BDILY - TUJUH BELAS -

14.5K 772 26
                                    

Yeay update lagi😂

Om Gani dan Pak Kusno masuk ke dalam ruang perawatan Olivia, kedua lelaki tua itu belum sadar jika saat ini Kaivan Sudah maju ke arah mereka dengan membawa amunisi berupa tinjuan yang akan di layangkan pada kedua lelaki bejat itu.

Entah kenapa ilmu beladiri yang di pelajari Kaivan saat SMP dulu baru bisa diaplikasikan saat ini, terbukti tadi pagi ia telah membuat Aston babak belur dengan tangan kosongnya. Dan saat ini, seperti seseorang yang sedang haus darah kedua tangan Kaivan itu sudah gatal ingin membuat patah tulang seluruh tubuh Om Gani dan Pak Kusno.

Lihat saja kedua lelaki tua itu masih sempat-sempatnya melirik mesum ke arah Olivia yang sedang menyusui putri kecilnya. Fiora yang mengetahui hal itu segera menutupi Olivia dengan tubuhnya.

Tanpa bisa mengontrol emosinya, Kaivan dengan wajah memerah karena amarah yang berkumpul di ubun-ubun segera melayangkan pukulan kepada 2 laki-laki itu.

Bugh

Bugh

Bugh

Kedua laki-laki tua itu jatuh ke lantai tanpa perlawanan, hanya karena tendangan dan tinjuan yang dilayangkan oleh Kaivan. Bahkan saat ini Olivia dan Fiora berteriak begitu histeris karena melihat adegan baku hantam secara live, hanya Arvino yang saat ini sedang berusaha menahan Abangnya yang entah kenapa kekuatannya berubah menjadi 3 kali lipat dari biasanya sehingga ia sedikit kewalahan.

Bukan tanpa alasan Kaivan menganiaya kedua laki-laki tua itu, pertama ia melakukannya sebagai tanggung jawab seorang kakak pada seorang adik yang telah dilecehkan oleh Pak Kusno, yang kedua ia melakukan itu karena Om Gani, paman idolanya saat ia masih kecil dulu tega menjebak adiknya dengan konspirasi yang ia buat hanya demi sebuah harta tak berharga jika dibandingkan dengan harga diri dan nyawa adiknya.

"Apa-apaan anda ini!". Bentak Pak Kusno dengan marah, tangan gempalnya itu mengusap darah yang keluar dari sudut bibirnya sembari meringis kesakitan karena pukulan Kaivan itu terasa kuat bukan main sehingga membuat gigi depannya bergoyang.

"Saya sedang berbuat keadilan terhadap anda yang telah melecehkan adik saya, bahkan apa yang saya lakukan ini belum seberapa jika dibandingkan perbuatan anda kepada adik saya selama ini". Terang Kaivan dengan entengnya, laki-laki yang baru berstatus menjadi ayah ini bahkan masih sempat-sempatnya mengupil di tengah situasi genting ini.

Lain dengan Pak Kusno yang masih berusaha menantang Kaivan, Om Gani yang terduduk di lantai itu seketika tegang saat mendengar suara yang sudah lama tidak pernah ia dengar. Ia yakin itu suara keponakannya yang ia kira telah tiada di dunia ini karena bencana tsunami 15 tahun yang lalu.

"Kaivan!". Gumamnya dengan suara bergetar, keyakinannya menjadi 100 % saat ia melihat sosok Kaivan yang saat ini sedang menatapnya dengan sinis.

"Halo Om Sayang! Udah lama ya kita nggak berjumpa!". Sapa Kaivan dengan nada sinisnya.

"Bagaimana bisa? Ka-kamu Hidup!".

Wajah Om Gani sudah berubah pucat seputih kapas. Apalagi saat ini Kaivan melangkah maju mendekatinya.

"Kenapa om sayang? Kaget! Karena saya masih hidup? Kok mukanya jadi panik gitu?". Tangan Kaivan Membelai pipi Om Gani yang terlihat lebam secara lembut, membuat laki-laki tua itu sedikit merinding. Lalu ucapan Kaivan selanjutnya itu berhasil merubah keyakinannya yang dulu optimis bisa menguras harta Orangtua Fiora dan Kaivan yang tersisa menjadi pesimis. Karena ia yakin setelah ini jalannya akan susah, apalagi Kaivan telah kembali.

"Saya bersyukur masih diberi kesempatan buat hidup, karena saya bisa melindungi Fiora dari kalian yang telah menyakitinya walau saya sedikit terlambat, tapi setidaknya saya masih bisa bales dendam ke kalian semua yang membuat hidup Fiora menjadi nggak tenang, terutama buat kalian berdua!". Tekan Kaivan pada Om Gani dan Pak Kusno.

