Selamat Membaca:)
-Pict(Faisal)-
Bukan tentang siapa yang kita kenal paling lama. Yang datang pertama, atau yang paling perhatian. Tapi tentang siapa yang datang dan tidak pergi
-Putri----------
Tiba-tiba siang ini hujan. Aku menatapnya dengan wajah heran, kenapa ia menyekal ku ketika hendak keluar? Gemiricik air terus terdengar dari luar kelas. Satu pun dari kami tak mengeluarkan sepatah kata pun, hanya terus bertatapan dan ia masi menggegam tanganku. Sebenarnya hendak ku tepis genggaman nya tapi hati ini mengatakan tidak dan malah menggegam lebih erat. Akhirnya aku yang memulai duluan.
"Ada apa?"halisku naik sebelah, dan memalingkan wajah melihat-lihat seisi kelas tapi sudah tidak ada orang.
"Pulangnya naik apa?"tanyanya membuatku mengernyit heran
"Dijemput mungkin sama abang"Tiba tiba ponsel ku bergetar dan aku merogohnya
"Bentar"lanjutku membuat ia tersenyum"Apa bang?"tanyaku saat yang menelpon adalah kiki
"Lo pulang nya sendiri ya, abang masi ada tugas kampus. Terus tunggu ujannya reda jangan main di tempur aja, ntar lo sakit"kekehnya diujung telpon
"Ishhh, iyah deh"
"Kenapa?"tanya nya membuatku sontak menoleh
"Abang gak bisa jemput"lirih ku
"Yaudah gue juga gak bawa motor, mau dipesenin gojek sekalian gak?"tanyanya
Ish!nyebelin kirain gue bakal di anterin ke rumah eh malah gakbawa motor kamvrett!! Buat apa nanya faedahnya apaan!!
"Yaudah"ucapku lalu menarik kursi dan duduk manis
Air air hujan semakin deras, membuatku menggosok gosokkan kedua tanganku. Membuatku menangkup tubuhku yang kedinginan. Ia lansung membuka jaketnya yang tadi ia pakai aku menoleh dan tersentak kaget jaketnya menghangatkan tubuhku dan aku menatapnya. Ia tersenyum kecil.
"Makasih"ucapku tersenyum kikuk lalu memakai jaketnya
"Iyah, pake aja gapapa."
"Ntar lo kedinginan"ucapku dengan nada khawatir
"Gak papa pakek aja"ia tersenyum
"Tapi kan takut lo yang sakit"
"Gak papa putrii"
Tak lama aku meraih kedua tangannya lalu menangkup tangannya dan meniup niupnya pelan. Ia tersenyum dan mendekatkan dirinya kepadaku, aku menjadi canggung yang tak bisa berkedip melihat wajah tampannya yang terus tersenyum.
====
Hujan terus berlanjut sampai malam. Aku menatap dari kaca jendela, air air hujan mengembun di kaca jendela, menghalau jarak pandangku ke luar sana. Pikiranku kacau, tetapi aku tidak harus meratapi semua ini.
Gemiricik air dari genteng jatuh ke pohon pohon, setiap daunnya meneteskan air itu hingga ke tanah. Mataku melihat air itu terus berjalan sampai menemukan muaranya. Hujan memang teman kegalauan yang paling sempurna, terkadang rasa takut kehilangan itu sangat dekat dengan rasa cinta.
Kumainkan jemari ku di kaca jendela mengukir sketsa dari air hujan yang mengembun. Andai aku dapat melukis, aku akan menggambarkan wajah faisal di kaca jendela ini, wajah yang terlalu sulit dilupakan. Jemariku mengukir gambar hati, perlahan lahan hingga menjadi bentuk hati. Tanpa sadar aku-menulis nama faisal diatas gambar hati itu, lalu mengukir namaku sendiri dibawahnya. Aku tersenyum melihat itu semua.
Kalau boleh memilih, aku lebih baik tidak mengenal faisal jika harus menanggung luka yang paling menyakitkan seperti sekarang ini. Faisal sudah terlanjur berada di dalam dadaku. Dia tidak bisa dihilangkan. Berulang kali sudah kucoba tetapi tetap saja ia berada disitu. Dengan Segala keindahan dirinya. Apa yang harus kuperbuat jika sudah seperti ini?aku seperti sudah mati rasa.
Air mata perlahan menetes kembali, bayang kesedihan yang selalu meliputi diriku tidak begitu mudah pergi. Air mata ini terus mengalir, membasahi pipiku, seperti hujan malam ini, membasahi bumi dengan gemiriciknya.
Aku menghapus air mataku, melangkah mendekati kasur. Sementara hujan di luar semakin deras, aku mengambil jaket faisal yang tadi ku pakai, ah jaket ini?! Aku tersenyum. Karna jaket ini tak pernah aku lihat oleh orang lain dan tidak mungkin faisal dengan mudah meminjamkan nya. Senyumku kembali terukir karna jaket ini? Apa artinya aku special?ah sial!
Jan berpikir seperti itu, takutnya lo di jatuhin lagi!
Ku rebahkan tubuhku di atas kasur ini. Kamar adalah tempat paling nyaman di saat aku ingin menangis atau apapun itu, sepanjang di atas kasur banyak boneka boneka yang ku tata rapi dengan cat kamar bernuansa klasik membuatku semakin nyaman. Aku mulai memenjamkan mataku dan perlahan benih benih mimpi mulai muncul aku terlelap dan melupakan masalahku saat ini.
-----------
Hehe, cerita nya udah seru belum niii?greged gakk?haha😅
Segitu dulu yak, aku cape ngetik nii semoga para readers suka❤Jangan lupa vote&komen!
⬇⬇⬇⬇
🙌
Dadahhh
Kita ketemu di chapter selanjutnyaaa💕Salam manis
@putriihapsari16💟
KAMU SEDANG MEMBACA
Just Let Me Love You
Teen FictionSemuanya dimulai karena Menyalahmahami keadaan? Keadaan yang seharusnya aku tidak pernah mencinta menjadi mencintai lebih dalam. Kepastian yang selalu terpikirkan tak pernah terjawab. Dia yang hanya jadi milik orang lain. Aku tetap mencintanya. Tapi...