Selamat Membaca kisah Sasha dan Raka dengan senang hati :)
"Untuk apalah ditangisin, orang dia aja gak peduli sama kita. Lihat aja, bahkan dia masih bisa tertawa setelah tau kalau dia salah"
😊😊😊
SASHA terlihat sedang membaca sebuah buku berwarna biru terang dan putih yang ada dipangkuan nya. Iya Sasha sedang membaca scrapbook pemberian Amira dan Nadine saat itu.
Sasha tersenyum sendiri membaca scrapbook biru terang dan putih itu. Rasa-rasanya sudah lama sekali Sasha tidak menghubungi keduanya. Sasha kangen berat dengan mereka berdua. Kira-kira bagaimana dengan keduanya ya setelah Sasha tidak lagi bersama mereka.
Dia sedang memikirkan masa lalunya disekolah yang dulu itu, menyenangkan bisa mengenal Nadine dan Amira dulu. Mulai dari tingkah konyol mereka, tertawa bersama, contek-contekan pr. Pertemanan yang saling menertawakan ketika salah satu dari ketiganya jatuh, setelah puas tertawa barulah akan membantu teman yang jatuh tadi.
Tapi dibalik kenangan menyenangkan itu, ada sepenggal kisah lalu yang tidak mengenakkan untuk dikenang bagi Sasha.
Sulit sekali untuk memaafkan seseorang yang sudah kita cintai dalam-dalam tapi kita malah dibalas dengan penghianatan yang cukup menyakitkan. Rasanya Sasha merasa menjadi orang yang paling bodoh didunia ini karena pernah mencintai manusia sebusuk mantannya itu.
Begitu dalamnya Sasha bernostalgia, hingga tanpa sadar Sasha menitikkan air mata. Air mata yang dulu Sasha pernah janji tidak akan lagi Sasha keluarkan ketika mengingat kebusukan mantannya.
"Loh Sha, lo kenapa?" Tanya Raka bingung setengah mengguncangkan bahunya Sasha.
Saat ini, tempatnya adalah Sasha dan Raka sedang ada ditaman belakang toilet sekolahnya. Awalnya Sasha yang mengajak Raka untuk jalan-jalan sekitaran sekolah, tapi entah kenapa dia memutuskan untuk mengajak Raka pergi ketaman belakang toilet itu. Dia hanya bilang disana adem.
Sasha tersenyum sebentar "gue gak pa-pa kok" kata Sasha mengusap pipinya yang sudah basah.
Raka sungguh kewalahan dan bingung harus dengan apalagi menghadapi manusia seperti Sasha ini, sulit sekali ditebak kapan dia bercanda kapan sedang tidak.
Tapi Raka tidak boleh menyerah, biar bagaimanapun juga Sasha adalah temannya, Raka tidak boleh langsung menyerah begitu saja terhadap Sasha.
Raka menghembuskan napasnya pelan "gak papa gimana nya? Orang nangis gitu kok. Gue gak buat lo nangis kan?" kata Raka.
"Gue gak papa Raka" kata Sasha membalik badannya menghadap Raka.
Raka menempelkan tangannya di pipi Sasha dan menghapus air mata Sasha "kalau gak papa, gak usah nangis dong" kata Raka manis.
Jantung Sasha berdebar begitu cepat akibat perkataan Raka barusan, ditambah lagi posisi wajah mereka sangat berdekatan. Sebenarnya Raka ini cukup manis kalau seperti ini.
Sasha menatap wajah Raka dengan tatapan mata yang berkaca-kaca dan tersenyum.
"Gak usah ge-er dulu, gue bilang kaya gitu karena muka lo kan jelek, kalo lo nangis muka lo gak nambah manis kok, malahan makin jelek. Gue gak bohong; beneran deh" kata Raka menyebalkan.
"Tau ah nyebelin lo" ketus Sasha mengalihkan pandangannya.
Raka hanya tertawa dengan jawaban yang diberikan oleh Sasha barusan.
Sesaat kemudian handphone Sasha berdering, kemudian dia mengecek ponselnya untuk mengetahui siapa yang memberinya pesan barusan.
Nomornya tidak dikenali, tapi dia meminta Sasha untuk memberitahu dimana keberadaan Sasha sekarang ini. Dia juga mencantumkan kalau dia sudah mengetahui dikota mana sekarang Sasha tinggal. Sasha tidak membuka pesan tersebut juga memberikan jawaban apapun kepada orang tersebut. Tapi sesaat kemudian nomor itu mengirimi Sasha pesan lagi. Setelah itu Sasha memberikan balasan kepada pesan tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Setitik Rindu ✔
Teen FictionSemoga suka ya, aku mau hapus tapi sayang. Soalnya ini cerita pertama aku. Tapi kapan-kapan bakalan aku revisi. Terimakasih:)