Selamat Membaca :)
Alex mengetuk pelan pintu ruang tata usaha yang sedikit terbuka. Beberapa guru sedang menatap ke komputer dan beberapa lainnya sedang saling berbincang. Bahasa tubuh Alex dibuat se sopan mungkin. Sasha hanya diam berdiri di belakang Alex. Karena sebelumnya Alex sudah mengintrupsi Sasha supaya menjaga sikapnya, mengingat mereka masih murid baru sehingga Alex sarankan supaya menjaga imej didepan guru dan siswa lainnya.
Alex yang mengetuk karena dia tidak mau Sasha yang melakukan hal tersebut, mengingat karakter Sasha. Bisa-bisa langsung dicap buruk oleh para guru, atau yang lebih menyeramkan lagi di sidang oleh para guru.
"Assalamualaikum, pak bu" ucap Alex sehalus mungkin.
Seorang guru pria datang dan membuka pintu lebih lebar lagi "Iya, waalaikumsalam. Ayo silahkan masuk" guru itu tersenyum ramah dilihat dari name tag nya, namanya Dr. Anton Prasaja. Sepertinya guru itu berusia sekitar tiga puluhan.
Alex mengangguk dan tersenyum lalu menggandeng erat tangan Sasha untuk masuk kedalam. Sasha hanya menghela nafas pelan.
"Silahkan duduk" kata pak Anton yang sudah duduk di sofa.
Alex mengangguk lalu duduk di sofa yang sudah disediakan, di ikuti juga oleh Sasha. Mata Sasha menyisir seluruh isi dari ruang tata usaha itu.
Ruangan itu ternyata tidak terlalu lebar, luasnya hanya setengah ruangan kamar Sasha. Ada banyak meja yang berjejer rapi disana, juga ada beberapa komputer dan laptop.
Ahh, kenapa saat melihat barang elektronik seperti laptop dan komputer Sasha merasa tidak suka. Karena mereka telah merebut kebahagiaan Sasha bersama keluarganya.
"Kalian anak pindahan baru itu ya?" Tanya Pak Anton memulai pembicaraan.
Alex hanya mengangguk singkat dan tersenyum.
"kalian ini anak kembar apa gimana?" Tanya pak anton antusias, menurutnya muka Alex dan Sasha sangat mirip, perbedaannya hanya pada gendernya yaitu Sasha perempuan dan Alex laki-laki. Selain itu Sasha juga lebih-lebih pendek dari Alex.
Segitu mirip nya wajah Alex sama Sasha, sampai-sampai ada yang nyangka kalau mereka berdua kembar.
Sebelum Alex menjawabnya, Sasha langsung menyela. Dia lupa kalau harus diam dan hanya mengikuti Sasha malah menjawab "Iya pak, kami kembar" Ucap Sasha senormal mungkin.
"Pantesan wajahnya mirip banget. Beda berapa menit?" Tanya pak Anton lagi tersenyum melihat ke arah Sasha.
"Se-" belum selesai Alex ngomong sudah dipotong lagi sama Sasha. Tu anak emang niatnya mau ngiseng in guru. Awas aja ya.
"Beda satu tahun pak, he he" ucap Sasha sambil meringis karena Alex mencubit perutnya.
"Ish, apaan sih Sha" Alex melotot kepada Sasha "Enggak pak, sebenarnya kami gak kembar" jelas Alex.
Pak Anton yang mendengar omongan nyeleneh Sasha hanya tertawa pelan dan menggelengkan kepala.
"Sebentar ya, saya ambilin berkas-berkas untuk kalian" kata pak Anton lalu berdiri dan berjalan dari tempat duduknya.
Dua menit kemudian pak anton sudah kembali dengan membawa 2 stofmap.
"Ini beberapa berkas untuk kalian berdua" pak anton memberikan stofmap itu kepada masing-masing anak.
"Isinya adalah peraturan dan tata tertib siswa, panduan siswa, barang-barang yang harus kalian beli di koperasi dan berkas-berkas lainnya bisa kalian baca sendiri" kata pak Anton ramah.
"Sembari menunggu. Nama kalian siapa?" Tanya pak anton lagi memang tadi mereka belum mengenalkan namanya.
"Alex pak dan ini adik saya-" Alex mengenalkan dirinya lalu menunjuk ke arah Sasha.
KAMU SEDANG MEMBACA
Setitik Rindu ✔
Teen FictionSemoga suka ya, aku mau hapus tapi sayang. Soalnya ini cerita pertama aku. Tapi kapan-kapan bakalan aku revisi. Terimakasih:)