Jam menunjukkan pukul 6.38 AM. Hari Minggu. Puncak musim panas membangunkan Wonwoo dari mimpi yang gugur. Pagi itu, musim gugur alam mimpi pun tidak serta-merta lepas meski ia sudah terbangun. Mingyuㅡsuaminya yang kerap tak acuh padanya, tidak ada di sampingnya.
~~~
5 missed calls from My Lovely Mate
12 chats from 2 conversationsNotifikasi muncul di layar gadget Mingyu. Namun untuk kali ini, maafkan Mingyu jika hal itu harus diabaikan sebentar saja.
~~~
4 Jam 15 menit berlalu tanpa ada respon dari Mingyu yang nirhadir di samping Wonwoo. Sambil menyesap Ginger Tea, Wonwoo kembali mengingat perselisihan ia dengan Mingyu kemarin malam. Banyak pertanyaan muncul seketika itu, "Ke mana perginya Mingyu", "Mengapa ia tidak segera merespon text dan panggilan Wonwoo", "Apakah Mingyu marah atau hanya sekadar mencari waktu untuk sendiri", dan pertanyaan praduga lainnya yang tiba-tiba saja ingin membuat ledakan kecil dalam benak Wonwoo. Untuk sedikit melupakan hal yang membuat hatinya berdenyut tidak nyaman, Wonwoo memutar video Mingyu di file manager ponsel pintarnya. Telunjuk rampingnya menekan file bernama "Mingyu, August 13 2019". File berdurasi 3 menit 14 detik yang berisi rekaman video Mingyu sedang bersenandung di rooftop hotel, Wonwoo putar ulang-ulang. Wonwoo merindukan semestanya.
~~~
Observatorium Namsan Tower, 16.21 PM, Mingyu sedang merapal tiap-tiap ekspresi manusia yang berlalu-lalang di hadapannya. Celana salur warna beige yang dikenakannya menyatu selaras dengan warna dinding, membuatnya tidak menjadi perhatian pengunjung. Kebetulan. Mingyu memang sedang tidak ingin dilihat banyak orang, matanya yang sembab, dan rambutnya yang tak ia tata sejak semalam, nampak seperti garis-garis lintasan terbang nyamuk: tak karuan.
Sembari menyesap plain yoghurt, Mingyu dengan tatapan layunya, memandangi dua sosok; lelaki paruh baya yang sedang menggandeng anak laki-laki. Keduanya—dengan senyum merekah dan masih tetap bergandengan, menunjuk-nunjuk tiap sudut hamparan Kota Seoul di hadapan mereka.
Ada dwi hal yang begitu menarik perhatian Mingyu. Pertama, busana yang dikenakan oleh mereka begitu sederhana, cenderung lusuh. Teramat kontras dengan interior Observatorium yang bernuansa luxury.
Kedua, sehemat hasil pengamatan Mingyu yang seringkali tepat, bonding si lelaki paruh baya dan si anak lelaki tersebut amatlah spesial. Ya, disimpulkan oleh Mingyu spesial sebab tiap-tiap interaksi, sentuhan, dan afeksi yang tercipta oleh keduanya, begitu mengalir sebagaimana ikatan yang terbentuk dari dua jiwa yang bersedia untuk saling menjaga.
Seketika Mingyu, menatap lanskap Kota Seoul menuju temaram. Membawanya pada sebuah rahasia yang bahkan Wonwoo, kiblatnya, tidaklah tahu.
Mingyu tidak pernah merasakan kasih sayang seorang ayah. Ayahnya yang sekarang, adalah ayah tiri yang baru menikahi ibunya setelah ia lulus kuliah. Ayah kandung Mingyu ada di kota lain. Meninggalkan ia, adiknya, dan ibunya 15 tahun lalu. Mingyu tumbuh oleh trauma perselisihan hebat antara ayah dan ibunya, lalu menjadi pelampiasan amarah sang ayah. Mingyu adalah produk broken home yang hampir hancur. Sampai ia menemukan sosok pelindung, sekaligus tempatnya pulang; Wonwoo.
Tembok yang Mingyu bangun begitu tinggi, semata-mata untuk melindungi dirinya yang sudah remuk-redam oleh kenyataan. Mingyu adalah arketipe dari sebuah dikotomi, dingin namun hangat, cuek namun memerhatikan, diam namun menyuarakan. Dan itulah yang sepenuhnya belum dipahami oleh Wonwoo. Wonwoo, bagaimanapun, begitu terpesona oleh perangai dan rupa Mingyu. Hanya saja, Wonwoo ingin sedikit mengubah Mingyu, agar lebih terbuka padanya. Sedangkan Mingyu, masih begitu tertutup, kendati tembok yang dibangunnya, sudah hampir sepenuhnya runtuh oleh Wonwoo.
Sebab Mingyu, masih belajar, untuk menghapuskan DNA warisan ayahnya yang sangat ia benci. Butuh waktu, namun saat DNA tersebut sudah sepenuhnya terhapus, Mingyu akan menjadi semesta yang luas dan dalam, hanya untuk Wonwoo, porosnya seorang.
~~~
From: Mr. Perfect 💕🍃
"Darl, I'm going to home right now, sorry I didn't permitted or notified you, wherever I go, you always be my home"
message sent to Wonwoo
2 minutes later has readWonwoo teary down. And smile.
~~~
P.S
Hello!
This is special chapter of Bittersweet yang ditulis langsung oleh Uncle.
A view from another side.
Hope you like it!
Please pray for us to always be wrapped in love and happiness.
Aunty is Uncle's home and Uncle is Aunty's home.Selamat membuka kotak Pandora 💕🍃
Selamat menikmati romansa yang tidak biasa!
KAMU SEDANG MEMBACA
Bittersweet [Meanie]
FanfictionBittersweet moment kehidupan pernikahan Jeon Wonwoo dan Kim Mingyu, apa jadinya?