41 - Sasha|Bullshit

19 0 0
                                    

Selamat Membaca kisah Sasha dan Raka dengan senang hati :)

☺ ☺

Aku gak bermaksud seperti itu

☺ ☺ ☺

Hari ini adalah hari sabtu, tentu ini adalah weekend dan waktu untuk Sasha dimana dia bisa bermalas-malasan dan tidur dirumahnya saja.

Tapi, sepertinya Sasha tidak menikmati hari liburnya, dia malah merasa bosan dan ingin cepat-cepat kembali kesekolah saja.

Hatinya masih merasa bersalah dan gak enak ketika kemarin dia main pergi meninggalkan Raka begitu saja saat Raka mengatakan isi hatinya. Seharusnya kemarin dia tidak perlu meninggalkan Raka dan memilih untuk meminta penjelasan lebih lanjut kepada Raka saja. Mana dia pulangnya masih tetap masih bareng Raka juga. Sasha marah dan pergi karena kemarin dia shock mendengar Raka mengatakan demikian.

Sasha ingin pergi kerumah Raka hanya sekedar untuk menjelaskan kepada Raka mengenai kejadian kemarin. Tapi dia sedikit gengsi, kalau harus pergi kerumah Raka hanya untuk meminta maaf kepada Raka. Karena dia kan cewek sedangkan Raka itu cowok, seharusnya kan Raka yang nyamperin dia, bukan kebalikannya.

Kalau Sasha yang nyamperin Raka, ntar dikiranya kalau Sasha itu ngarep banget sama Raka. Dan Sasha gak mau itu karena itu akan menurunkan harga diri Sasha dimana dia sangat menjunjung tinggi image nya sebagai perempuan.

Sasha haru memikirkan alasan lain untuk berkunjung kerumah Raka.

Ah, dia teringat sesuatu, kemarin kan Raka meminjamkan jaket nya kepada Sasha. Hal tersebut bisa menjadi alasan untuk Sasha berkunjung kerumah Raka. Karena kan bisa jadi Raka sedang sangat membutuhkan jaket itu.

Segera Sasha berlari kebelakang dan menemui bi Narsih untuk menanyakan perihal mengenai jaket Raka itu.

"Bi" panggil Sasha saat dia sudah berdiri tepat diambang pintu pembatas antara dapur dengan ruang makan. Matanya menelusuri setiap sudut dapurnya. Padahal sudah lama dia tinggal dirumah itu, tapi Sasha masih saja belum hafal setiap jengkal sudut rumahnya.

Sasha menemuka bi Narsih sedang didepan meja masak, bi Narsih terlihat dengan telatennya mengirisi sayuran didapur.

"Iya non" bi Narsih menegakkan kepalanya untuk melihat Sasha lebih jelas.

Sasha tersenyum melihat bi Narsih "Jaket Sha yang kemarin dimana bi?" Tanya Sasha mendekat kearah bi Narsih berdiri.

"Jaket yang mana non?" Tanya bi Narsih. Pasalnya dia bingung, karena jaket milik nya Sasha ini banyak macam dan aneka warnanya, setiap harinya juga selalu menumpuk diatas mesin cuci.

"Yang kemarin Sha pake, Jaket nya itu kaya jaket cowok gitu terus warnanya biru tua hampir hitam gitu" jelas Sasha kepada bi Narsih.

Bi Narsih terlihat memejamkan matanya berpikir sebentar.

"Oh, iya non. Tapi masih dijemur dibelakang...." kata bi Narsih tapi Sasha memotong pembicaraan bi Narsih dengan cara langsung lari melesat kehalaman belakang rumah.

Setelah itu dia kembali dengan membawa jaket yang disampirkan diengannya masih dalam keadaan berlari dia berkata setengah menjerit "jaket nya sudah Sha ambil ya bi. Makasih" teriaknya langsung mengarah kekamarnya.

☺ ☺ ☺

Sasha mengetuk pelan pintu rumah berwarna hitam itu, pintunya sudah setengah terbuka dari dalam, yang itu sudah pasti bahwa ada orang didalamnya. Gak mungkin pintu akan dibiarkan terbuka tapi orangnya pergi.

Setitik Rindu ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang