Selamat Membaca dan menikmati cerita Rakasha:)))
"Ingat ya kak, perhatian yang berlebihan itu tidak sehat dia harus mandiri karena dia sudah besar"
☺☺☺
"LO siapa nya dia?" Tanya Alex datar kepada Raka menunjuk Sasha.
Mata Alex menatap tajam ke arah Raka, yang ditatap malahan gatau diri malah cengengesan gak jelas. Dan semakin membuat Alex naik pitam ingin segera mencabik - cabik Raka.
Tentu saja Alex sangat membatasi pertemanan Sasha, setelah Sasha disakiti perasaan nya oleh Liam dulu. Alex tidak ingin ada orang yang mendekati Sasha yang hanya akan mampir, menjanjikan cinta besar akan selalu setia lalu pergi dengan menorehkan luka di hatinya Sasha lagi.
Cukup Liam yang menyakiti perasaan Sasha saja, yang lainnya jangan dan gak boleh ada lagi. Ini semua juga salah nya Alex sih, dulu dia yang tidak memerhatikan adiknya sehingga bisa kecolongan.
Dia sangat memaksa Sasha untuk membentengi hatinya tinggi-tinggi dan tebal supaya dia tidak dikecewakan yang kedua kalinya. Terlebih lagi Sasha masuk kedalam list cewek yang gampang sekali baper dan dengan mudahnya memakan mentah-mentah omongan laki-laki.
Ini memang sangat tidak adil bagi Sasha, tapi Alex hanya tidak mau kalau Sasha disakiti lagi. Dia sangat menyayangi Sasha apapun itu.
"Lo ada hubungan apa sama dia sha, apa lo gak ingat kejadian tempo hari?" Tanya Alex halus kepada Sasha.
Sementara yang ditanya hanya diam seribu bahasa, Sasha hanya menatap Alex, sorot matanya sendu. Alex selalu saja berhasil membuat Sasha bungkam. Seperti di solasi rangkap lima.
Alex menatap lembut ke arah Sasha, ini memang perubahan 180° kalau tadi saat melihat Raka dia menatap tajam lain halnya saat menatap Sasha. Alex akan selalu berbuat baik kepada Sasha.
Sasha adalah adiknya Alex yang sangat disayangi oleh Alex. Sedangkan Raka adalah orang yang menganggap perhatian Alex ini terlalu over kepada Sasha. Padahal sih, Sasha merasa biasa saja sih; tapi terkadang dia juga terganggu dengan sikap nya Alex yang terlalu kontrol terhadap dirinya.
"Sepertinya disini ada perang saudara. Sebaiknya gue pergi aja dulu. Kalian selesaikan dulu masalah kalian sementara gue mau kembali ke kelas" pamit Raka, dia berdiri menatap Sasha dan Alex satu persatu.
"Lo pergi aja sono, gak penting lo ada disini" ketus Alex.
Semenjak tadi memang Alex tidak suka dengan adanya Raka di kantin bersama dengan Sasha.
"Ya emang gue mau pergi, gue juga gak suka hidup selalu dikekang. Dirasa hidupnya Sasha lo yang ngatur apa. Padahal kan lo gak pernah tau takdir hidup seseorang kedepannya akan gimana. Bisa jadi kedepannya Sasha akan menjadi pacar gue" jawab Raka tak kalah ketus.
Sasha tercengang dengan pernyataan Raka barusan. Dia gak nyangka Raka akan berkata demikian. Sungguh sebentar lagi Alex akan marah besar.
"Lagian ya, berteman dengan siapa saja kan hak asasi setiap manusia. Kalo lo gak ngebolehin Sasha berteman dengan gue atau yang lainnya berarti lo melanggar hak asasi manusia dan tentunya itu akan mendapatkan hukuman" jawab Raka enteng.
Alex melotot dan semakin mempertajamkan pandangannya. tingkat kemarahannya sudah di puncak dan sebentar lagi emosinya akan meledak.
Padahal kan maksudnya Alex bukan seperti yang dituturkan oleh Raka. Raka sudah salah paham perihal perhatiannya Alex. Bagaimana kalo Sasha bergaul dengan Raka, nantinya Sasha akan dicuci otaknya dan akan mulai berani menentang perkataan Alex. Ah, ini gak boleh terjadi.
