24

12 2 0
                                    

Happy Reading...

Semakin aku mencintaimu, semakin aku takut kehilanganmu.
Karena aku mungkin tak bisa lagi mendapatkan orang sepertimu.

Kumohon apapun yang terjadi tetaplah disini, melewati semuanya bersama.

------------

Kulangkahkan kakiku ke memasuki gerbang sekolah. Dengan mata yang sembab karna terus menangis memikirkan hal kemarin. Lagi lagi aku diam aku melihat ke arah parkiran devon sedang memakirkan motornya.

Aku tersenyum kaku ke arah devon yang benar ia sedang menatapku.

"Jangan nangis lagi, lo bikin gue sedih"bisik devon lalu mengelus pipi ku pelan. Dan meninggalkan ku yang mematung

Aku tersenyum nanar, kenapa bisa aku tidak mencintainya?!

Kulangkah kan kaki ku menuju kelas dengan cepat, di sekitaran koridor siswa/i yang melintas menatapku sambil berbisik bisik. aku tak memperdulikannya aku tetap melanjutkan langkahku ke kelas.

"Eh tadi gue gak liat si putri loh dibonceng sama devon lohh"ucap salah satu cewek itu

"Beneran lo?"

"Iyah bener, apa mungkin mereka putus"

"Iyah kali yak"

Aku hanya tersenyum kecil mendengarnya.

"Pagi-pagi udah ngegosip aja lo!"sahut cowok itu. Aku mengernyit heran, siapa?batinku.

Aku menoleh ke arah belakang, aku mendapati devon yang berdiri disana sambil tersenyum ke arahku. Aku hanya tersenyum kaku

"Mau gue putus kek ama putri, mau apa kek! Bukan urusan kalian!! Yang penting gak ngerugiin hidup lo semua kan! Jadi orang ribet amat. Pergi lo!"kesal devon ke arah mereka. Aku terdiam mendengarnya

"Ma-k-asih"ucapku gugup lalu berlari meninggalkan devon

"Putri! Lo hutang penjelasan kenapa mata lo sembab gini!cepetan jelasin mumpung lagi istirahat!"ucap hilmi. Aku hanya menoleh malas, daritadi ia menanyakan terus.

"Putriiii ikhhh!!!!"geram hilmi. Aku tersenyum kecil melihatnya

"Iyah iyah, gue ceritain!"

"Yaudah cepet!"kesal hilmi dengan wajah yang penasaran.

"Jadi gini gue sama kak devon putus, end kak devon liat gue ciuman sama faisal. Yaudahlah"ujarku dengan terus menatap devon yang memasuki kantin

"ASTAGA!! BENERAN LO?!!"Teriak hilmi kaget.

"Udah lah gue lagi pusing jangan bahas itu mulu!"celutukku kesal. Hilmi hanya manggut manggut sambil menyedot jus jambunya

"Berarti lo putus ama devon? Kok elo bisa ciuman sama faisal sih. Apa faisal yang nyosor duluan!"tebak hilmi

"Jadi dulu gue itu suka sama faisal dimulai dari semester-2 sejak kelas 7 smp tadinya gue pikir itu bakal cinta monyet atau gimana. Pas gue pisah kelas sama si faisal gue ngerasa kehilangan seseorang tapi siapa? Disitu gue mikir. Dan benar aja gue ama faisal jadi jauh jarang chattan intinya gitu gue kehilangan dia banget, pas waktu gue naik kelas-9 gue sama faisal come back dengan satu kelas lagi yang sama. Gue disitu pertama masuk udah agak deket ujung ujungnya yak deket banget, intinya gue-3 tahun cinta sama dia tapi gak ada balasan. Padahal kayaknya dia sendiri tau gue suka sama dia, yak gitu dianya suka ngasih harapan lebih. Cewek mana sih yang gak baper, setiap perlakuan sama omongan dia tuh beda kalo kek gue. Emang guenya aja yang bego. Gue suka sama orang yang gak bisa gue miliki, pas gue sebelum ciuman sama faisal. Faisal bilang kalo dia ngerasa kehilangan sosok gue terus katanya juga dia sayang sama gue. Gue disitu nangis Kemana aja dulu? Pas gue ngarepin lo? Satu pertanyaan yang terbesit di otak gue sampe sekarang. Gue mikir gue gak mau jadi pilihan kedua saat tokoh utama nya gak ada"ujar ku, hilmi memasang wajah shock dan diam mematung. Mungkin ia sedang mencerna perkataanku tadi yang cukup panjang.

"Lo tau tokoh utama pas si faisal gak ngerasa kehilangan lo?"tanya hilmi

Aku diam. Aku lansung mengingat wajah debby, yak wajah itu wajah yang selalu cantik di depan faisal"Nama nya debby, gue gatau dia sekolah dimana"jawabku. Hilmi hanya diam

"Yaudah lah udah berlalu juga, mending sekarang kita seneng seneng. Lo gak boleh sedih lagi"ucap hilmi tersenyum. Akupun ikut tersenyum sambil mengangguk

Bel istirahat pun berakhir menandakan semua murid harus balik ke kelasnya, dan bergelut dengan pelajaran pelajaran yang cukup menguras otak.
Aku dan hilmi berjalan untuk ke kelas belum saja untuk masuk ke kelas, ada yang menyekal lenganku. Aku menoleh

"Kak devon?"aku menyerngit heran mendapati devon yang sedang tersenyum manis kepadaku. Senyuman itu

"Boleh gue pinjem temen lo sebentar"ucap devon menatap hilmi. Hilmi yang masihterpaku menatap devon terus mengangguk saja. Dan pekka, ia meninggalkan ku berdua

"Kenapa kak?"ucapku agak sedikit gugup. Devon memberikan ku sebuah cincin berwarna silver seperti perak dan memakaikannya padaku. Aku hanya diam tak mengerti

Aku menunjukkan lenganku"maksudnya kak?"

"Ini buat lo, untuk terakhir kalinya gue beri hadiah buat lo. Dan ini terakhir kalinya gue bakal stop buat cinta sama lo, gue udah sayang sama lo put. Gue akan ngejauh dari lo. Jadi maaf"aku terdiam lagi, air mataku selanjutnya jatuh. Devon mengusap nya

"Udah gue bilangin jangan nangis, nanti gue sedih"ucapnya tersenyum

"Terus fungsi cincin ini apa kak!agar apa kakak kasih cincin ini ke aku kalo kakak sendirinya mau pergi dari kehidupan aku. Kakak egois!"lirihku. Devon menangkup kedua pipiku lalu mendekatkan nya, jarak antara wajah nya denganku sudah terkikis habis. Bibirku kelu. Air mataku terus mengalir. Devon mengecup keningku lama.

"Jangan nangis lagi!"ingat devon melenggang pergi meninggalkanku.

--------

Tbc.
Jangan lupa vote!

Just Let Me Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang