23

8 2 0
                                    

Happy Reading

Nanti
Kalau saya lelah, karena menunggumu disini sendiri. Saya akan menemuimu dan tersenyum sembari mengatakan "selamat tinggal, mari berjumpa di waktu yang lebih baik"

------------

Aku terdiam diri di atas balkon, dengan segala tangis kesedihan menanti senja dengan berarti perpisahan yang indah. Hari ini aku tau arti senja adalah perpisahan yang menyakitkan namun mudah terkenang dalam hati.

Aku masih terpikir dengan perkataan faisal? Apa hatiku sudah terbalaskan? Penantian selama tiga tahun tanpa ada balasan dan kepastian yang pasti.

Aku terus menangis tangisan ku benar benar pecah aku tak peduli jika mataku sembab seperti panda yang dikatakan devon tadi. Aku memang tidak pantas mendapatkan sesosok devon yang tulus mencintainya tanpa tidak tau perasaanku untuknya.

Aku merasa bersalah karna seharusnya aku mengatakan sebenarnya kepada devon tentang perasaanku, hatiku dan miliknya untuk siapa? Aku ini egois aku tak bisa memikirkan perasaan orang lain hanya karna hatiku yang rumit.

Disini aku menatap senja. Yang akan dengan cepat terganti oleh malam yang gelap. Tapi langit malam tidak sendirian ia ditemani oleh bintang bintang bersamanya sehingga dapat menyinari bulan.

Jika aku dibandingkan dengan langit. Bulan adalah faisal dan bintang yang kecil, redup tapi tetap bersinar adalah devon yang terus menemaniku. Mencintaiku. Tapi perasaan langit hanya inginkan bulan bukan bintang.

Aku sangat berterima kasih pada bintang yang selalu menemaniku. Aku berterima kasih kepada alam semesta diwakilkan perasaan yang sudah terbalaskan dan hari ini walaupun agak menyakitkan.

Aku memutuskan untuk ke kamar, hari ini kacau benar benar kacau. Aku tak bisa tidur. Duniaku terasa hancur!

Matahari mulai muncul ke permukaan bumi. Dan menyinarinya dengan berharap hari akan menyenangkan. Cahaya cahaya nya menelusup ke celah celah jendela, aku mengerjapkan mataku yang terasa lekat.

Aku beranjak dari tempat tidur dan melihat ke arah pantulan cermin, sepertinya ada badai tornado tadi malam yang bisa membuatku sembab seperti ini.

Kulangkahkan kakiku kearah kamar mandi lalu membuka nya. Aku melupakan masalah ku sejenak tadi malam dengan segala tangisan. Ku hapuskan air yang mengalir dari kepalaku menyejukkan pikiranku dan tubuhku yang terasa tak enak.

"Mamahh!!!"teriakku lalu berlari memeluk mamahku yang sedang memasak.

"Eh ini kenapa? Kenapa matamu sembab begini? Abis nangis?"tanya yenni. Aku diam dan menggeleng

"Gak papa kok mahh!!"

"Beneran?"tanya yenni

"Iyah mah!!!"ucapku, yenni mencubit kedua pipiku.

"Mah abang mana?!"tanya ku.

"Abang kamu masih tidur noh!! Bangunin gih. Emang mau apa sih?"

"Ya kan mau nganterin putri sekolah gimana sih?!"gerutuku. Yenni mengernyit heran

"Biasanya bareng pacarmu? Siapa itu? Devon? Kemana?"tanya yenni. Aku benar benar diam

"Udah engga lagi mah"ucapku pelan. Yenni yang mengerti situasi akhirnya mengangguk

"Gak papa belum jodohnya mungkin"ujar yenni. Aku hanya mengangguk

Kulangkahkan kakiku ke arah kamar abangku yang sedikit kebo! Memang tidak mengerti. Aku menggedor pintu nya keras membuat nya terbangun dan membuka kan pintu sambil berkacak pinggang. Aku hanya cengengesan

"Apaansih! Berisik tau gak!"kesal kiki. Aku hanya cengengesan

"Anterin putri sekolah ayo!!!"ucapku membuatnya melotot

"Biasanya ama si devon"

"Udah engga lagi"lirihku pelan. Kiki tersentak mendengarnya

"Ini juga kenapa hah mata lo sembab gitu!! Lo diapain ama devon. Ngomong sama abang lo ini!"

"Gak papa ih, udah ah lupain!"

"Yak ngga bisa gitu dong, devon udah bikin lo nangis dia harus tanggung jawab"

"ABANG UDAH IH! DEVON GAK NGAPA NGAPAIN KOK! DEVON GAK SALAH! SEKARANG MANDI ANTERIN AKU!!"teriakku kesal lalu meninggalkan nya

"Kalo ada masalah cerita, jangan dipendem. Malah nambah sakit"ujar kiki sambil menoleh ke arahku lalu memalingkan nya lagi menfokusi ke arah jalan

"Hm"aku hanya berdehem dan terus menunduk sambil memainkan hpku

Kiki mengambil hp ku"Ada masalah?"tanyanya. Aku diam menatap nya. Mataku berkaca kaca lagi.

"Gak ada! Udah jangan nanya melulu! Sekarang balikin hp nya!"kesal ku. Kiki mengenal adik nya. Jika ada masalah pasti adiknya akan murung, dan selalu sembab seperti ini

Kiki meminggirkan mobilnya sebentar lalu memelukku, aku hanya diam aku butuh pelukan untuk saat ini, entah kenapa air mata ku lolos untuk yang keberapa kalinya. Kiki mengusap ngusap kepalaku menenangkanku, aku terus terisak sambil memukul bahu kiki

"Kenapa sih bang?! Putri harus sayang sama orang yang jelas dulu nyakitin putri. Kenapa dia egois. Putri juga egois!! Cuman mikirin perasaan putri sendiri!! Gak mikirin perasaan devon bang?!Kenapa!! Gitu?"teriakku histeris sembari memukul mukul bahu kiki.

"Yaudah, sekarang kita berangkat dulu ke sekolah. Hapus ah air matanya, kalo kek gini putri jelek kaya bebek"kekeh kiki lalu menjalankan lagi mobilnya.

"Abang!!!!!"teriak ku kesal


Just Let Me Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang