tua dari kamu. Hal begini mah nggak usah kamu ingetin lagi dijamin saya nggak akan lupa".

Arvino mengangguk-anggukkan kepalanya seolah mengerti dengan ucapan wanita itu.
"Kalo nggak lupa, kenapa Minggu kemarin masuk rumah sakit".  Tanya Arvino polos, wajahnya begitu lugu seperti bocah berumur 5 tahun saat mengatakan itu.

Fiora menggeram kesal, ingin rasanya ia menjambak rambut tebal laki-laki yang ada didepannya sampai botak. Untung saja stock kesabarannya masih banyak.

"Kemarin kan saya cuma khilaf". Sanggah Fiora penuh penekanan. Matanya tak sengaja memandang ke arah halaman kosannya. Lalu ia melihat mobil Pajero sport yang berhenti di seberang jalan, tak lama itu pengemudi beserta penumpangnya turun dan berjalan menuju kosan Fiora.

Arvino pun mengikuti arah tatapan Fiora, sekali lagi ia harus mengerem mulutnya untuk tidak mengumpat atau bersumpah serapah saat melihat dosen saingannya itu berjalan dengan senyuman cerah di pagi hari. Apalagi saat ini laki-laki tua itu membawa 2 bocah kecil yang ekspresinya tidak beda jauh dengan bapaknya.

"Hi dek Fiora". Sapa Pak Rudi saat sudah sampai di depan Fiora dan Arvino. Duda hot itu hanya memakai kaos polos berwarna hitam dan celana training berwarna putih, tangan kanannya menggendong anak kecil perempuan berumur sekitar 6 tahun sementara tangan kirinya menggandeng anak laki-laki berumur 8 tahun.

Bu Dosen I Love You ~EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang