Liburan Akhir Tahun

4.1K 572 65
                                    

Percaya atau tidak, dua tahun menjalani kehidupan rumah tangga Wonwoo dan Mingyu belum pernah sekali pun melakukan perjalanan bulan madu mereka. Kedua manusia itu terlalu sibuk dengan pekerjaannya masing-masing, hanya sesekali dalam tiap tiga sampai empat bulan, mereka meluangkan waktu di salah satu akhir pekan, hanya untuk menginap di salah satu hotel berbintang dan mematikan semua alat komunikasi yang menghubungkan mereka dengan dunia luar. Mereka hanya menghabiskan waktu dengan tidur seharian atau Mingyu yang sibuk berenang dan Wonwoo yang bermalas-malasan di tepi kolam renang. Begitu juga setiap datang liburan akhir tahun, mereka hanya menghadiri beberapa undangan perayaan dari kolega mereka, atau bahkan tidak datang kemana-mana karena restoran Mingyu pasti penuh dengan reservasi perayaan pesta akhir tahun orang lain. Jadi ya, paling tidak Wonwoo harus puas dengan hanya menemani Mingyu yang seharian repot berteriak kepada petugas dekorasi atau sibuk memeriksa bahan mentah yang berkualitas untuk diolah menjadi makanan-makanan yang menggugah selera.

"Sayang, akhir tahun ini apakah kita ada rencana liburan?" Wonwoo memeluk Mingyu dari belakang, mengusakkan wajah pada bahu lebar kesukaannya itu.

"No, Sweetheart. I'm sorry. Reservasi restoran penuh, ya seperti biasa. Aku tidak percaya sepenuhnya pada Seokmin. Bisa-bisa dia mengacaukan dapurku." Mingyu yang sedang bersiap menyikat giginya hanya terkekeh pelan saat sadar Wonwoo tak juga melepaskan pelukannya.

Jika ada waktu luang banyak di liburan akhir tahun seperti ini, mereka memang terbiasa menghabiskannya di rumah. Memasak bersama, membersihkan rumah bersama, atau bermesraan sepanjang hari. Itu cukup bagi Wonwoo maupun Mingyu. Seperti saat ini, Wonwoo tak melepas pelukannya barang sekejap. Menempel seperti bayi koala di punggung Mingyu ke mana pun pria tampan itu melangkahkan kakinya. Mingyu ke dapur, Wonwoo mengikuti sambil memeluknya dari belakang. Mingyu menyikat gigi, posisi Wonwoo masih sama, malah semakin erat. Mingyu mengambil minum, padahal minuman itu untuk Wonwoo, pria manis itu juga masih tidak mengubah posisinya.

"Sweetheart, astaga. Aku ke kamar mandi kau juga akan begini?" Mingyu gemas dengan setiap gerak-gerik Wonwoo yang sangat manja seperti ini. Sama sekali bukan seperti Wonwoo di luaran sana yang setiap hari mampu menaklukan kolega bisnisnya dengan selalu memenangkan tender.

Anggukan seperti anak kucing manis didapati Mingyu sebagai jawaban. Bahwa apapun yang terjadi, Wonwoo akan tetap menempel di punggungnya.

"Mingyu, ayo kita berjalan ala robot?" Kali ini permintaan Wonwoo kembali keluar dengan random-nya.

"Hah maksudmu?" Sang suami hanya mengernyit heran menanggapi permintaan aneh istri manisnya itu.

"Begini Mingyu, sini akan kuajari. Eh sebentar, kau kuat 'kan menahan bobot tubuhku?"

"Oh ayolah, Sweetheart. Bahkan menggendongmu ala koala, aku bisa sambil berlari."

"Baiklah, baiklah, Tuan Sombong. Aku akan naik di punggung kakimu." Kemudian Wonwoo berpindah posisi dan berdiri di hadapan Mingyu, perlahan-lahan ia menaikkan telapak kakinya di atas punggung kaki Mingyu. Lalu tangannya memeluk erat dan mengaitkan jemarinya di punggung Mingyu. "Ayo jalan, robot!"

Mingyu hanya terkikik melihat tingkah laku menggemaskan istrinya itu. Baginya, menyenangkan Wonwoo adalah salah satu healing untuk kesibukannya. Melihat bagaimana wrinkle tercipta di pinggir mata rubah Wonwoo tiap tawa itu tergelak atau ujung hidung yang berkerut kala rasa senang pria manis itu tak tertahankan, semuanya adalah pemandangan paling indah menurut Mingyu.

"Annoy you is my new hobby, Mingyu."

"So, annoyed by you is my new passion, Sweetheart." Mingyu membalasnya dengan sebuah kecupan berkali-kali pada kening Wonwoo. Dengan pelukan yang sama eratnya mereka berjalan-jalan ala robot mengelilingi kamar tidur mereka. Berputar-putar sambil sesekali tertawa dan berbagi ciuman yang lembut di dinginnya udara Desember.

Bittersweet [Meanie]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang