EPILOG 2

18.4K 720 35
                                    

Seperti biasa belum di revisi, jadi kalau ada typo atau kalimat yang nggak jelas mohon di beritahu 😊😊

Selamat menjalankan Ibadah Puasa dan Sahur bagi yang menjalankan 😊😊

1 Minggu Kemudian

Arvino dan Fiora kembali lagi ke Panti Asuhan Kasih Ayah Ibu setelah menyelesaikan persyaratan-persyaratan mereka untuk mengadopsi seorang anak di panti asuhan itu.

Setelah berdiskusi cukup panjang dengan Kaivan dan Olivia. Akhirnya Fiora dan Arvino memutuskan jika mereka akan mengadopsi 1 orang anak saja. Karena bagi mereka 1 anak saja sudah cukup, kecuali jika mereka berubah pikiran untuk mengadopsi anak lagi.

"Kamu sudah siap?". Arvino menoleh ke arah Fiora, tangan kanannnya menggenggam tangan Fiora semakin erat sementara tangan kirinya menggenggam kantong plastik hitam besar yang berisi mainan dan keperluan anak-anak panti, seperti susu, Mie Instan dan lainnya.

Fiora mengangguk lalu melangkah ke arah halaman panti diikuti oleh Arvino di belakangnya.

"Ayo kita jemput anak kita".

Senyum Arvino terbit seketika mendengar kalimat yang diucapkan Fiora. Hatinya terasa hangat saat Fiora melangkahkan kakinya lebih cepat ketika mereka mendengar suara riuh anak panti yang memanggil-manggil mereka untuk segera mendekat.

"Ayah!!!". Pekik Lala girang, kaki kecilnya itu melangkah dengan semangat ke arah Arvino. Saking semangatnya, Lala sampai tersandung batu dak membuat tubuh mungil itu jatuh ke tanah.

"Huaaaaa sakiittttt, ayaahhhhh hiks hiks hiks sakit". Isak Lala manja, tangannya merentangkan ke depan meminta Arvino untuk menggendongnya.

"Hati-hati sayang". Arvino membersihkan lutut Lala yang berlumuran dengan tanah dan sedikit ada darah disana, lalu menggendong tubuh gadis kecil itu yang masih menangis walau tangisannya tak seheboh saat ia jatuh tadi.

Sementara Fiora, wanita itu sudah dikerumuni anak-anak panti yang saling rebutan untuk memeluk tubuhnya.

"Ibu kemana saja? Ana dan teman-teman setiap hari menunggu Ayah dan Ibu datang tapi tak kunjung datang. Padahal Ana rindu sama cerita dan kepangan ibu". Adu Ana, Mata gadis kecil itu sudah berkaca-kaca bersiap menangis apalagi saat melihat Fiora yang tak kunjung menjawab responnya.

"Ibu". Panggil anak-anak panti yang lain saat Fiora masih asyik dengan pikirannya sendiri. Wanita itu begitu terharu saat anak-anak panti yang baru ia temui beberapa kali ini sudah memanggilnya dengan sebutan ibu. Itu adalah panggilan yang istimewa baginya. Karena begitu terharunya ia sampai meneteskan air matanya membuat anak-anak panti yang melihatnya menjadi khawatir.

"Ibu! Ibu kenapa?". Laura bertanya khawatir, gadis kecil itu menggoyang-goyangkan lengan Fiora. Membuat Fiora tersadar dari lamunannya.

"Eh iya kenapa?". Fiora tersenyum menatap anak-anak panti yang menatapnya dengan penuh tanya.

"Bu pa yiss?". Ibu kenapa menangis?. Tanya Nita, si gadis kecil berumur 7 tahun yang memiliki kesulitan dalam berbicara. Kosakatanya dalam berbicara tidak lengkap sehingga membuat orang yang baru mengenalnya sedikit kesulitan dalam menelaah ucapan itu.

"Ah ibu tidak menangis, mata ibu hanya kelilipan". Kilah Fiora sambil menghapus air matanya lalu menarik Nita ke dalam pangkuannya.

"Ana, Laura! Tolong ambilkan kue coklat di dalam kantong hitam yang Ibu bawa tadi!". Pinta Fiora. Ana dan Laura bangkit berdiri dari tempat duduknya dengan semangat karena sebentar lagi mereka akan menikmati kue cokelat kesukaan mereka.

"Nah Anak-anak, Ini ada kue coklat untuk kalian, Ibu akan membagi sama rata. Dan jangan rebutan!".

"Iya Ibu". Ucap anak-anak panti dengan patuh. Mereka terlihat antusias melihat kotak kue berlogo terkenal itu. Bukan logo terkenalnya yang membuat mereka tertarik, tapi isi di dalamnya lah yang membuat mereka tertarik.

Bu Dosen I Love You ~EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang