I Wanna Grow Old With You

2.3K 389 16
                                    

Jika ada kata yang bisa melebihi kata cinta, mungkin Wonwoo ingin menyematkan kata itu kepada Mingyu, teman hidup yang mendampinginya selama beberapa tahun terakhir ini. Pusat semestanya. Mingyu benar akan janjinya tempo hari, bahwa mencintainya tidak akan membuat Wonwoo lemah. Seperti yang Wonwoo rasakan saat ini bahwa berada di samping Mingyu adalah sumber kekuatannya. Wonwoo tertawa sendiri, di tengah lamunannya ia melihat Mingyu sedang bernyanyi-nyanyi sendirian sambil bersih-bersih rumah mereka. Hari ini adalah hari raya Chuseok, jadi Wonwoo dan Mingyu memberikan kebebasan kepada para asisten rumah tangga untuk pulang ke rumah mereka masing-masing. Sedangkan sepasang suami istri itu hanya menikmati hari libur mereka di rumah. Tuan JeonㅡAyah Wonwoo sedang ada perjalanan bisnis ke Kanada, orang tua Mingyu sedang tidak berada di Anyang karena Minseo berkuliah di luar negeri, maka Ayah dan Ibu Mingyu memilih untuk mengunjungi Minseo di Frankfurt.

"I wanna grow old with you, I wanna die lying in your arms ...." Mingyu berputar mengelilingi Wonwoo sambil membawa sapunya dan melambaikan tangan.

Wonwoo hanya terkekeh geli sambil terus mengelap meja dan vas bunga agar bersih dari debu.

"Mingyu berhenti, kau menggelikan. Aish!"

"Ayo sayang ikut bernyanyi."

"Tidak, tidak. Aku tidak bisa. Cepat sapu lantainya Mingyu, katamu Seokmin dan Jisoo-hyung akan main ke sini bukan? Tidak enak kalau rumah kita berantakan." Dengan cepat, Wonwoo mendorong punggung Mingyu agar pria tinggi besar itu segera menyelesaikan pekerjaan rumahnya.

~~~

Mingyu bertolak ke lantai dua rumahnya, kali ini ia akan membersihkan ruang kerjanya bersama Wonwoo. Ruang kerja adalah tempat favoritnya yang menempati posisi kedua setelah kamar mereka tentu saja. Masih ingat bukan bahwa ruang kerja mereka terdiri dari dua meja besar yang berhadapan. Di kanan kirinya terdapat lemari berisi berkas masing-masing, milik Mingyu dan milik Wonwoo. Lemari besar itu tidak hanya berisi berkas, namun juga foto-foto perjalanan cinta mereka yang semuanya diarsipkan oleh Mingyu, bahkan percakapan mereka berdua di room chat saja benar-benar dicetak oleh Mingyu dan dialbumkan. Pernah suatu hari ketika Mingyu terserang flu hampir satu minggu lamanya, Wonwoo menyuruhnya beristirahat dan membuatkan secangkir ramuan andalannya yaitu air hangat yang dicampur perasan lemon dan madu. Sampai sekarang, lemon madu adalah minuman favorit Mingyu untuk menjaga stamina tubuhnya.

Setelah itu, Mingyu mengirimkan pesan singkat pada Wonwoo untuk berterima kasih atas resep itu, maklum saat itu kondisi mereka belum menikah. Dan ia membuka lagi isi percakapan mereka di dalam ruang pesan singkat.

"Aku sudah buat air lemon dan madu. Aku suka, makanya kubuat lagi. Terima kasih ya, Chef!"

Mingyu tiba-tiba jadi memikirkan, seperti apa ekspresi Wonwoo saat itu. Apakah ia tersipu, merona malu, atau datar-datar saja seperti biasanya.

~~~

Wonwoo masih sibuk dengan acara membersihkan seluruh meja yang terdapat di rumahnya. Lagu yang diputar Mingyu ternyata diulang-ulang. Mau tidak mau ia ikut mendengarkan liriknya dan tersenyum-senyum sendiri.