Sebenarnya Alex itu bermaksud baik kok sama Sasha, hanya saja mungkin caranya salah. Tapi tetep itu yang terbaik untuk Sasha menurutnya.
Alex mengenggam tangannya sediri kuat-kuat, matanya menatap tajam ke arah Raka. Sungguh sorot matanya kali ini mengatakan tidak suka kepada Raka. Alex hampir berdiri namun Sasha mencegah nya dengan mengenggam tangan Alex.
"Mendingan lo balik aja ke kelas ka" pinta Sasha dengan halus, dia gak mau akan ada keributan lagi jika Sasha mengatakan nya dengan teriak-teriak.
"Iya gue juga mau ke kelas, ngapain diam disini ada orang kolot" jawab
Sesaat Sasha melihat Raka keluar dari kantin, dia melihat Raka kembali lagi "ingat ya kak, perhatian yang berlebihan itu tidak sehat" ucapnya "sama hal nya dengan makan yang banyak, bagaimana menurut kakak, tentu tidak enak kan rasanya. Mending kalau makanannya di habisin, kalau enggak kan jatuhnya mubazir." ujar Raka mengedipkan sebelah matanya ke arah Alex. Lalu dia berjalan keluar dari kantin.
Sasha terus memandang punggung Raka hingga tidak terlihat lagi. Awas aja, nanti Sasha akan memberikan pelajaran kepada Raka.
"Kak, ini kakak beli maskernya dimana? Soale bagus kak, Sha suka" ujar Sasha tersenyum simpul. Dia berusaha mengalihkan pembicaraan supaya tidak hanya saling diam seperti ini.
Sasha mengubah posisi badannya menghadap ke arah Alex. Sebenarnya maskernya biasa aja sih, tapi ini adalah alasan untuk tidak membuat Alex membisu seperti ini.
"Lo gak lagi mikirin apa-apa kan Sha?" Jawab Alex.
Jawaban yang diberikan Alex ini sebenarnya masih membicarakan soal yang tadi, dia gak mau kalau Sasha sekarang sedang mikirin macem-macem tentang Alex dan merencanakan sesuatu di belakang Alex.
"Kakk pliss..." ujar Sasha pelan dan halus.
Alex menghembuskan napasnya pelan. Benar saja, Sasha berusaha membujuk Alex dan sekarang Sasha berhasil membujuk Alex.
"Iya, gue ini beli di apotek depan" jawab Alex singkat.
"Oh" putus Sasha.
"Ayo Sha, gue anter lo ke kelas ini udah seharusnya jam masuk kelas" ujar Alex dia sudah berdiri.
Sasha segera memakai maskernya untuk menutupi luka memar di pipinya.
Selama perjalanan menuju ke kelas Sasha dan Alex hanya saling diam; suara langkah kaki keduanya yang menemani perjalanan mereka.
Aneh, ini seperti bukan Sasha memang dia selalu berteriak-teriak dan ribut kali ini dia juga memilih dia dan membisu. Dia juga dibuat bingung dengan sikapnya Alex, dia berubah menjadi hening dan tidak jahil. Sebenarnya Sasha memiliki ribuan pertanyaan dalam benaknya, akan tetapi setiap kali dia ingin mengatakannya mulutnya selalu dibuat bungkam oleh dirinya.
Padahal permasalahan ini hanyalah sepele seharusnya kan bisa diselesaikan dengan baik. Ini malah dibuat pelik sendiri.
Sebelumnya Sasha dan Alex tidak pernah ada permasalahan serumit ini. Tapi, sejak datangnya orang baru dalam kehidupannya Sasha yaitu 'Raka' semuanya dipaksa harus berubah.
Sasha harus menjadi orang yang lebih mandiri, tidak manja dan tidak boleh selalu bergantung dengan Alex. Itu tidak baik buat Sasha.
☺☺☺
Gak nyambung maaf ya:vv
Vote+comment ya 💙 💙 💙
Follow ig.
@lulukkmrSalam Hangat
Luluk 😘
KAMU SEDANG MEMBACA
Setitik Rindu ✔
Teen FictionSemoga suka ya, aku mau hapus tapi sayang. Soalnya ini cerita pertama aku. Tapi kapan-kapan bakalan aku revisi. Terimakasih:)