Selamat Membaca kisah Sasha dan Raka dengan senang hati :)
Sulit untuk membuat mu percaya, cinta yang kuberikan tidak lah gurauan dan omong kosong belaka. Semuanya pure aku mencintaimu.
☺ ☺ ☺
Ternyata Raka hanya mengajak Sasha ketempat terdekat di kota ini saja. Raka bilang, waktunya sudah cukup sore untuk pergi ketempat jauh dan katanya anak perempuan gak baik pergi malam-malam apalagi di tempat yang sepi.
Sasha hanya manggut-manggut saja ketika Raka menjelaskan mengenai alasan dan tempatnya. Karena dia sudah tidak sabar untuk berada ditempat yang hendak mereka tuju.
Raka mengajaknya ke alun-alun kota yang kebetulan tempatnya tidak jauh dari sekolah. Meskipun demikian, Sasha sudah sangat bahagia karena dia tidak akan mati kesepian dirumahnya.
"Raka" panggil Sasha yang hanya dibalas gumanan gak jelas dari Raka.
"Ihh, Raka" panggil Sasha sekali lagi.
"Ya, sayang" kata Raka dengan nada yang manja.
Seolah mendapatkan petir disiang bolong, Sasha terkejut dengan kata yang diucapkan Raka barusan. Meskipun tak sepenuhnya kaget sih, tapi sebagian yang lainnya dia merasa senang dipanggil demikian.
Karena seumur-umur yang selalu memanggilnya dengan ucapan sayang adalah baru mamanya, papanya saja memanggil Sasha dengan kata 'adek'.
Hari ini, sore ini juga dia dipanggil dengan sebutan sayang oleh orang yang entah akhir-akhir ini sering muncul dihati dan pikiran Sasha. Hal tersebut tentu akan menjadi kenangan tersendiri bagi Sahsa.
Sasha tersenyum-senyum sendiri, hatinya sedang merasa bahagia. Tapi, pikirannya selalu seolah-olah menyadarkan Sasha bahwa barusan adalah Raka yang mengucapkan, Sasha tau sendiri sifatnya Raka bagaimana.
"Kok lo diem sih?" Tanya Raka karena Sasha diam beberapa saat, uang membuat Raka terheran-heran.
Sasha masih tenggelam dengan lamunan nya, sehingga dia tidak mendengar ataupun merespon ucapan dari Raka.
"Sha lo masih ditempat kan? Lo gak jatuh kan?" Ulang Raka, nada suaranya mulai terdengar khawatir, karena dia masih membawa anak orang yang mungkin otaknya kurang setengah persen.
Sasha masih tetap tidak merespon ucapan Raka.
Akhirnya tanpa ba-bi-bu lagi, Raka meminggirkan motornya dengan tujuan untuk berhenti sejenak dan mengecek keadaan Sasha yang sedari tadi hanya diam saja. Bisa saja Sahsa hari ini sedang kumat dan kebetulan buruknya Sasha tidak membawa obatnya.
Raka membalikkan badannya melihat wajah Sasha yang masih tersenyum-senyum sendiri "Woy Sha" kata Raka mengguncangkan sebelah bahu Sasha pelan setelah keduanya berada di pinggir trotoar.
Sasha tersadar akan lamunan nya lantas langsung menggerojoki Raka banyak pertanyaan seperti orang linglung dan dilanda kebingungan.
Raka lagi-lagi mengguncangkan kedua bahu Sahsa dengan keras.
"Sha, sadar" ujarnya keras.
Melihat ekspresi wajah Raka dan Raka mengguncangkan keras bahunya dia mulai kesakitan dan semakin bingung dengan kelakuan aneh Raka "Apaan sih lo. Sakit tau, gue dari tadi juga enggak tidur" ujarnya ketus menyingkirkan tangan Raka dari bahunya.
"Lo gak tidur, tapi lo bikin gue khawatir dan takut. Gue kira tadi lo kesambet setan mana" ujar Raka tak kalah ketus nya.
"Ngoceh mulu, diem lo" ketus Sasha keras.
KAMU SEDANG MEMBACA
Setitik Rindu ✔
Novela JuvenilSemoga suka ya, aku mau hapus tapi sayang. Soalnya ini cerita pertama aku. Tapi kapan-kapan bakalan aku revisi. Terimakasih:)