A thousand miles between us now
It causes me to wonder how
Our love tonight remains so strong
It makes our risk right all along
The time we spent apart will make our love grow stronger
But it hurt so bad i can't take it any longer

I want to grow old with you
I want to die lying in your arms
I want to grow old with you
I want to be looking in your eyes
I want to be there for you, sharing everything you do
I want to grow old with you

Mingyu pernah menyanyikan lagu itu sekali waktu, saat mereka masih belum terikat dalam pernikahan. Ketika keduanya masih berjauhan dan hanya bisa bertemu jika tidak sedang sibuk. Mingyu menyanyikan dalam pesan suara yang mana pada saat itu ia sedang faringitis parah sampai tak ada suaranya. Selayaknya dua manusia yang sedang diselimuti perasaan cinta, maka bersama orang terkasih adalah satu-satunya momen yang ingin diciptakan ketika sedang sakit. Karena pria tinggi itu pernah merasakan bagaimana hangat dan lembutnya Wonwoo ketika merawatnya saat sakit menyerang. Membayangkan Mingyu merengek ingin bertemu saat sakit, Wonwoo jadi malu sendiri.

"Mengapa kau senyum-senyum begitu?" Suara berat Mingyu tiba-tiba mengejutkannya.

"Oh, astaga! Bisa tidak sih jangan langsung tiba-tiba berbicara di telinga begitu?" Wonwoo refleks memarahi Mingyu sambil mengusap dadanya yang berdebar kencang.

"Ya ampun, maaf maaf. Kau pasti terkejut." Mingyu memeluk Wonwoo-nya dari belakang sambil memberikan kecupan lembut pada bahu bidang itu.

"Gyu ..."

"Hmm?"

"Really, that you wanna grow old with me?" Wonwoo bertanya retoris pada Mingyu.

"Kau sudah tahu jawabannya, Sayang." Pelukan itu semakin erat, Wonwoo mengubah posisinya agar berhadapan dengan Mingyu dan balas memeluk pria yang telah berjanji untuk menjalani sisa hidup bersama-sama.

Musik masih mengalun di kediaman mereka pada pukul tiga sore dengan semilir angin yang menggoyangkan daun-daun tanaman kesayangan Wonwoo. Mencintai bisa sangat sederhana, seimbang dalam memberi juga menerima. Wonwoo menatap wajah Mingyu lamat-lamat, membelainya dengan afeksi berlebih. Kadang tanpa disadari, Wonwoo kerapkali mengeluarkan air mata saat sedang memanjakan Mingyu. Betapa ia sangat menyayangi pria tinggi itu, betapa ia menjadikan Mingyu sebagai poros dunianya, pusat semestanya. Yang sedang dibelai hanya memejamkan matanya, menerima bentuk afeksi yang tersalur dalam sentuhan jemari ramping milik Wonwoo. Berada di samping pria manis itu suatu berkah tersendiri bagi Mingyu. Bukankah seperti itu bentuk cinta? Ketika keduanya merasa saling beruntung saat berhasil menemukan satu sama lain.

"Darl ..." Mingyu membuka matanya, menghentikan jari-jemari Wonwoo yang sedang menari-nari di wajahnya.

"Hmm ...?"

"Aku mencintaimu ..."

"Aku tahu itu. Mungkin aku lebih mencintaimu, Mingyu."

"Tidak boleh, aku saja yang lebih mencintaimu."

"Aish! Kau ini apaan sih?" Wonwoo sebal sendiri karena tingkah kekanakkan Mingyu yang mulai lagi.

"Terima kasih sudah menjadi tempat pulangku, Wonwoo."

"Terima kasih juga, sudah menjadi jawaban segala doa-doaku, Mingyu."

Lalu sebuah pelukkan erat tak mampu terelakkan lagi, kisah cinta mereka sangat jauh dari kebanyakan orang. Tuhan mempertemukan mereka untuk saling menyembuhkan.

~~~

P.S

Nggak ada moment istimewa sih, Aunty cuma mau berbagi lagu yang dinyanyikan Uncle beberapa hari yang lalu saja. Oh iya, hari ini (19/05/19) Uncle datang, menjenguk Aunty yang habis operasi, dengan suara yang masih belum pulih, nemenin Aunty seharian, tapi tetap Uncle yang manja-manjaan hihi

Selamat membuka kotak Pandora 💕🍃
Selamat menikmati romansa yang tidak biasa!

Bittersweet [Meanie]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang