Selamat Membaca kisah Sasha dan Raka dengan senang hati :)
Kalau sakit di UKS aja, gak usah kemana-mana. Kan akunya jadi khawatir
☺☺☺
"TAU nya lo disini ya? Pake alasan ke gak enak badan lah, di UKS lah. Bilang aja lo mau bolos" Raka menepuk keras bahu Sasha. Sasha yang sedang makan pun langsung tersedak pelan, dia kan disini gak sendirian, sedang menunggu Alex yang lagi ke pergi karena sedang membeli sesuatu.Buru-buru Sasha mengusir Raka, tapi yang diusir masih tetap berdiri ditempat tak bergeming sedikitpun, karena kalau Alex melihat Sasha sedang bersama dengan cowok pasti Alex akan memarahinya lagi gara-gara masalah Liam kemarin.
Memang tadi Karin meninggalkan Sasha sendirian di UKS. Mana berani sih Sasha sendirian? Perutnya juga saat itu tengah tak berkompromi.
Alhasil setelah lima menit Sasha baringan di UKS melarikan diri ke kantin. Lagian Sasha itu tipikal manusia yang gak bisa ditinggal walau semenit, penakut lagi.
Di kantin Sasha melihat Alex sedang makan bakso dan segelas coklat, Sasha mendekati Alex dan memesan dua mangkok bakso dan tiga gelas.
Raka yang melihat semangkuk bakso yang tinggal kuahnya saja dan dua buah gelas yang berjejer disamping nya. Itu pun sekarang Sasha sedang makan bakso.
Sasha berada dikantin dan dia sedang makan dua porsi bakso dan tiga gelas es coklat. Mana ada sih cowok yang mau sama Sasha, ntar yang ada mereka bangkrut karena bayarin makanannya Sasha.
Lihat aja, perut sekecil itu tapi bisa menampung makanan dalam jumlah yang bisa di katakan besar.
"Biarin lah, kan gue laper, kata Mama gue kalau laper ya makan, salah ya gue ikutin nasihat Mama? Ngapain lo disini, mau bayarin? Yaudah sono gih kalau mau bayarin makanan gue. Gue pesan semangkuk bakso sama dua coklat" suruh Sasha.
Gak tau malu emang, jelas-jelas Raka melihat ada dua mangkok bakso dan tiga gelas es coklat dimeja nya Sasha. Makannya aja yang banyak, tapi duit gak punya.
"Dih, ogah gue. Kata Karin lo ada di UKS terus gue carilah lo ke UKS, tapi lo gak ada taunya lo malah disini. Sakit kok malah kesini kan aneh" omel Raka dia duduk di samping Sasha yang sedang makan.
Raka gak tau apa kalao Sasha itu sangat penakut dan parno an.
Iyalah Raka gak tau emang Raka siapa nya Sasha? Emaknya? Emaknya aja kadang gak tau sama maksud nya Sasha.
"Gue itu emang lagi sakit ka!" Teriak Sasha tidak berpaling dari makannya, mulutnya masih penuh dengan makanan yang dikunyahnya. Tangan kanan memegang sendok yang masih ada potongan bakso.
Raka menggelengkan kepalanya "Ya kalo sakit itu di UKS gak disini, makannya kaya orang kesurupan lagi. Lo tau ini jam berapa?"
"Ya kan gue laper, udah ah kalo lo disini cuma mau ceramah in gue mendingan lo pergi aja sono" ujar Sasha dia mengalihkan pandangannya ke arah Raka yang disampingnya, manyun.
Raka yang melihat Sasha manyun seperti ini lucu rasanya, dia setengah menahan tawa. Tapi perhatiannya teralihkan saat melihat luka memar tipis di pipi Sasha. Tipis sih, tapi masih bisa terlihat.
"Pipi lo kenapa?" Tanya Raka memegang pipi Sasha. Penglihatannya emang masih tajam.
Sasha termangu sebentar karena menurutnya perlakuan Raka barusan sangat manis. Lalu dia menggelengkan kepalanya dan menepis tangan Raka yang masih menempel di pipi nya.
"Kepo banget sih lo" ujarnya manyun.
"Hih, Gue nanya ya" ketus Raka.
"Terus apa gunanya lo tau kenapa pipi gue, abang gue bukan, ayah gue juga bukan, pacar apalagi" tukas Sasha "bukannya tadi gue udah bilang ya, kalo gue itu masih, sakit sakit sakit!" ulang Sasha teriak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Setitik Rindu ✔
JugendliteraturSemoga suka ya, aku mau hapus tapi sayang. Soalnya ini cerita pertama aku. Tapi kapan-kapan bakalan aku revisi. Terimakasih:)