Selamat Membaca kisah Sasha dan Raka dengan senang hati :)
☺ ☺ ☺
"MAMPIR dulu yuk kak" ajak Sasha saat mobil David sudah berhenti didepan rumah nya Sasha.
David tersenyum sebentar "boleh, tapi lain kali saja ya Sha, gue masih ada urusan" kata David halus.
Memang perkataan David selalu mampu membuat para perempuan yang ada didekat nya dibuat jatuh cinta dan baper kepadanya dan setiap ucapannya.
David menyalakan kembali mobilnya lalu langsung pergi melesat meninggalkan pekarangan depan rumah Sasha. Sasha melambaikan tangannya dan juga dibalas David. Sasha masih tetap berdiri diam ditempatnya sampai mobil David tidak lagi terlihat mata.
Sasha masuk kedalam rumahnya. Lagi-lagi Mama dan Papa nya belum pulang. Dirumah hanya ada Alex yang masih membaca buku di ruang tamu.
"Pulang sama siapa Sha" kata Alex datar, matanya masih tetap fokus kepada buku yang ada di tangannya.
"Kepo" ketus Sasha, kakinya masih tetap berjalan menuju kamarnya dilantai atas.
"Sasha" Teriak Alex keras.
Sasha yang sudah berdiri ditingkat rumahnya menghembuskan nafasnya gusar. Lalu membalikkan wajahnya kebelakang. Disana sudah ada Alex yang berdiri. Sasha menaikkan kedua tangannya seolah mengatakan "apa?".
Tapi tidak ada jawaban dari Alex, akhirnya Sasha melanjutkan perjalanan menuju kamarnya. Lagi-lagi Alex meneriaki namanya, kali ini Sasha tidak menghiraukan nya dia terus saja berjalan. Biarin saja Alex. Nanti kalau capek dia juga diam sendiri.
Sasha membuka pintu kamarnya lalu menutupnya rapat-rapat. Sasha menggebrakkan tasnya ke kasurnya. Setelah itu dia mengganti pakaiannya, walaupun dia masih badmood dia juga tidak lupa untuk mengganti pakaiannya. Kalau sampai ketahuan dia masih memakai seragam dirumah, bisa-bisa dia kena omel Mamanya lagi. Walaupun Mama dan Papanya jarang dirumah, tapi dia paling tidak suka jika diomelin, dibanding-bandingkan. Ah, menyebalkan.
Setelah itu Sasha berjalan dan duduk di meja belajarnya. Sasha membuka-buka laci mejanya mencari buku diary nya. Buku Diary itu berwarana merah muda dengan gambar love di cover nya, papa nya yang membalikkan nya saat Sasha duduk di bangku SMP. Tangan Sasha kembali mencari sesuatu, setelah ketemu tangannya dengan terampil menuliskan sesuatu dibukunya.
"Ada perasaan menusuk saat kamu mulai membahas tentang dia. Sebegitu berartinya dia untukmu ya? Haha, aku aja yang terlalu berharap lebih kepadamu, berharap kamu menyudahi nya dan memulai nya dengan ku. Ah, Padahal sih, kamu menganggapnya biasa aja, kamu hanya menganggap ku sebagai teman atau adik kelas biasa tapi aku tidak mau itu. Mungkin kamu juga tidak melihatku meskipun aku ada di sampingmu. Ragamu memang ada disini, tapi pikiranmu masih mencari tentang dia"
Setelah puas menulis di diary nya Sasha merebahkan badannya ke kasur. Dia mulai memejamkan matanya, hari yang sungguh melelahkan bagi Sasha. Bukan hanya fisiknya yang lelah, hatinya juga lelah. Lelah menunggu kamu yang tidak peka.
Sesaat dia hendak tertidur Alex meneriaki namanya.
"Kenapa kak?" Tanya Sasha yang juga teriak dari kamarnya.
"Ini ada temen mu yang nelpon ke telepon rumah" Teriak Alex suaranya sih dari ruang keluarga.
"Bilang 'iya' aja setelah itu tutup telepon nya" balas Sasha dengan teriak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Setitik Rindu ✔
Ficção AdolescenteSemoga suka ya, aku mau hapus tapi sayang. Soalnya ini cerita pertama aku. Tapi kapan-kapan bakalan aku revisi. Terimakasih:)