Selamat Membaca kisah Sasha dan Raka dengan senang hati :)
Untuk Sasha, semoga lekas sembuh ya
☺ ☺ ☺
SUDAH tiga ini Sasha tidak masuk sekolah, surat izinnya mengatakan kalau dia sakit demam. Entah kenapa Raka merasa rindu dengan Sasha yang cerewet nya minta ampun.
Apa Sasha sakit gara-gara kemarin gue ngajak makan Sasha direstoran itu ya. Tapi kayanya kemarin dia biasa-biasa aja. Kecuali, Sasha itu biar bagaimanapun juga keluarga yang cukup mampu, jadi gak mungkin lag Sasha akan makan direstoran seperti kemarin. Pantesan kemarin dia ngerengek minta pindah tempat. Mungkin saja dia sakit karena digigit in nyamuk disana - pikir Raka dalam hati dia bertanya pada dirinya sendiri.
Pantas saja, hari ini Raka merasa seperti ada sesuatu yang kurang dari kebiasaan Raka setiap harinya. Mendengarkan teriakan Sasha.
Raka menengadahkan kepalanya menatap lurus langit-langit kelas yang baru dicat putih biru sebulan yang lalu. Mencoba mengingat semua kenangan tentang Sahsa dan kebodohannya saat berangkat dia sekolah.
Yang biasanya setiap hari selalu berisik dengan suara teriakan Sasha, hari ini rasanya sunyi. Yang biasanya selalu berwarna-warni dan cerah, hari ini rasanya seperti semua kelabu. Yang setiap hari selalu bertengkar meributkan masalah sepele, tapi berbeda dengan hari ini. Semuanya terasa sunyi, hampa dan sangat sepi.
Raka menegakkan kepalanya, lalu menggelengkan kepalanya menghapus semua kenangan tentang Sasha dipikirannya, kenapa hari ini Raka jadi melankolis banget sih.
"Raka, nanti sore lo mau jenguk Sasha di rumahnya kan?" Tanya Karin karena dia juga melihat bahwa Sasha hari ini tidak ada dikelas.
Raka masih tetap memerhatikan langit-langir kelas "Iya, nanti pulang gue mau nyamperin dia. Biar dia berangkat besok, gak cuma malas-malasan tidur dikamar doang" ujar Raka
Karin melebarkan senyumnya "Nanti gue ikut ya" kata Karin yang langsung mendapatkan tatapan tajam dari Raka.
Karin menghela napasnya panjang setelah itu dia menghembuskannya pelan "Maksut gue, ntar gue berangkat kesana naik taxi terus nanti kita ketemu disana untuk menjenguk Sasha. Teman-teman yang lain juga mau ikut" ulang Karin karena dia tahu arti tatapan tajam Raka, kalau Raka tidak suka kalau ada orang lain membonceng motor kesayangannya.
Setelah menyelesaikan kata-katanya Karin langsung pergi dari tempat dia berdiri mencoba untuk tidak memperpanjang urusannya dengan Raka.
☺☺☺
Rasanya membosankan sekali mengurung diri dikamar sambil tiduran di kasur dan akan beranjak dari kasur hanya saat ada panggilan alam saja.
Sasha memiringkan badannya untuk memeluk guling nya. Kira-kira sekarang Raka lagu apa ya? Kangen juga rasanya seharian penuh tidak bertemu dengan Raka dan teman-temannya.
Sasha kembali meluruskan badannya dan menatap langit-langit ruangan yang cukup luas dengan satu lampu gantung ukuran cukup besar berada ditengahnya. Dari tadi dia hanya melakukan kegiatan demikian. Mencoba mengingat kembali hal-hal menyenangkan disekolah, termasuk saat bertemu dengan David dan harus adu mulut dengan Raka, apalagi saat harus mendengarkan ceramah dan omelan pedasnya Karin.
Pintu kamar Sasha diketuk dari luar oleh seseorang.
"Iya, masuk" Ujar Sasha pelan.
Ternyata yang tadi mengetuk adalah Bi Narsih - perempuan setengah baya yang sekarang menjadi asisten rumah tangga rumahnya Sasha yang baru bekerja saat mereka pindah rumah. Bi Narsih masuk dengan senyum ramah yang tercetak dibibirnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Setitik Rindu ✔
Novela JuvenilSemoga suka ya, aku mau hapus tapi sayang. Soalnya ini cerita pertama aku. Tapi kapan-kapan bakalan aku revisi. Terimakasih:)