26 Agustus 2019. 13.24 AM. Ginkgo Tree Road Avenue.
Sinar krepuskular jatuh di wajah Mingyu. Kulitnya temaram dengan pori-pori renik kecoklatan. Di kursi kayu semi permanen, ia nampak duduk berdua; ia dan sebuah buku. To Kill a Mockingbird, karya Harper Lee sedang ia kaji lamat-lamat. Beberapa halaman buku terlihat ia sudah tandai dengan Mark n Notes. Salah satu dari banyak kebiasaan aneh Mingyu, ya, ia tidak pernah menulis namanya, atau tanda tangan sebagai markah pengenal bukti kepemilikan buku. Seluruh buku miliknya tidak pernah ia corat-coret, bahkan lipatan pun juga tidak ada. Namun Mark n Notes adalah pengecualian, hampir di tiap chapter buku ada halaman yang ia tandai. Pernah suatu kali Wonwoo menanyakan perihal ini.
“Kau seperti kucing, suka sekali menaruh tanda. Buku-buku milikmu kau sampul plastik, pokoknya terlihat rapi, tapi kenapa beberapa, bahkan kadang banyak halaman, kau beri tanda? Bukankah itu merusak kerapian yang kau sudah buat sendiri?” tanya Wonwoo sembari melipat sprei putih motif Bougenville.
“Membosankan. Kau perlu paham, Darl, aku menyukai kesempurnaan, tetapi dalam keteraturan, selalu butuh yang namanya ketidakteraturan” pungkasnya penuh percaya diri.
“Mengapa?”
“Kita bisa menyebut susunan anak tangga itu teratur, karena kita punya pembanding yang tidak teratur, seperti kontur bidang miring tanah, posisi batuan di jalur lava, dan sebagainya.”
Wonwoo merenung takzim.Sekali lagi–di hadapannya, seorang laki-laki yang bias. Kadang bertingkah seperti anak kecil polos, namun di lain waktu seperti pemikir ulung. Wonwoo sekali lagi jatuh kepada chaotic in order-nya Mingyu.
~~~
Wonwoo sedang melaksanakan meeting di Kantor Pusat Asan Station perihal finalisasi Memorandum of Understanding (MoU) pembangunan restoran dan pasar modern terintegrasi homestay di dalam kawasan stasiun tersebut. Meeting sudah berlangsung selama hampir 3 jam. Wonwoo menengok homescreen gadget miliknya. Chat masuk dari suaminya. Satu. Wonwoo kesal mengapa hanya 1 padahal sebelumnya ia sudah mengirim 7 chat. Berurutan.From Mr. Perfect 💕🍃
Mr. Perfect sent a voice message.
Sebuah pesan suara dikirim oleh Mingyu. Setelah melihat kondisi ruangan yang memang sudah menuju akhir pertemuan, Wonwoo buka pesan suara tersebut sembari mengatur volume ke tingkat 1 dan mendekatkan speaker gadgetnya ke indera pendengarannya. Tidak ada suara Mingyu di dalam voice message berdurasi 1 menit 31 detik itu. Hanya terdengar suara desir angin, bunyi percakapan yang terdengar jauh, dan cericit burung.
To Mr. Perfect 💕🍃Aku sudah selesai meeting.
Aku bergegas menuju ke sana.
Anw, kau mengirim pesan suara apa?
3 pesan dikirim sekaligus. 4.02 PM.
Meeting sudah sepenuhnya selesai, 8 menit setelah pesan di atas dikirim. Meeting kit sudah dimasukkan Wonwoo ke dalam leather clutch bag miliknya. Ia lelah. Ia hanya ingin segera rebah ke pelukan Mingyu.Wonwoo memesan jasa taksi daring. Berhubung sopir pribadi Wonwoo sedang izin untuk tidak bekerja hari ini guna menemani istrinya pada proses persalinan.
~~~
Sebenarnya Wonwoo dan Mingyu berangkat bersama dari kediaman mereka. Hanya saja mereka berpisah ketika kendaraan taksi daring yang mereka tumpangi melintas di jalan sekitar Downtown Asan City. 11.31 AM.“Darl, aku lebih baik menunggu kamu meeting di jalan setapak yang rindang itu.” Mingyu menunjuk jalan dimaksud dari dalam mobil.
