BDILY - DUA BELAS

14.4K 781 18
                                    

Wow wow wow

Gilakkk, nggak nyangka banget dalam waktu 1 Minggu lebih target votenya tercapai bahkan lebih dari yang gue bayangin😂😂 makasih banyak ya ternyata kalian antusias juga baca cerita ini😂😂

Buat part selanjutnya target lagi 35 vote😅😅 semoga tercapai dalam waktu lama

Tap

Fiora hanya melirik sekilas selembar kertas yang dilapisi plastik dan berpita berwarna pink yang di lempar ke atas mejanya. Wanita itu sedang badmood hari ini, ia sangat tidak tertarik untuk mengurusi hal sepele menyangkut kertas yang ada di depannya itu.

"Kenapa Lo? Pagi-pagi gini udah lesu aja?". Tanya Olivia yang tidak lain pelaku pelemparan kertas itu.

"Lo sendiri, Kenapa pagi-pagi gini udah ada di ruangan gue? Gedung Lo kan ada di seberang sana". Tanya Fiora balik, wanita itu Menunjuk ke arah gedung bercat Putih berlantai 10 yang ada di seberangnya dari balik jendela ruangannya.

"Yee orang nanya bener-bener malah nanya balik". Sungut Olivia. Bibirnya menjadi manyun karena sikap Fiora hari ini. Kedatangannya seperti tidak dianggap.

"To the point Aja deh Liv, Gue lagi nggak mood buat bercanda". Ucap Fiora ketus.

Jika tidak ingat sahabatnya itu sedang hamil, mungkin Fiora akan melemparkan tubuh Olivia dari lantai 6 gedung ini. Beruntung saja setan baik yang ada ditubuhnya masih bersahabat kepadanya.

"Gue cuma mau nganterin undangan 7 bulanan gue, acaranya besok malam".

"Hmmmm". Fiora hanya berdehem, malas menanggapi ucapan sahabatnya.

Olivia mendengus mendengar respon yang diberikan sahabatnya.
"Lo kok cuma ham Hem ham Hem aja, teriak-teriak kek kayak orang gila atau gimana gitu".

"Dibilang gue lagi bad mood,". Balas Fiora sinis.

"Bad mood kenapa sih?".

"Lo nggak perlu tahu, urusan Lo disini udah selesaikan?".

Olivia mengangguk tanpa curiga.

"Mendingan Lo pergi dari sini, gue usahain besok malem bakal Dateng". Usir Fiora tanpa perasaan.

"Lo ngusir nih ceritanya!". Protesnya tidak terima.

"Iya".

Ibu hamil itu cemberut lalu membalikkan badannya. Ia berjalan ke arah pintu sambil menghentak-hentakkan kakinya.

"Jangan kayak gitu Liv, nanti anak Lo cepet keluar. Gue males bawa Lo ke rumah sakit".

Olivia menggeram dengan kesal. Tangan gempalnya itu membanting pintu ruangan Fiora sehingga dindingnya terasa bergetar.

"Ada apa Bu Olivia kemari?".

"Astaga". Olivia mengelus-elus dadanya kaget saat melihat Pak Kusno berada di depannya. Dosen tua namun mata keranjang itu tersenyum genit ke arah Olivia.

"Pak Kusno ngagetin aja".

"Hehehehe". Cengir dosen tua itu yang menampakkan gigi kuning dan ompongnya.

Olivia berkali-kali mengelus-elus perutnya, mendoakan semoga saja anak yang ada dalam kandungannya itu kelakuannya tidak mirip dengan Pak Kusno.

"Ngomong-ngomong, ada keperluan apa ibu disini?". Pak Kusno mengulangi pertanyaannya. Tatapannya begitu serius alias ingin tahu kenapa Olivia ada disini.

"Saya mau ngasih undangan 7 bulanan ke Fiora. Kalo pak Kusno kenapa kemari?". Tanya Fiora basa-basi, sebenarnya ia sudah tahu jika laki-laki tua ini ingin menemui sahabatnya.

Bu Dosen I Love You ~EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang