Selamat Membaca :)
"Kebersamaan lebih berharga dari pada apapun didunia ini"
☺☺☺
Selama perjalanan menuju rumah baru mereka, Sasha lebih banyak diam dan melamun. Kepalanya dia tempel kan pada kaca mobil, pandangannya dia lempar jauh-jauh keluar.
Perjalanan menuju rumah baru menggunakan sopir pribadi keluarga mereka. Seperti yang sudah-sudah. Sopir berada sendiri didepan kemudi, Papa dan Mamanya yang berada di tempat duduk kedua sedangkan Alex dan Sasha ada dibelakang sendiri
Berharap akan ada sesuatu yang berbeda ketika didalam mobil kumpul bersama keluarga. Yang ada malahan Mamanya yang sedang sibuk dengan Ipad nya, papa sibuk sendiri dengan laptop di pangkuannya sedangkan Alex yang tengah membaca buku pelajaran. Menyebalkan.
Sedari tadi kegiatan Sasha hanya melamun atau menatap orang-orang diluar mobilnya. Mereka bahagia karena bisa berbicara dan tertawa bersama dengan keluarga mereka yang hangat. Sedangkan Sasha sendiri? Berdekatan tapi serasa sangat jauh. Sama sekali tanpa pembicaraan.
Hanya suara deru mobil yang menjadi tanda bahwa mobil tersebut terisi oleh orang-orang yang masih hidup.
"Pa, Papa tau gak? kemarin ya Sha dapat nilai tertinggi dikelas lho.. ye" ujar Sasha menaikkan kedua tangannya yang dikepal "Bu Tyas sampe gak henti-hentinya loh muji aku mulu, seneng banget deh dengernya. Apalagi Nita, dia tuh sampe iri gitu sama Sha Pa" tambahnya masih dengan ekspresi menggebu-nggebu.
"Bagus itu baru anak Papa, nanti kamu tingkatin terus disekolah baru kamu. Belajar yang rajin ya, supaya bisa membuat papa sama mama bangga" ujar Papanya panjang lebar namun tidak menoleh sama sekali kebelakang.
Melihat respon Papanya yang menyebalkan. Sasha menghembuskan napasnya pelan, Papanya masih saja tidak berkutik dari laptopnya. Lagian kan menoleh sedikit kan gak pa-pa, selain itu Sasha juga seneng kok.
"Ma, ini Sha liat di toko Online baju bagus-bagus sekali loh Ma. Kapan-kapan kita jalan-jalan bareng ya Ma, beli baju, makan-makan. Kita kan udah lama gak jalan bareng, kangen deh masa-masa itu" Ujar Sasha menaikkan gawai yang ada ditangannya, meskipun dia tau sih respom Mamanya pasti gak jauh beda dengan Papanya.
Sasha hampir terbelalak karena melihat Mamanya menoleh kearahnya. Meskipun itu hanya hal sederhana, namun ada perasaan senang dan bahagia disana.
"Iya sayang, udah kamu centang in aja baju yang kamu mau. Terus kamu pesen lewat Online saja, kamu kan sudah Mama buatin rekening" ujar Mamanya.
Sasha memutar bola matanya, ternyata jawaban dari Mamanya juga tidak memuaskan.
"Kak, main yuk" ajak Sasha kepada Alex yang tengah sibuk membaca buku disampingnya.
"Males ah, lo gak lihat gue lagi apa? udah sana lo belajar biar nilai lo bagus-bagus" kata Alex matanya tak bergerak dari bukunya.
"Belajar mulu, gak disekolah, gak dirumah, gak dimobil, sekalian aja di jalan" ujar Sasha memajukan bibirnya.
Alex menolehkan kepalanya kearah Sasha yang masih monyong, lantas dia menarik sejumput rambut Sasha yang mengejek nya membuat si pemilik rambut menjerit kesakitan.
"Kenapa sayang?" Tanya Papanya karena mendengar suara mengerikan Sasha.
Sasha tersenyum dalam hati, ini adalah waktunya pembalasan.
"Kak Alex rese Pa, masa tadi rambut Sasha dijambak keras banget. Sakit Pa" Sasha memajukan bibirnya "tuh sampe rambut Sasha yang bagus nih, pada ketarik lepas semua Pa. Sakit beud Pa, sampai rasanya nyut-nyutan" tambahnya memasang tampang terluka dan memegang rambut dam kepalanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Setitik Rindu ✔
Fiksi RemajaSemoga suka ya, aku mau hapus tapi sayang. Soalnya ini cerita pertama aku. Tapi kapan-kapan bakalan aku revisi. Terimakasih:)