“Loh, kamu tidak jadi menunggu di tempat meeting aku?” timpal Wonwoo mengernyit
“Tidak, di sana akan banyak orang, nanti ada yang naksir aku, kamu sendiri yang repot” ceplos Mingyu
“Kamu percaya diri sekali, Gyu, hih!” tangan Wonwoo menyapu poni Mingyu ke arah berlawanan belahan rambutnya
“Biarkan, daripada aku harus percaya duri, sakitlah nanti aku.” jawabnya sembari menepuk pundak sopir di depannya pertanda perintah untuk menghentikan laju mobil
~~~
32 menit perjalanan dari Asan Station ke Ginkgo Tree Road Avenue. 4.34 PM. Mingyu masih di posisi sama seperti sediakala.
Wonwoo berjalan berderap menuju Mingyu sebelum suaminya itu menyadari kedatangannya. Tepat 3 langkah dari samping kursi tempat Mingyu duduk, Mingyu menoleh ke arahnya,“Wangi parfum Zara Gardenia yang kamu spray 20 kali tercium dari radius 1000 meter. Sudahlah, sini duduk, jangan hanya berdiri seperti security bank.” Mingyu berkelakar.
“Kau menyebalkan sekali, Gyu. Dan hiperbolis! Aku hanya menyemprot 10 kali.” Wonwoo memastikan tidak ada debu di kursi sebelum ia duduki.
“20 kali, 10 pertama sebelum kamu berangkat, 10-nya lagi di perjalanan menuju ke sini 'kan?”
Tebakan Mingyu tepat. Wonwoo memang menyemprot kembali parfum sebanyak 10 kali ke tubuhnya.Wonwoo tersenyum kalah. Betapa Mingyu nampak tak acuh pada Wonwoo, tapi di lain sisi Mingyu begitu memahami hampir segala tingkah laku Wonwoo.
Wonwoo meraih tangan Mingyu.
13 menit berlalu tanpa kata. Langit keabuan menangkup segala diam yang bersuara di antara keduanya. Sepasang Burung Kucica (Korean magpie) mendarat di depan mereka. Mematuk daun-daun kering yang kembali pulang ke tanah. Segalanya begitu bersahaja. Hingga kicauan Kucica mengantar Mingyu membuka halaman buku yang sedari tadi ia baca (chapter 10, page 117). Mengarahkan jemari Wonwoo ke satu alinea,Your father’s right,” she said. “Mockingbirds don’t do one thing but make music for us to enjoy. They don’t eat up people’s gardens, don’t nest in corncribs, they don’t do one thing but sing their hearts out for us. That’s why it’s a sin to kill a mockingbird.”
“Wonwoo ...” suara Mingyu berdesau, “Mockingbird, serta Kucica, adalah metafora dari hati yang mencintai. Mencintai sejatinya adalah memberi, sama seperti apa yang dilakukan Mockingbird dan Kucica; memberi kepada dunia apa yang paling indah yang mereka punya, yakni suara. Dan hal paling indah yang kamu berikan kepadaku, jugalah suara. Lebih tepatnya, suara-suara hening yang setia kamu panjatkan kepada Tuhan. Terima kasih sudah begitu tulus mendoakan aku, mendoakan kita. Amor Vincit Omnia."
~~~
Kau tidak akan pernah bisa memahami seseorang hingga kau melihat segala sesuatu dari sudut pandangnya ... hingga kau menyusup ke balik kulitnya dan menjalani hidup dengan caranya
ㅡHarper Lee
~~~
P.S
Hai, this is Uncle!
Hope you enjoy this chapter.Selamat membuka kotak Pandora 💕🍃
Selamat menikmati romansa yang tidak biasa!
KAMU SEDANG MEMBACA
Bittersweet [Meanie]
FanficBittersweet moment kehidupan pernikahan Jeon Wonwoo dan Kim Mingyu, apa jadinya?