"Oh jadi kamu berani mengadu pada laki-laki ini dek Fiora!". Pak Kusno menatap sinis pada Fiora sambil menunjuk Kaivan dengan telunjuknya.

Plak

1 buah tamparan melayang keras di pipi kiri Pak Kusno.

"Jangan sebut nama adik saya dengan mulut hina anda!". Bentak Kaivan dengan marah, tangannya sudah siap kembali untuk menampar pipi Pak Kusno namun terhenti karena ucapan Arvino di belakangnya.

"Bang udah bang, Lo nggak lihat Fiora sama Mbak Olivia udah ketakutan gitu, apalagi anak-anak Lo sekarang udah nangis nggak berhenti bang!".

"Ok cukup sampai disini dulu permainan kita, kapan-kapan bakal kita lanjutkan lagi tentunya dengan permainan yang lebih seru dan menarik!". Kaivan mengeluarkan seringainya yang mematikan, sehingga membuat siapapun yang melihatnya akan bergidik ngeri.

"Padahal saya berniat mau ngasih kalian hadiah besok hari, rupanya kalian sendiri sudah datang duluan kemari untuk mendapatkan hadiah itu!".

"Omong kosong!". Geram Pak Kusno dengan suara rendahnya.

"Akan saya buktikan jika omongan saya bukanlah omong kosong Pak Tua, tunggu saja nanti! Saya pastikan anda bakal nyesel karena sudah meremehkan omongan saya!". Janji Kaivan pada Pak Kusno.

"Jo! Toni!". Panggil Kaivan pada kedua anak buahnya yang baru sampai di ruangan ini.

Kedua laki-laki sangar, berbadan tegap dan otot yang terlihat menonjol dimana-mana itu segera mendekati bosnya.

"Ada apa bos!". Tanya Joe, yang terlihat lebih dewasa diantara Toni.

"Bawa mereka keluar dari sini, kalau mereka tidak mau hajar saja mereka, nanti kalian akan saya kasih bonus 2 kali lipat tapi dengan syarat ke 2 laki-laki ini tidak boleh lagi menampakkan wujudnya dihadapan keluarga saya!". Titah Kaivan pada anak buahnya.

"Baik bos!". Joe dan Toni segera menuruti perintah bosnya. Kedua laki-laki itu tak tanggung-tanggung akan menghajar Pak Kusno atau Om Gani jika mereka memberontak dan tidak mau menjauh dari area rumah sakit ini.

Kaivan mendekati istrinya yang saat ini sudah menangis karena ketakutan, kedua tangan Olivia mendekap putri kecilnya yang juga ikut menangis di dalam dekapannya.

Kaivan langsung memeluk istrinya agar istrinya itu bisa tenang.
"Sstttt sudah sayang, Mas jamin mereka nggak akan berani mendekati kamu, Fiora, dan anak kita".

"Aku tahu watak Pak Kusno Mas, aku nggak masalah jika dia menyakitiku, tapi setelah ini aku yakin dia akan mencoba mengusik kedua anak kita. Belum lagi Fiora yang aku yakini keamanannya paling dipertaruhkan disini! Pak Kusno pasti akan kembali lagi untuk balas dendam pada kita!".

"Kamu nggak perlu takut, nggak lama lagi mereka akan aku jebloskan ke dalam penjara dan aku jamin mereka akan mendekam dalam penjara itu sampai ajal menjemput mereka!".

"Itu mustahil bang, Pak Kusno adalah Orang kaya dan memiliki kekuasaan tinggi". Fiora menyanggah ucapan Abangnya.

"Itu urusan kecil dek, dalam waktu dekat ini mereka berdua akan membusuk di penjara karena Abang sudah memiliki bukti yang kuat untuk menjebloskan mereka, bahkan kalau mereka menyogok hakim pun tak akan mempan, karena Abang akan mencari hakim yang jujur dan bersih yang tidak tergoda dengan uang".

Tekad Kaivan sudah bulat, pokoknya kedua lelaki bejat itu harus masuk ke dalam penjara dalam waktu  dekat ini. Jika tidak maka ia yang akan pastikan mereka akan membusuk di dalam kuburan.

"Vin!". Panggil Kaivan pada adiknya yang saat ini sedang menggendong anak laki-lakinya.

"Ya bang!".

"Untuk beberapa hari ini, kamu harus menemani Fiora di segala aktivitasnya. Kamu tidak boleh lengah sedikit pun dan termakan dengan jebakan yang kedua tua bangka itu berikan karena Abang yakin setelah ini mereka akan melakukan 1001 cara untuk menculik Fiora dan menghancurkan rencana Abang!".

2 1   M  A  R  E  T   2  0  1  9

Singkat, cepat, dan nggak berbobot euy😂

Jangan lupa di ramekan ya, karena aku suka jika lapak aku ramai lancar dengan komentar kalian😄

Bu Dosen I Love You ~EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang